Ingin menyisipkan adegan sedikit dewasa tapi takut yang baca belum cukup umur, jadinya nggak berani terlalu frontal, tipis-tipis aja lah ya sesuai porsinya 🙂👍
Kalau takut bacanya tolong skip-skip aja sampai kira-kira aman.
Siapin mental kalian 🙂
Selamat membaca!
---
"Jinendra. Jelasin ini noda lipstik siapa? Kenapa ada aroma parfum cewek di baju kamu?" tanya Laura dengan tegas.
Jin terkesiap. Ia terkejut ada noda lipstik dan aroma parfum perempuan di bajunya. Jin memikirkan ulang darimana ia mendapatkan noda lipstik dan aroma parfum tersebut.
"Tunggu, Laura. Biarin aku mikir sebentar." Jin meraih tangan Laura, tetapi Laura menepisnya.
"Jelasin dulu yang benar dan jangan sentuh aku dulu. Kamu nggak selingkuh, kan?" tanya Laura lagi dengan tegas dan tetap mengontrol dirinya agar tenang dan santai, tetapi tatapannya menginterogasi Jin dengan serius.
"Ha? Enggak, Laura. Astaga. Ini salah paham. Ta-tadi ... ada kejadian di bar."
"Ya udah, jelasin kejadian apa. Jangan sembunyiin apapun. Kalau kamu nggak ngelakuin kesalahan, kamu nggak usah gugup," ujar Laura lagi masih dengan nada yang tenang.
Jin ingin berusaha bersikap tenang dan menjelaskan kejadian sebenarnya, tetapi tatapan Laura dan caranya bicara membuat Jin gugup.
"Jinendra ...."
Laura memanggil nama depan Jin, itu membuat Jin semakin gugup dan sulit berkata-kata.
"Sayang ... aku nggak selingkuh, sumpah!"
"Iya aku percaya kamu nggak selingkuh dan aku menunggu penjelasan kamu, cepat jelasin, Jinendra ..." ucap Laura lagi dengan senyuman, tetapi tatapan mata serta auranya membuat Jin gentar.
"Ka-kamunya jangan galak-galak. Aku jadi takut," tutur Jin sambil menunduk.
Laura menghela napas. Seorang Jinendra yang dingin ternyata malah jadi menciut jika melihat sisi Laura yang satu ini. Tadinya mau marah, melihat Jin seperti itu malah jadi gemas. Laura menahan ekspresinya.
Laura tahu Jin tak mungkin selingkuh atau melirik wanita lain, Laura hanya ingin tahu dari mana noda lipstik dan aroma parfum di pakaian Jin itu berasal.
"Ja-jadi begini ceritanya ...."
Jin menjelaskan kejadian di bar dengan detail. Bahkan ia berniat menelepon Kevin, Rio, hingga James untuk menjelaskan kejadiannya pada Laura agar tak ada lagi salah paham. Untungnya Laura mengerti, ia tak memperpanjang masalah itu.
"Iya iya, aku percaya."
"Kamu ... nggak marah lagi?"
Laura menggeleng.
"Aku nggak marah. Selama kamu jujur sama aku, aku nggak marah. Aku percaya sama kamu," ucap Laura.Kalimat Laura membuat Jin tersentuh. Jin menarik Laura ke pelukannya.
"Makasih ya, udah mau dengerin penjelasan aku tanpa marah, dan percaya sama aku." Jin memeluk Laura dan mengelus punggungnya. Jin bisa menghirup aroma bunga segar dari rambut Laura."Kamu wangi banget," ucap Jin sambil melepas pelukannya.
"Iya dong. Aku harus wangi. Biar kamu nggak tergoda sama cewek cewek yang pakai wewangian menggoda," sindir Laura.
Jin mendekap Laura lagi.
"Enggak dong, Sayang. Aroma kamu nggak ada yang bisa menggantikan!"Jin mengendus dalam-dalam aroma di rambut Laura. Perlahan mulai turun ke leher jenjang Laura. Aromanya beda lagi. Aroma Laura yang khas, yang membuat Jin candu. Jin mengendus dan menciumi leher Laura hingga Laura bergidik geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐗𝐘 𝐆𝐔𝐘 𝐍𝐄𝐗𝐓 𝐃𝐎𝐎𝐑 [𝐄𝐍𝐃]
Romance"𝘼𝙝𝙝, 𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣-𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣, 𝙅𝙞𝙣!" "𝙉𝙜𝙜𝙖𝙠 𝙪𝙨𝙖𝙝 𝙙𝙚𝙨𝙖𝙝 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙣𝙜𝙜𝙖𝙠?!" _______ Ada penghuni baru di sebelah unit apartemen Laura, tepatnya di unit 102 Apartemen Bulan. Laura menduga tetangga barunya tersebut adalah seorang p...