Dua bulan sudah setelah Laura melakukan pengobatan untuk penyakitnya. Selama satu bulan terakhir, Laura dirawat intensif di rumah sakit Singapura. Ayahnya tak memperbolehkan Laura pulang sebelum benar-benar sehat. Bahkan bekas cedera lututnya dipulihkan di sana. Selain tak boleh pulang, Laura juga tak bisa menghubungi siapapun, termasuk Jin. Ia dijaga ketat oleh ayah ibu serta adiknya selama di Singapura. Sebulan setelah pengobatan, Laura diperbolehkan pulang dan kembali ke Riau. Namun, seperti yang sudah Laura duga. Ayahnya tak memperbolehkan Laura kembali ke Jakata.
"Tapi, Ayah. Ada seseorang yang menunggu Laura di sana. Laura bahkan nggak sempat kasih kabar. Sejak ponsel Laura hilang, Laura nggak punya kesempatan buat kasih dia kabar. Rekan kerja Laura juga pasti khawatir, Ayah. Laura nggak bisa berhenti kerja gitu aja. Harus ada pengunduran diri secara resmi," ucap Laura setelah perdebatan kecil dengan ayahnya yang sangat menentang Laura untuk kembali ke rutinitasnya sebelum ia sakit.
"Nggak. Soal pekerjaan atau apapun itu, urus nanti setelah kamu benar-benar pulih. Kabari dulu saja mereka via online terkait pengunduran diri kamu. Mereka pasti paham."
"Nggak bisa, Ayah. Ada berkas-berkas yang harus Laura urus juga secara langsung. Ayah, please, izinin Laura kembali ke Jakarta."
Ayahnya benar-benar keras kepala, sama seperti Laura yang bersikeras ingin kembali. Laura sudah terlanjur nyaman tinggal di Jakarta. Dengan lingkungan, teman-teman, hingga seseorang yang belakangan ini menjadi bayang-bayang di pikiran Laura.
Akhirnya, Ayahnya memberikan Laura izin setelah wanita yang baru saja genap berusia 27 tahun tersebut berulang tahun pada 16 Januari kemarin.
"Oke, Ayah kasih izin kamu untuk kembali ke Jakarta."
Laura hampir melompat saking senangnya.
"Ayah beneran?!""Tapi Ayah kasih waktu satu bulan lagi sebelum kamu kembali. Ayah harus yakin kalau kamu benar-benar sembuh."
Laura berlari memeluk ayahnya.
"Makasih, Ayah! Ayah memang Ayah terbaik. Muach!" Laura mengecup pipi Ayahnya.___
Setelah mendapat lampu hijau dari ayahnya, Laura baru kepikiran untuk mengabari Jin. Lelaki itu pasti sangat mengkhawatirkannya. Terlebih, Laura kehilangan ponselnya di bandara saat berangkat ke Singapura. Laura tak berniat mengabaikan dan melupakan Jin. Saat itu Laura memang benar-benar sakit hingga tak sempat memikirkan hal lain selain fokus dengan penyembuhannya. Laura masih ingat dengan Jin. Ia juga ingat dengan janji dan jawaban yang ia janjikan kepada Jin.
Sebenarnya ayahnya mengizinkan Laura kembali ke Jakarta bukanlah tanpa alasan, melainkan karena Laura telah menceritakan pada ayahnya soal Jinendra yang menunggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐗𝐘 𝐆𝐔𝐘 𝐍𝐄𝐗𝐓 𝐃𝐎𝐎𝐑 [𝐄𝐍𝐃]
Romance"𝘼𝙝𝙝, 𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣-𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣, 𝙅𝙞𝙣!" "𝙉𝙜𝙜𝙖𝙠 𝙪𝙨𝙖𝙝 𝙙𝙚𝙨𝙖𝙝 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙣𝙜𝙜𝙖𝙠?!" _______ Ada penghuni baru di sebelah unit apartemen Laura, tepatnya di unit 102 Apartemen Bulan. Laura menduga tetangga barunya tersebut adalah seorang p...