Laura uring-uringan di ranjangnya. Ia bolak-balik membuka laptop mencoba menulis berita tetapi tidak jadi dan beralih membanting diri di ranjang.
"Nggak! Nggak bisa gini! Berita eksklusif ini terlalu mengejutkan buat aku!" jerit Laura. Bagaimana tidak? Belakangan ini ia sudah nyaris jatuh cinta dan menggilai penulis komik misterius yang mendadak menjadi tetangga sebelahnya, tetapi ternyata selama ini ia menggemari seseorang yang juga ia benci. The Sexiest Guy adalah Jinendra Leander.
Laura juga teringat kejadian di saat dirinya tak sengaja ketahuan menguping. Bibirnya sudah pernah menyentuh bibir yang nyaris membuatnya menggila malam itu.
"Jadi, bibir itu? Nggak mungkiiiin!" Jeritan Laura semakin keras. Semakin kencang jeritannya, semakin frustasi perasaan Laura. Laura tak terima selama ini ia sudah repot memasak tiap pagi buta dan malam hari hanya untuk menghampiri tetangganya tersebut, ditambah balasan dari tetangganya itu adalah kalimat menyebalkan yang membuat Laura malu.
"AKU NGGAK TERIMA! JINENDRA LEANDER, TUNGGU PEMBALASANKU!" teriak Laura.
Laura lalu duduk di meja kerjanya. Sepuluh jarinya menari dengan cepat di atas keyboard sambil sesekali bibirnya tersungging menyeringai membaca ulang kalimat yang ia ketik sendiri.
"Hot news mana dulu, nih, yang harus aku post?!"
Asyik mengetik, mendadak Laura teringat sesuatu yang diucapkan Jin.
"Terserah apa yang mau kamu lakukan tapi yang pasti kamu akan selalu mendapat karma setiap macam-macam dengan saya. Nggak kapok?"
Laura berhenti mengetik. Tiba-tiba jarinya seolah kaku tak bisa mengetik.
"Kenapa nih jari? Woy, belum juga beraksi masa udah kena karmanya sendiri?!"Laura dengan sigap menutup laptopnya dan tak jadi menulis artikel tentang Jin.
"Ogah berhubungan sama si artis songong itu lagi, nanti sial lagi yang ada!" gerutu Laura. Bahunya bergidik mengingat dirinya memang selalu sial setiap kali mau macam-macam dengan Jin.
"Tapi, kenapa dia malah beralih jadi penulis komik? Apa alasan dia sebenarnya mendadak mundur dari dunia entertain?"
Laura menopang dagunya di atas meja. Rasa penasarannya pada Jin kini bertambah. Ia semakin ingin tahu apa alasan dibalik keputusan Jin hengkang dari dunia hiburan tiga tahun lalu. Laura penasaran alasan lelaki itu memilih sembunyi dari khalayak umum dan pindah ke apartemen terpencil di pinggiran kota, hingga beralih profesi menjadi penulis komik misterius.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Mata Laura menyipit. Curiga dan penasaran menyelimuti benak dan pikiran Laura.
🐳🐳🐳
Setelah adegan kejar-kejaran antara Jin dengan Hozi, akhirnya Hozi menyerah. Kini ia berdiri menunduk di hadapan Jin dengan perasaan bersalah. Tidak lupa jus stroberi yang juga sudah ia buat untuk Jin.
"Maaf, Tuan. Tadi saya kira Kak Laura mengenal Tuan sebagai The Sexiest Guy penulis komik, bukan sebagai Tuan Jin. Saya minta maaf, Tuan. Saya terima hukuman apapun asal aku mohon jangan dipecat, Tuan," pinta Hozi dengan wajah memelas.
Sementara Jin berdiri melipat tangan di depan dada, gurat wajahnya yang tegang tercetak jelas sebagai pertanda lelaki itu sedang marah. Masalahnya, Jin tidak tahu apa yang akan Laura lakukan setelah wanita itu mengetahui fakta mengenai dirinya. Bisa jadi sesaat lagi akan ada berita heboh di media akibat ulah jurnalis wanita tersebut.
Melihat Jin hanya diam, Hozi semakin merasa bersalah dan takut. Nasibnya kini tergantung sepatah kata yang keluar dari mulut Jin.
"Tuan, maaf ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐗𝐘 𝐆𝐔𝐘 𝐍𝐄𝐗𝐓 𝐃𝐎𝐎𝐑 [𝐄𝐍𝐃]
Romance"𝘼𝙝𝙝, 𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣-𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣, 𝙅𝙞𝙣!" "𝙉𝙜𝙜𝙖𝙠 𝙪𝙨𝙖𝙝 𝙙𝙚𝙨𝙖𝙝 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙣𝙜𝙜𝙖𝙠?!" _______ Ada penghuni baru di sebelah unit apartemen Laura, tepatnya di unit 102 Apartemen Bulan. Laura menduga tetangga barunya tersebut adalah seorang p...