Alih-alih menemukan pintu keluar, Laura malah tak sengaja membuat gaduh.
Prang!
Jin terperanjat mendengar suara barang yang pecah di depan kamarnya.
Laura mematung di tempat.
"Shit! Laura, you are so stupid, oh my God!" umpat Laura sambil merutuki kebodohannya karena tak sengaja memecahkan vas guci besar di depan kamar Jin. Laura tak dapat melihat dengan jelas tapi ia bisa pastikan sebentar lagi pemiliknya akan mengamuk.
Jin bergegas keluar kamar dengan pintu yang ia buka lebar-lebar. Cahaya dari dalam kamarnya membuat luar ruangan menjadi sedikit terlihat. Jin juga bisa dengan jelas melihat wajah Laura yang panik dan merasa bersalah.
"Jin, so-sorry, aku ..."
"Apa yang kamu lakukan!" teriak Jin dengan nada tinggi, Laura terkejut setengah mati.
"Jin, aku ... aku minta maaf, aku ..." Laura berjalan mundur, tetapi ia malah tak sengaja menyenggol barang-barang berbahan kaca lainnya yang tertata di atas meja. Suara pecahan kaca tersebut lagi-lagi membuat telinga Jin terasa sakit. Jin refleks mundur dan menjatuhkan tubuhnya di lantai. Jin juga mendekap kedua telinganya dengan kencang. Matanya terpejam erat, di memorinya seolah terulang kejadian-kejadian di masa lalu.
___
"Apa yang kamu lakukan!""Menjauh dariku!"
"Buka pintunya, Yena!"
__
Jin mengalami serangan panik. Ia duduk di sudut ruangan memeluk lututnya dengan ketakutan.
"Nggak! Yena ..."Dalam kepala Jin seolah terulang suara pecahan kaca, teriakan wanita, dan bayangan lain yang memperlihatkan tali tambang menggantung di langit-langit.
"Mama ..."
"Yena ..."
Melihat Jin yang tampak ketakutan, Laura menjadi cemas. Ia lalu berjalan mendekati Jin.
"Jin? Kamu kenapa?"
Laura terus berjalan, tanpa melihat di depannya pecahan kaca berserakan dan melukai kakinya.
"Aw!" rintih Laura.
Jin masih dalam serangan panik. Napasnya menjadi pendek dan membuat Jin tersengal-sengal. Sekelibat kejadian itu seolah terus terulang di kepala Jin. Ia tak bisa mengendalikan dirinya lagi.
"NGGAK! AARGH, NGGAK!"
Jin semakin panik dan terus berteriak sambil menangis.
"Jin, tenang dulu," tutur Laura pelan sambil melangkah mendekati Jin dengan kaki berdarah.
Suara Laura membuat Jin sedikit teralihkan.
"Laura ... obat ...." Jin menunjuk kotak di laci samping Laura.
Serangan panik itu membuat aritmia Jin juga kambuh.
Laura berhasil menemukan kotak obat. Ia memberikannya pada Jin lalu meminumkannya. Obat yang direbut Jin menjadi berserakan di lantai.
Pecahan kaca. Darah segar. Obat berserakan. Jin melihat tiga hal yang membuatnya trauma ada di hadapan matanya. Jin menjadi kembali panik.
"No! Jangan!" teriak Jin berulang kali.
Laura semakin cemas melihat Jin yang bertingkah panik dan ketakutan. Laura tak bisa melakukan hal lain lagi selain memeluknya. Laura menarik Jin ke dalam dekapannya dan menenangkannya.
"Jin, tenang. Aku di sini. Semuanya baik-baik aja. Aku di sini, kamu nggak sendiri."
"Jangan ... jangan tinggalin aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐗𝐘 𝐆𝐔𝐘 𝐍𝐄𝐗𝐓 𝐃𝐎𝐎𝐑 [𝐄𝐍𝐃]
Romance"𝘼𝙝𝙝, 𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣-𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣, 𝙅𝙞𝙣!" "𝙉𝙜𝙜𝙖𝙠 𝙪𝙨𝙖𝙝 𝙙𝙚𝙨𝙖𝙝 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙣𝙜𝙜𝙖𝙠?!" _______ Ada penghuni baru di sebelah unit apartemen Laura, tepatnya di unit 102 Apartemen Bulan. Laura menduga tetangga barunya tersebut adalah seorang p...