"Kak Laura!" seru Hozi di dalam mobil.
Laura menyipitkan mata.
"Hozi?!"Hozi turun dari mobil dan memapah Laura untuk masuk ke dalam mobil.
"Kamu kok di sini?""Aku sengaja mau jemput Kak Laura!" seru Hozi.
"Jin gimana?"
"Tuan Jin masih sibuk di perusahaan. Aku udah dapat izin dan boleh keluar untuk antar Kak Laura. Nanti aku balik lagi, kok," ucap Hozi.
Laura duduk di sebelah Hozi yang menyetir mobil menuju Apartemen Bulan.
Dalam benaknya Laura penasaran perusahaan apa yang Jin datangi. Laura ingat perkataan Hozi di telepon pagi tadi saat masih bersama Laura, Hozi menyebut-nyebut rapat umum pemegang saham. Laura menjadi semakin penasaran dengan sosok Jinendra Leander.
"Gimana kata dokternya, Kak?"
Sembari mobil melaju, Laura menjelaskan pada Hozi mengenai kondisi lututnya serta perkataan dokter.
🐳🐳🐳
"Pasien atas nama Laura Jeanne sudah aku tangani dengan baik, Jin. Jangan khawatir, dan jangan lupa tepati janji!"
Jin membaca pesan yang ia dapatkan dari Adrien, Dokter Ortopedi di Rumah Sakit Medika sekaligus kenalannya.
Jin menghela napasnya.
Beberapa tetua di hadapan Jin menoleh begitu Jin menghela napas. Jin lupa ia sedang berhadapan dengan para orang tua yang memperebutkan kekuasaan di SGM Group. Setelah rapat umum selesai, mereka tetap tinggal di ruang rapat dan menahan Jin untuk sekadar menyapa atau berbincang ringan. Namun yang Jin rasakan bukan ringan, justru berat. Terlebih tatapan dari kakak-kakak sepupunya.
Jinendra bingung berada di tengah-tengah mereka. Jin merasa dirinya bukanlah bagian dari keluarga ini, sebut saja keluarga Grey. Dulu nama lengkap Jin adalah Jinendra Grey Leander, tetapi kini Jin menghilangkan marga Grey dan hanya menggunakan nama terakhir papanya, Leander, yang kini tinggal jauh darinya di Jerman.
"Nggak usah merasa asing, Jin. Kapan lagi kita bisa berkumpul lengkap seperti ini," ucap Justin, Omnya Jin yang merupakan putra keempat keluarga Grey yang juga menjabat sebagai direktur di SGM Media. Justin yang kemarin Jin hubungi saat masalah pemecatan Laura.
"Iya, Om," sahut Jin. Ia tak banyak bicara dan tak banyak mengeluarkan ekspresi selain ekspresi datar dan kata iya, atau tidak.
"Atau bagaimana kalau kita adakan makan malam?" Kali ini putra kedua keluarga Grey yang berujar, Daniel.
"Ide bagus itu! Aku setuju!" seru Fara, putri terakhir keluarga Grey dan merupakan yang termuda.
"Nggak bisa, Tante, Om. Aku ada urusan setelah ini," tolak Jin halus.
"Sudah Om duga. Jinendra Grey Leander itu orang sibuk, dia pasti meluangkan waktunya dengan susah payah untuk datang ke rapat umun tahun ini. Iya, kan, Jin?" tanya putra ketiga keluarga Grey, Irwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐗𝐘 𝐆𝐔𝐘 𝐍𝐄𝐗𝐓 𝐃𝐎𝐎𝐑 [𝐄𝐍𝐃]
Romance"𝘼𝙝𝙝, 𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣-𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣, 𝙅𝙞𝙣!" "𝙉𝙜𝙜𝙖𝙠 𝙪𝙨𝙖𝙝 𝙙𝙚𝙨𝙖𝙝 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙣𝙜𝙜𝙖𝙠?!" _______ Ada penghuni baru di sebelah unit apartemen Laura, tepatnya di unit 102 Apartemen Bulan. Laura menduga tetangga barunya tersebut adalah seorang p...