Laura terbangun dari tidurnya. Ia tak sadar, ternyata sudah pukul dua siang setelah ia memutuskan tidur sebentar pukul setengah enam tadi pagi."Aduh, aku lapar. Tapi, nggak ada stok makanan. Karena niat awalnya hari ini aku pulang ke Riau," gumam Laura. Ia melirik kakinya yang terbalut perban setelah mendapatkan empat jahitan dari dokter.
Di sebelah ranjangnya ada tongkat untuk membantunya berjalan. Laura harus bersusah payah menggunakan tongkat jika ingin mencari makanan ke luar. Cara alternatifnya, mungkin Laura bisa memesan makanan lewat aplikasi online, tetapi selama ini Laura tidak pernah menggunakan aplikasi tersebut.
"Kata Jin, aku bisa hubungi dia kalau ada perlu sesuatu. Apa aku minta tolong dia aja, ya?" gumam Laura.
Namun Laura tak akan melakukannya. Ia tahu Jin pasti sedang sibuk dengan acara jumpa penggemarnya hari ini. Jin juga sudah membantunya cukup banyak sampai rela menggendongnya untuk membawanya ke rumah sakit dini hari tadi.
Laura memandang kakinya lagi. Mengingat perlakuan Jin semalam, membuat Laura tersenyum-senyum sendiri.
"Ih, apaan sih, Laura! Masa mikirin Jin sampai senyum-senyum sendiri!" Laura menepuk-nepuk wajahnya agar tak keterusan.
"Tapi, udah jam dua siang. Jin udah pulang belum, ya?"
Laura mengambil tongkatnya dan berjalan ke pintu. Tangannya sudah memegang gagang pintu, tetapi terus menerus ia lepaskan. Dipegang lagi, ia lepaskan lagi.
"Nggak! Nggak ada tujuan apapun, kok. Aku cuma mau memastikan kalau Jin udah pulang, atau belum! Tapi ... buat apa aku memastikan itu?" Laura melepaskan tangannya lagi dari gagang pintu.
"Aku cuma mau cek kondisi luar!" seru Laura. Ia memegang gagang pintunya lagi dan perlahan membuka pintu.
Laura melihat ada bungkusan berisi makanan yang tergantung di gagang depan pintunya.
"Makanan? Apa dari Jin, ya?" gumam Laura. Memikirkan itu, membuat Laura lagi-lagi tak bisa menahan senyumnya.
Tiba-tiba pintu apartemen di sebelahnya terbuka. Laura berpikir itu pasti Jin.
"Jin!" panggil Laura dengan senyuman. Akan tetapi, sosok lelaki lain yang keluar dari apartemen 102 tersebut membuat Laura menarik kembali senyumannya.
"Hozi?"
"Kak Laura! Ternyata Kakak udah bangun. Aku tunggu Kak Laura dari sejam yang lalu. Aku bawakan makanan untuk Kak Laura. Ada jus juga di dalamnya. Di makan ya, Kak. Semoga cepat sembuh!" seru Hozi dengan wajah riangnya.
"Oh, ternyata dari Hozi. Aku kira dari Jin." batin Laura.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐗𝐘 𝐆𝐔𝐘 𝐍𝐄𝐗𝐓 𝐃𝐎𝐎𝐑 [𝐄𝐍𝐃]
Romance"𝘼𝙝𝙝, 𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣-𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣, 𝙅𝙞𝙣!" "𝙉𝙜𝙜𝙖𝙠 𝙪𝙨𝙖𝙝 𝙙𝙚𝙨𝙖𝙝 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙣𝙜𝙜𝙖𝙠?!" _______ Ada penghuni baru di sebelah unit apartemen Laura, tepatnya di unit 102 Apartemen Bulan. Laura menduga tetangga barunya tersebut adalah seorang p...