Regav menarik kasar tangan Naumi dan menyeretnya keluar dari cafe itu. Mendorong tubuh Naumi agar masuk ke dalam mobil, lalu Regav bergegas menuju kursi pengemudi.
Mobil hitam milik Regav melaju dengan kencang, sedang Vee yang juga melihat itu tidak tinggal diam, Ia mengikuti kemana mobil Regav melaju.
"LO MAU APA SIH SEBENARNYA?" Nafas Naumi memburu, berusaha mengontrol emosinya agar tidak meledak.
Regav diam, Dia tidak menjawab apa yang Naumi katakan. Sorot mata laki-laki itu menghunus ke arah jalanan yang ia lewati, tersirat emosi yang memuncak.
"JAWAB!" pekik Naumi.
"DIAM, NAUMI!" balas Regav tidak kalah kencang suaranya dari Naumi.
"LAKI-LAKI BRENGSEK"
Regav semakin menambah kecepatannya saat Ia mengetahui ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Saat di tikungan Regav berhasil mengecok mobil Vee.
"Sialan! Saya kehilangan jejak" umpat Vee memukul stir mobil.
Regav tersenyum puas. Selang beberapa menit, Mobil itu berhenti di salah satu hotel yang memiliki 8 lantai.
Regav menarik tangan Naumi kasar dan membawanya masuk ke dalam hotel itu.
"Diam, atau Saya lebih jahat dari ini" bisik Regav saat berhadapan dengan resepsionis.
*gitu gak sih tulisannya 🥴
"Kurang ajar" umpat Naumi lalu melepas kasar cekalan dari Regav tetapi Gadis itu masih berdiri di samping Regav.
Setelah Regav selesai memesan satu kamar, Dia kembali menarik Naumi dan membawanya ke lantai tiga.
"Lepasin Gue!" Naumi berusaha melepas tarikan dari Regav.
"Saya tidak akan melepaskan Kamu, Naumi" jawab Regav.
"MAU LO APA, HAH? LO MAU APA? JAWAB!"
"SAYA MAU KAMU, NAUMI. HANYA KAMU" jawab Regav.
Laki-laki yang baru saja keluar dari kamar yang kebetulan tepat di sebelah kamar Regav yang ia pesan tadi, menyerngitkan kedua alisnya dan mendekat ke arah keduanya.
"Ada apa ini?" tanya Ren.
"Tuan, Tolong Saya!" ucap Naumi.
"Diam, Naumi!" Desis Regav semakin kencang mencekam lengan gadis itu.
"Tuan Regav, Kenapa Anda bisa disini bersama Naumi?" tanya Ren.
"Saya hanya merindukan Adek angkat Saya yang bandel ini, Saya sudah cukup lama tidak mengobrol dengannya" alibi Regav.
Naumi menggeleng. "Tidak Tuan, Dia mau nyakiti Saya" sahut Naumi.
Ren bingung dengan kedua jawaban yang berbeda itu, tapi Ren bisa melihat raut wajah Naumi serta tatapan sendu Naumi yang sepertinya membutuhkan pertolongan.
"Saya permisi!" Ucap Regav kembali menarik tangan Naumi dan masuk ke dalam kamar itu.
Regav menghempas tubuh Naumi di atas ranjang, membuka Jas dan mengambil sesuatu dari dalam saku jas yang ia kenakan tadi.
"Minum!" ucap Regav.
"Gak" jawab Naumi.
"Minum, Atau Saya bunuh Kamu" ancam Regav.
"Lebih baik Gue mati, daripada minum obat perangsang itu"
Regav geram, Mencekram dagu Naumi dan menuangkan cairan perangsang itu ke mulut Naumi yang sedikit terbuka.
"Good, Seharusnya dari tadi Kamu melakukan ini, Naumi" ujar Regav dan melempar bekas cairan itu ke lantai.
Naumi terbatuk berusaha kembali mengeluarkan cairan yang sudah ia telan tadi, tapi Naas, Cairan itu sudah masuk ke dalam perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHIANAT (End)
ChickLittentang NAUMI Gadis penuh luka, hidupnya sepi dan hampa. saat fisik dan hati di tikam secara bersamaan, disitulah mulainya penderitaan. senja dan hujan, teman terbaik memulihkan luka. menjadi tempat ternyaman untuk berteriak kencang bahwa Aku baik...