5 | Kukira Aku Ketahuan

1.3K 56 8
                                    

"Hai!" sapa Laura riang.

Dada Laura berdebar-debar karena mengetahui sosok penulis misterius yang ia idolakan kini berada di hadapannya.

"Kamu nggak perlu sembunyi di balik hoodie, kacamata dan masker, karena aku tahu siapa kamu," ucap Laura.

Jin yang semula berdiri menatap malas Laura mendadak jadi tegang.

...

Jadi ... dia tahu?

___

"Sejak ... sejak kapan kamu tahu?" tanya Jin tegang.

"Sejak malam itu, kejadian malam itu, kita pertama kali bertemu," jelas Laura dengan matanya yang ikut tersenyum.

"B-bagaimana kamu tahu?" tanya Jin lagi.

"Waktu kita jatuh, aku lihat kertas-kertas sketsa gambar yang pernah aku lihat di sampul webkomik yang aku baca. Dengan begitu, sudah pasti aku tahu kalau kamu penulis webkomik Secret Love. Kamu The Sexiest Guy!" ucap Laura bersemangat.

Seketika bahu Jin yang tegang merosot.

"Sial, kukira aku ketahuan," batin Jin.

Padahal baru saja Jin hedak membuka maskernya, untung saja belum.

Laura memiringkan kepalanya. Ia pikir lelaki di hadapannya itu akan membuka masker dan penutup kepalanya. Laura ingin sekali melihat wajahnya. Laura juga ingin mengetahui siapa namanya.

"O-okay, mungkin kamu mau mempertahankan kemisteriusan kamu, aku hargai, he-he. Aku cuma mau kasih ini, kue kecil buatan aku." Laura menyodorkan kotak makanannya pada Jin.

Dengan ragu, Jin menerima kotak makanan dari Laura.
"Terima kasih, tapi kamu tidak perlu repot-repot."

"Nggak repot, kok!" sahut Laura antusias. Jin bisa tahu kalau Laura sangat senang, tampak jelas raut gembiranya ketika Jin menerima kotak makanannya.

Laura pikir sudah saatnya ia dipersilakan masuk, tetapi lelaki di hadapannya belum juga menyuruhnya masuk.

"Kalau gitu ...."

"Kalau begitu, terima kasih," Jin menundukkan kepala sedikit sebagai pertanda terima kasih. Jin juga memundurkan langkah kaki sambil memegang gagang pintu.

Melihat itu, Laura sadar dirinya tidak dipersilakan masuk. Laura juga memundurkan langkahnya dengan berat.

"Daah! Selamat malam." Laura menaikkan sebelah tangannya. Jin hanya merespon dengan menundukkan kepala lalu menutup pintunya pelan.

Setelah pintu bertuliskan nomor 102 itu tertutup, senyum Laura pudar. Laura merasa kecewa tetangganya tidak menyuruhnya masuk.

"Positive thinking, Laura. Mungkin dia lagi sibuk." Laura mengulas senyum lebarnya lagi.

🐳🐳🐳


Setelah menutup pintu, Jin melepas masker serta jaket hoodie-nya.

Jin menghela napas.

"Semoga ini yang terakhir kalinya dia berkunjung. Merepotkan!" kesal Jin. Ia berpikir jika Laura masih menjadi tetangganya dan mengganggunya, maka hidup Jin tidak akan tenang, berkebalikan dengan tujuan awalnya ia pindah ke Apartemen Bulan lantai sebelas yang terbilang horor. Bukan mendapat ketenangan malah terus diganggu.

"Lebih baik diganggu makhluk halus daripada punya tetangga kayak Laura," kesal Jin lagi sambil mencemili kue kering buatan Laura.

"Kuenya kemanisan! Nggak bisa masak masih sok-sokan masak!" gerutu Jin. Ia jadi teringat nasi goreng sosis pemberian Laura yang juga kurang enak menurutnya, kurang garam. Jin bisa berkomentar seperti itu karena ia memang pandai memasak.

𝐒𝐄𝐗𝐘 𝐆𝐔𝐘 𝐍𝐄𝐗𝐓 𝐃𝐎𝐎𝐑 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang