22 | Kecelakaan Mengubah Keadaan

812 52 15
                                    

Mungkin efek teh chamomile yang diberikan Jin, Laura mengantuk dan niatnya untuk pulang tadi malah ketiduran hingga sekarang Laura terbangun dan melihat Jin ternyata tidur di sofa. Jam si atas nakas sebentar lagi menunjukkan pukul dua, sebentar lagi listrik pasti menyala. Laura memutuskan kembali ke kamarnya sendiri.

Sebelum benar-benar meninggalkan apartemen Jin, Laura memperhatikan bagaimana Jin terlelap di sofa. Laura bisa melihat Jin sepertinya baru saja tertidur, Laura tak tega membangunkannya. Apa lagi Laura melihat pecahan kaca di luar sudah dirapikan. Jin pasti yang membereskannya.

Rasa kasihan dan sedih dalam diri Laura membuatnya tanpa sadar mengulurkan tangannya untuk menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah Jin.

Jin, di luar kamu terlihat kuat dan baik-baik saja, ternyata di dalamnya menyimpan banyak luka.

"Astaga, Laura, kamu ngapain!" batin Laura begitu sadar apa yang dilakukannya pada seseorang yang sebelumnya ia benci mati-matian. Entah mengapa rasa benci itu seolah menguap setelah mendengarkan cerita Jin, memeluknya dan membiarkannya menangis di hadapan Laura satu jam lalu.

Laura langsung bangkit berdiri dan menjauh dari Jin karena ia ingat sesuatu.

"Bentar. Tadi lagi hibur dan nenangin Jin, peluk dia, habis itu ... sial, Laura! Bisa-bisanya tadi ketiduran di pelukan Jin? Bener-bener gila!" gumam Laura pelan sambil merutuki kebodohannya.

Tak ingin Jin terbangun, dengan langkah pincang Laura mengendap-endap berjalan ke luar hingga berhasil menemukan pintu keluar. Namun saat hendak membuka pintu, tiba-tiba Laura mendengar suara mengerikan yang cukup familiar di telinganya. Saat itu juga lampu ruangan Jin menyala.

"Aaaaaaaa!" Laura menjerit kencang. Baru kali ini ia mendengar suara derit kayu tersebut dengan sangat jelas. Di tambah lampu yang tiba-tiba menyala membuat Laura semakin terkejut.

Teriakan Laura yang cukup keras berhasil membuat Jin terbangun. Jin langsung berlari menghampiri sumber suara.

"Laura! Kenapa? Ada apa?!" tanya Jin dengan wajah panik begitu mendapati Laura yang berdiri tegang di pojok ruangan dekat pintu keluar.

"Su-su-su ..." ucap Laura terbata-bata.

"Susu?" tanya Jin polos. Jin menghampiri Laura yang wajahnya sangat pucat.

"Kamu mau susu? Terus kenapa teriak?"

Laura menggeleng keras.
"Su-su-su ..."

Jin semakin bingung dengan Laura. Setelah menjerit, sekarang wanita itu malah meminta susu dengan wajah pucat.

"Iya, nanti aku ambilkan susu. Banyak di kulkas. Tunggu di sini," ucap Jin lalu meninggallkan Laura yang masih mematung di dekat pintu.  Tetapi sebelum pergi mengambil susu di kulkas, Jin melirik ke rak kayu tempat di mana jam alarm anehnya berbunyi.

Jin berdecak dan mengambil jam tersebut lalu mematikan alarmnya.
"Pasti kerjaan Hozi," ucap Jin lalu suara yang membuat Laura ketakutan tersebut berhenti. Seketika itu juga mata Laura melebar sempurna.

"Ja-ja-jadi ... su-su-suara itu ..." Laura langsung lemas terduduk di lantai.

Jin menyimpan jamnya kembali ke rak dan mengambil susu stroberi di kulkas lalu memerikannya pada Laura.

"Nih, susunya," ucap Jin sambil menyodorkan susu dalam kemasan botol tersebut. Laura hanya melihat Jin dengan raut bingung dan tak percaya.

"Kenapa diam? Katanya mau susu?"

Laura mengambil susu tersebut dan melemparkannya ke kepala Jin.

"Aw! Kamu ini apa-apaan, sih?"

"Kamu yang apa-apaan? Aku tadi nggak minta susu, tapi mau bilang suara itu! Suara yang bikin aku ketakutan tiap malam ternyata suara jam itu, dasar gila, nyebelin!" Laura melempar Jin lagi, kali ini dengan sandal yang berada di dekatnya.

𝐒𝐄𝐗𝐘 𝐆𝐔𝐘 𝐍𝐄𝐗𝐓 𝐃𝐎𝐎𝐑 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang