Pukul tujuh pagi Laura sudah berada di rooftop Apartemen Bulan. Sebenarnya Laura baru selesai lari sejak tiga puluh menit yang lalu, dan Laura memutuskan untuk naik ke rooftop gedung apartemennya. Sesekali Laura memang suka ke sini di malam hari, melihat pemandangan kota dari ketinggian 23 lantai setelah penat bekerja seharian. Kini Laura berdiri di tepi atap gedung apartemen yang sudah tiga tahun ia tinggali, karena sepertinya ia akan meninggalkan kota ini untuk beberapa minggu, atau beberapa bulan.
Laura naik ke pembatas gedung, merentangkan tangannya sembari menghirup napas dalam-dalam. Aroma khas kota dengan populasi yang padat ini sebentar lagi akan ia rindukan. Laura melihat ke bawah dengan gamang. Sedikit saja Laura salah melangkah, mungkin ia akan berakhir mengenaskan di bawah sana, tetapi tenang saja, Laura tidak berniat mengakhiri hidupnya.
Laura memutuskan untuk pulang tiga hari lagi setelah mengurus beberapa hal di sini. Mungkin sudah saatnya juga ia pulang setelah hampir satu dekade dirinya berada di perantauan, jauh dari kampung halaman dan keluarganya sejak kuliah.
🐳🐳🐳
Jin tadi pagi habis keluar dan tak sengaja mendapati Laura yang tampaknya baru pulang lari pagi. Namun Jin bingung mengapa Laura naik menggunakan tangga, tidak dengan lift. Padahal letak unit apartemen mereka ada di lantai sebelas, lumayan membuat kaki pegal jika tidak naik tangga.
Jin iseng mengekori Laura, tetapi setelah diikutinya ternyata Laura melewati pintu di mana lantai sebelas berada. Laura juga melewati lantai paling atas gedung apartemen ini, lantai dua puluh tiga.
Laura ternyata pergi ke atap. Pikiran Jin sudah kemana-mana.
"Naik ke lantai paling atas ... gedung apartemen 23 lantai ... pakai tangga ... gila!" Jin mengatur napasnya yang tersengal. Jin juga duduk di anak tangga sebentar sembari memijat kakinya yang pegal. Selama naik tangga Jin lebih banyak istirahat, sedangkan Laura tidak istirahat sedikitpun. Jin bahkan berpikir apa Laura tidak punya rasa lelah dan pegal?
Setelah dirasa pegalnya hilang, Jin melanjutkan langkahnya. Ia membuka pintu yang mengarahkannya ke atap gedung.
Jin menyapu pandangannya mencari Laura. Hingga sosok perempuan yang berdiri di pembatas atap membuat lutut Jin terasa lemas"La ... Lau ... " Jin ingin memanggil Laura untuk menghentikannya yang ia kira akan lompat dari atap gedung, tetapi lidahnya kelu. Tangan dan kaki Jin gemetar melihat apa yang ada di hadapannya. Mendadak dadanya sesak dan kepalanya berdenyut, tetapi Jin sadar ini bukan waktu yang tepat.
Dengan langkah gemetar Jin mendekati Laura yang sejak tadi berdiri di tepi.
Jin mengatur napasnya. Sesak dan sakit di kepalanya ia abaikan, bahkan air mata yang lolos tak ia sadari. Jin tidak ingin Laura berakhir seperti sahabat sekaligus mantan kekasihnya, Serena Yumi.
Jin memegang kepalanya yang berdenyut hebat. Tangan lainnya terulur ke depan mencoba meraih Laura yang masih berada beberapa langkah di depannya.
"La -Laura!" panggil Jin akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐗𝐘 𝐆𝐔𝐘 𝐍𝐄𝐗𝐓 𝐃𝐎𝐎𝐑 [𝐄𝐍𝐃]
Romance"𝘼𝙝𝙝, 𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣-𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣, 𝙅𝙞𝙣!" "𝙉𝙜𝙜𝙖𝙠 𝙪𝙨𝙖𝙝 𝙙𝙚𝙨𝙖𝙝 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙣𝙜𝙜𝙖𝙠?!" _______ Ada penghuni baru di sebelah unit apartemen Laura, tepatnya di unit 102 Apartemen Bulan. Laura menduga tetangga barunya tersebut adalah seorang p...