Mem-follow sebelum membaca cerita ini akan sangat Ann hargai.
Happy Reading!
■■■
Laura bangun pagi buta demi menyiapkan sarapan untuk tetangga sebelahnya. Ia berniat meminta maaf setelah apa yang terjadi semalam. Ia membuat nasi goreng sosis yang ia masukkan ke dalam kotak bekal. Ia juga membuatkan jus jeruk, serta memberi beberapa buah apel dan jeruk utuh, kali ini yang belum digigit.
"Nah, selesai!"
Laura berdiri tegap di depan pintu apartemen 102.
"Ekhem, ekhem!" Laura berdehem, serta menghembuskan napas di telapak tangan dan mengendusnya, memastikan mulutnya tidak bau. Ia tidak ingin membuat kesan buruk lagi kepada tetangganya yang ia duga adalah penulis komik misterius yang belakangan ini Laura gemari hingga menuliskan ulasan di blog pribadinya.
Laura lalu mengetuk pintunya.
Tok ... tok ... tok ....
Tak dibuka.
Sejenak kemudian Laura berpikir, kenapa ia jadi mengikuti Pak Kenny yang suka mengetuk pintu? Padahal sudah ada teknologi otomatis bernama bel. Laura tinggal menekannya sekali tanpa harus mengetukkan punggung jarinya berkali-kali ke pintu yang keras.
Laura merutuki kebodohannya.
Laura lalu menekan bel dengan senyumnya yang mengembang.
"Apa dia masih tidur? Atau ... lagi keluar?" Laura bertanya-tanya sendiri. Melirik jam di tangannya, Laura takut telat masuk kerja. Akhirnya Laura memutuskan meninggalkan bekal beserta jus dan buahnya di depan pintu dengan menuliskan memo di atas kertas kecil.
"Aduh, bisa ketinggalan busway kalau telat!"
Laura bergegas mempercepat langkahnya untuk pergi bekerja.
---
Jin paling tidak suka jika kegiatan mandinya terganggu. Ia mendengar berapa kali pintunya diketuk, serta belnya berbunyi. Itu sangat mengganggu moodnya yang pagi ini sedang baik.
Dengan malas Jin keluar dari bathtub untuk membilas tubuh penuh sabunnya dengan air dan menyekanya dengan handuk, lalu langsung mengenakan baju dan celana. Tidak lupa mengenakan masker dan kaca matanya, agar orang di luar yang mencarinya tak bisa mengenali dirinya sebagai Jinendra Leander.
Setelah Jin membukakan pintu, tidak ada siapapun di luar. Namun sesuatu yang tergeletak di bawah pintu mengalihkan perhatiannya. Jin lalu mengambil memo kecil di atas kotak bekal yang ia temukan.
Halo. Aku berniat minta maaf secara langsung, tapi sepertinya kamu tidak ada di rumah dan aku sedang terburu-buru. Aku minta maaf sebesar-besarnya mengenai kejadian semalam, aku sangat menyesal. Sebagai permintaan maaf, mohon diterima pemberianku. Sekali lagi, maaf, dan salam kenal, semoga kita bisa bertetangga dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐗𝐘 𝐆𝐔𝐘 𝐍𝐄𝐗𝐓 𝐃𝐎𝐎𝐑 [𝐄𝐍𝐃]
Romance"𝘼𝙝𝙝, 𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣-𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣, 𝙅𝙞𝙣!" "𝙉𝙜𝙜𝙖𝙠 𝙪𝙨𝙖𝙝 𝙙𝙚𝙨𝙖𝙝 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙣𝙜𝙜𝙖𝙠?!" _______ Ada penghuni baru di sebelah unit apartemen Laura, tepatnya di unit 102 Apartemen Bulan. Laura menduga tetangga barunya tersebut adalah seorang p...