Laura berkali-kali menyalakan keran air dan juga sakelar lampu, tetapi nihil.
"Aaaa, perih! Perih perih perih!"
Laura memakai bath robe-nya dan berlari menuju wastafel di tempat cuci piring. Namun tetap sama, airnya tak menyala juga.
"Air! Aku butuh air, aduh perih!"
Laura berjalan dalam gelap menuju kulkas, mencari air mineral untuk membilas sabun di wajahnya sebab matanya sudah sangat pedih. Untungnya masih ada sisa satu botol, cukup untuk menyeka wajah tetapi tak cukup untuk membilas seluruh tubuh penuh sabunnya serta rambutnya yang penuh busa shampo.
"Kenapa tiba-tiba listrik mati? Ah, bikin ribet aja!" Laura mengomel sambil membilas wajahnya dengan sebotol air mineral. Setelah selesai, Laura mencari ponselnya untuk menanyakan perihal pemadaman listrik ini pada pemelihara gedung. Namun sialnya, ponselnya mati. Ia lupa mengisi daya baterai ponselnya.
"Aduh gimana ini?"
Laura berjalan menuju pintu apartemennya, ia mendengar suara dari luar. Bisa ia tebak itu adalah Pak Kenny, satpam penjaga apartemen bulan yang bertugas malam ini. Pak Kenny pasti sedang berkeliling. Satpam tersebut memang sering berkeliling mengecek keadaan apartemen setiap jam dua belas malam. Laura bergegas menuju pintu keluar dengan pandangan yang gelap.
"Pak Kenny!" seru Laura saat membuka mata.
Pak Kenny berbalik dan menyorot wajah Laura dengan senternya. Laura menyipitkan mata karena silau. Pak Kenny sontak teriak.
"Aaaa!""Aaaa!" Laura ikut berteriak karena Pak Kenny berteriak.
"Pak Kenny, ini aku, Laura! Kenapa teriak ih!"
"Oh, Mbak Laura! Aduh bikin saya kaget aja, kirain Mbak Kun penghuni lantai sebelas!"
"Pssst! Pak Kenny ih jangan ngaco!" desis Laura. Pak Kenny terkekeh.
"Lagi pula Mbak Laura bikin saya kaget, pakai jubah mandi, rambutnya berantakan banyak busa. Pasti Mbak Laura gak cek ponsel, ya?"
"Iya, aku gak cek pesan soalnya HP-ku mati. Jadi, udah ada pemberitahuan sebelumnya, ya?" tanya Laura.
"Iya, dari jam dua belas sampai jam dua," tutur Pak Kenny.
Karena mendengar suara keributan di depan apartemennya, Jin yang baru hendak terlelap memutuskan keluar untuk mencari tahu.
Pintu apartemen 102 terbuka dan menampilkan Jin dengan piyama tidur berwarna biru sambil memeluk bantal. Pak Kenny menyorot Jin dengan senternya, membuat Jin menyembunyikan separuh wajahnya di balik bantal.
"Ada apa ribut-ribut, Pak?" tanya Jin. Ia tak melihat Laura karena gelap, hanya melihat Pak Kenny yang memegang senter.
"Eh, nggak ada apa-apa. Saya lagi tugas keliling lalu dipanggil Mbak Laura, katanya nggak baca pesan pemberitahuan pemadaman listrik," tutur Pak Kenny.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐗𝐘 𝐆𝐔𝐘 𝐍𝐄𝐗𝐓 𝐃𝐎𝐎𝐑 [𝐄𝐍𝐃]
Romance"𝘼𝙝𝙝, 𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣-𝙥𝙚𝙡𝙖𝙣, 𝙅𝙞𝙣!" "𝙉𝙜𝙜𝙖𝙠 𝙪𝙨𝙖𝙝 𝙙𝙚𝙨𝙖𝙝 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙣𝙜𝙜𝙖𝙠?!" _______ Ada penghuni baru di sebelah unit apartemen Laura, tepatnya di unit 102 Apartemen Bulan. Laura menduga tetangga barunya tersebut adalah seorang p...