31 | Tukang Ghosting

440 49 17
                                    

"Aku takut akan resiko ketika aku jatuh cinta. Kehilangan itu hal paling menyakitkan dan mengerikan yang pernah ada. Aku nggak siap kalau aku harus kehilangan lagi."

"Jadi menurut kamu, kamu nggak akan merasa kehilangan kalau kamu nggak pernah memilikinya?"

Jin terdiam. Sejak ia memiliki perasaan itu, ia sadar akan konsekuensinya. Ia akan tetap kehilangan bagaimanapun caranya.

"Terus, sekarang mau kamu apa?"

Jin masih terdiam. Ia tak memiliki jawaban atas pertanyaan itu. Bahkan ia tak bisa menjelaskan perasaannya pada dirinya sendiri.

"Hanya seorang pecundang yang memilih menyerah sebelum berjuang."

__

Jin teringat percakapan dirinya dengan dr. Clara beberapa waktu lalu. Jin mulai berpikir dan membenarkan perkataannya.

Sekarang Jin tengah terduduk di hadapan Laura yang terbaring tak sadarkan diri di sofa. Menunggu wanita itu bangun sambil memberikan minyak angin eukaliptus di depan hidungnya. Jin melihat mata Laura bergerak-gerak.

...

Laura mengerutkan hidungnya mencium aroma eukaliptus yang menyeruak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laura mengerutkan hidungnya mencium aroma eukaliptus yang menyeruak. Perlahan ia membuka matanya dan melihat sosok lelaki yang terakhir ia lihat sebelum ia pingsan.

"Jin ..." panggilnya pelan.
Laura berusaha bangun. Jin membantunya untuk duduk.

"Laura, minum dulu," ucap Jin lalu memberikan Laura air putih untuk diteguknya.

Setelah meneguk air dari Jin, Laura mengingat kembali kenapa ia pingsan. Kepalanya terasa sakit.

"Kamu kenapa pingsan? Ada yang sakit? Sekarang keadaannya gimana? Apa kita perlu ke rumah sakit sekarang?" tanya Jin berbondong-bondong.

Laura menggeleng sambil tersenyum kecil mendengar perhatian Jin padanya.

"Nggak perlu, Jin. Kepalaku cuma sakit. Aku cuma perlu minum obat dan istirahat," ucap Laura.

"Yakin nggak perlu ke dokter?" tanya Jin sekali lagi.

"Iya, nggak usah. Udah terlalu malam juga."

Jin mengangguk paham. Sekarang keadaan menjadi terasa canggung. Jin tak tahu lagi mau bicara apa.

"Aku mau istirahat. Aku capek, belakangan ini banyak pekerjaan. Kamu pulang dulu aja, ya," tutur Laura pada Jin.

Dengan menghela napas pelan, Jin mengiyakan penuturan Laura.

Percakapan mereka belum selesai. Laura terlanjur pingsan tadi, dan sekarang Laura mengusirnya secara halus. Padahal, Jin masih ingin melanjutkan pembicaraan yang tertunda. Masih banyak yang ingin ia sampaikan. Namun waktu mereka memang tidak tepat. Hari sudah sangat larut. Laura juga sedang tidak sehat. Tak ada pilihan lain bagi Jin untuk pergi dari apartemen Laura. Jin hanya berharap besok ia masih bisa melanjutkan pembicaraan ini. Jin juga berharap Laura tak melupakan apa yang Jin katakan sebelumnya.

𝐒𝐄𝐗𝐘 𝐆𝐔𝐘 𝐍𝐄𝐗𝐓 𝐃𝐎𝐎𝐑 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang