Naumi baru saja keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk kimono. Ia tidak ingin terlalu memikirkan apa yang di ucapkan Asista dan Regav, Naumi menganggap itu hanyalah lelucon yang tidak pantas di tertawakan.
Naumi bergegas memakai seragam sekolah, menatap dirinya lewat pantulan cermin, tersenyum di balik bibir pucatnya.
"Aw... Perut Gue kenapa sakit sih?" Keluh Naumi meremas perutnya.
Naumi duduk di kursi rias yang berada di dalam kamarnya, meremas perut yang tiba-tiba terasa sangat sakit.
"Gue belum makan dari semalam. Semalam, Gue juga cuma makan roti dari Lintang" ujar Naumi.
Naumi mengambil uang yang berada di tas selempangnya, berusaha bangkit dan keluar rumah untuk membeli makanan.
Naumi jalan dengan tertatih, serta perut yang ia remas, berpegangan dengan tembok agar tubuhnya tidak oleng, karna sakit di perut nya tidak main-main.
"Kuat Naumi, Ayo kuat!" Naumi berusaha menyemangati dirinya sendiri.
Dengan pelan, Naumi membuka pintu.
Naumi tidak kuat menopang tubuhnya, pandangannya seketika buram dan ia merosot ke lantai.
Bruk...
Naumi tidak sadarkan diri tepat di ambang pintu rumahnya.
"Naumi!"
Regav yang kebetulan ingin menemui Naumi pun datang tepat waktu. Regav memangku kepala Naumi, dan menepuk pipi Gadis itu pelan.
"Naumi, Kamu kenapa? Ayo bangun, Naumi" ucap Regav khawatir.
Regav mengangkat tubuh Naumi dan memasukkannya ke dalam mobil.
Mengendarai mobil dengan kecepatan di atas rata-rata, Regav ingin membawa Naumi kerumah sakit, karna Regav takut ada hal buruk yang menimpa Gadis itu.
Selang beberapa menit, mereka sudah sampai di rumah sakit. Regav mondar-mandir di ruang IGD, fikirannya kalut tidak tentu arah, hanya ada Naumi di hati dan fikirannya saat ini.
Kret...
Pintu ruang Igd terbuka, Dokter laki-laki tersenyum menatap Regav.
"Bagaimana keadaan Naumi, Dok?" tanya Regav.
"Pasien baik-baik saja, Pak. Hanya saja asam lambungnya kumat, sepertinya Pasien telat makan." jelas Dokter.
"Pasien sudah sadar, Bapak bisa menjenguknya" sambung dokter itu.
"Terimakasih, Dok"
Regav bergegas masuk ke ruang IGD, berjalan dengan cepat mendekati Naumi yang sedang duduk dengan tatapan kosong.
"Naumi, Kamu tidak apa-apa kan? Ada yang sakit? Ayo katakan!"
Naumi menggeleng pelan.
"Permisi Pak, pasien harus makan terlebih dahulu, Karna perut pasien belum terisi" ucap Suster yang baru saja datang membawa nampan berisi bubur dan air putih.
"Terimakasih, Sus. Biar Saya yang urus" ucap Regav dan di angguki Suster.
Setelah kepergian suster, Regav mengambil mangkok bubur tersebu, dan duduk di sebelah Gadis itu.
"Kamu harus makan, Naumi. Kamu tidak boleh telat makan seperti ini" ucap Regav mengaduk bubur tersebut.
"Saya mau pulang" ujar Naumi.
"Jangan dulu, Ya! Kamu harus dirawat sampai benar-benar sembuh" larang Regav.
"Tuan, Stop perduli dengan Saya. Saya tidak ingin merepotkan siapapun. Lagipula, Saya tidak memiliki uang untuk membayar rumah sakit"
KAMU SEDANG MEMBACA
KHIANAT (End)
ChickLittentang NAUMI Gadis penuh luka, hidupnya sepi dan hampa. saat fisik dan hati di tikam secara bersamaan, disitulah mulainya penderitaan. senja dan hujan, teman terbaik memulihkan luka. menjadi tempat ternyaman untuk berteriak kencang bahwa Aku baik...