khianat 33

5.9K 448 18
                                        

Ren menatap wajah polos Namun yang sedang tertidur pulas. Terlihat dari wajahnya, Gadis itu sangat kelelahan karna Ren menghajarnya habis-habisan.

Ren tersenyum tipis membayangkan Wajah Naumi saat itu, tatapan sendu Naumi yang menghangatkan dan Ren tidak menemukan tatapan saat pertama ia bertemu saat di cafe itu.

Ren mengulurkan tangannya untuk mengeluarkan pipi Naumi, wajah Gadis itu tepat di hadapannya, ingin rasanya Ren kembali menggeluti Naumi.

Ugh

Naumi menggeliat dan membuka matanya pelan menyesuaikan cahaya yang menerobos penglihatannya.

"Sudah bangun, Hm?"

Suara serak seorang laki-laki berhasil mengejutkan Naumi.

Naumi langsung menggeser tubuhnya. "Tuan kenapa bisa di sini?" tanya Naumi.

Ren menautkan kedua alisnya. "Ini kamar Saya"

"Apa yang Tuan lakukan?"

"Apa? Saya tidak melakukan apa-apa" jawab Ren.

Naumi mengintip selimut yang membungkus tubuhnya, tak lama dari itu melebarkan kedua mata tidak percaya atas apa yang sekarang ia lihat.

"APA YANG TUAN LAKUKAN?"

Naumi menarik rambut dan memukul kepalanya dengan kuat.

Ren mendekati Naumi lalu mencekal kedua tangan Gadis itu. "Kamu yang memintanya, Naumi. Saya hanya menuruti apa yang Kamu inginkan"

"Bodoh kamu Naumi, Bodoh!"

Naumi menangis histeris menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Kenapa bisa hiks... Kenapa seperti ini hiks..."

Ren mengacak rambutnya, lalu menyentuh kedua bahu Naumi dan menatap Gadis itu.

"Maafkan Saya, Naumi. Saya akan bertanggung jawab" ucap Ren.

"GAK, SAYA GAK MAU" pekik Naumi mendorong tubuh Ren.

Naumi menarik selimut itu dan kembali membungkus tubuhnya, Masih dalam keadaan air mata yang menetes deras.

Lutut Naumi terasa lemah saat kenyataan kembali membuatnya tersiksa. Mahkota yang sudah belasan tahun ia jaga dengan susah payah, dan Kini orang baru yang hadir di hadapan Naumi dengan mudah mengambilnya.

"Naumi tenang, Jangan seperti ini"

"Kenapa Tuan lakuin itu? Seharusnya Tuan menghindar, bukan malah sebaliknya"

"Saya laki-laki normal, Naumi. Saya juga tidak bisa menolaknya"

Naumi semakin terisak. Entah bagaimana kehidupan Naumi kedepannya setelah ini, apakah Naumi masih bisa membanggakan mahkotanya yang telah rusak? Naumi Rasa itu tidak mungkin.

"Saya akan bertanggung jawab, Naumi. Kamu tidak perlu khawatir" ucap Ren berusaha menenangkan Naumi.

"Saya sudah hancur, dan Tuan malah semakin menghancurkan hidup Saya. KENAPA SAYA TIDAK DI IZINKAN BAHAGIA? KENAPAAA?" pekik Naumi.

Ren membawa tubuh Naumi kedalam dekapannya, mengelus rambut gadis itu berusaha menangkan Naumi yang masih kacau.

"Ada apa dengan hidup Gadis ini?" batin Ren.

Naumi terisak di dalam dekapan Ren, meremas selimut yang masih membungkus tubuh dan memejamkan matanya merasa sakit yang amat perih di hatinya.

"Usst! Tenang Naumi, Ada Saya yang akan membahagiakan Kamu"

"Saya memang orang yang baru saja Kamu kenal, dan Saya juga yang menyebabkan Kamu masuk begitu dalam di kehidupan Saya. Tetap bersama Saya, Saya akan membahagiakan Kamu"

KHIANAT (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang