17 | Jinendra Dengan Rencananya

494 41 21
                                    

"I Hope You Disappear," ucap Jin dengan tatapan dingin yang mulai dapat Laura rasakan.

Laura mengangkat kepalanya.
"Apa? Kamu minta aku ... menghilang? Pergi?"

"Oh, jadi kamu lupa dengan nama halaman web itu?" tanya Jin lagi, kali ini tatapan matanya mengarah tajam ke mata Laura.

Laura tersentak. Ia tak bisa menjawab lagi.

Jin menyodorkan ponsel dan buku kecil milik Laura.
"Nih, silakan kalau kamu mau posting tentang saya, atau mau bongkar sembilan sembilan rahasia tentang saya, saya persilakan kamu. Tapi kamu tahu sendiri apa konsekuensinya."

"Jangan! Tolong, Jin, tolong maafin aku. Aku ... aku sama sekali enggak seperti dulu. Aku enggak senekat itu untuk melakukan hal buruk, yang aku lakukan sekarang cuma ... bikin bahan berita. Aku mohon, maafin aku," tutur Laura. Nadanya bergetar seolah ia hampir menangis. Laura takut Jin membongkar ke hadapan publik mengenai identitasnya sebagai pemilik akun bukanpecintajinendra yang tujuh tahun lalu masih sering aktif menghujat Jin dan mengujarkan kebencian terhadap apapun yang Jin lakukan. Bukan hanya dihabisi oleh penggemar Jin, Laura juga bisa habis diamuk massa. Belum lagi yang Laura tahu ternyata Jin orang penting yang bisa saja membuat karir Laura lenyap. Keluarganya di Riau pasti sangat malu jika tahu Laura pernah melakukan hal buruk selama di Jakarta.

"Tujuh tahun lalu aku berhenti melakukan semua tindakan yang merugikan kamu, termasuk memberikan komentar jahat, memposting di sosial media, sampai di halaman web. Aku berhenti melakukan kebodohan itu semua karena sadar itu semua nggak berguna dan nggak ada untungnya buat aku. Apa yang aku lakukan sekarang semata-mata cuma untuk iseng dan cari bahan berita. Itu aja. Jadi ... maafin aku," tutur Laura sekali lagi penuh penyesalan.

Jin menghela napas.
"Kenapa?"

Jin melangkah lebih dekat dengan Laura.

Laura mengangkat kepalanya dan menatap Jin.
"Ha?" sahut Laura bingung. Laura bertemu dengan wajah Jin yang semakin dekat dengan wajahnya.

"Kenapa kamu berhenti melakukannya? Karena sekarang udah nggak ada gunanya lagi, ya? 'I Hope You Disappear, aku berharap kamu menghilang. Kamu berhenti, karena saya sudah menghilang dari publik? 'Aku berharap kamu hancur, dan menghilang!' Kamu berhenti, karena saya sudah hancur, dan menghilang?" ucap Jin.

Jin terus melangkah maju, sehingga membuat Laura mundur dan akhirnya langkahnya terhenti karena ia sudah sampai di pembatas atap gedung. Laura melirik ke belakang, ia takut jatuh.

"Jin, tunggu ..."

"Makanya saya bilang, silakan kamu lakukan. Kamu mau bongkar sembilan puluh sembilan fakta, rahasia, aib, keburukan tentang saya yang kamu pikir akan menghancurkan saya, saya nggak peduli," tutur Jin.

Laura menahan napasnya. Ia benar-benar takut terjatuh ke belakang.

"Saya menghilang, tapi lihat? Saya tidak benar-benar menghilang. Saya memang terlihat hancur, tapi saya baik-baik saja. Apapun yang mau kamu lakukan, silakan, karena itu sama sekali tidak akan memengaruhi saya," pungkas Jin lalu menjauhkan tubuhnya dari Laura.

Laura membuang napasnya yang sedari tadi ia tahan. Degup jantungnya tadi sudah seperti akan meledak. Laura mengusap-usap dadanya.

Jin lalu merebut buku kecil Laura beserta pulpennya. Jin membuka halaman yang bertuliskan sembilan puluh sembilan fakta Jinendra, dan mengisi nomor delapan, lalu memberikannya pada Laura dan berlalu meninggalkannya.

Laura membaca apa yang baru saja Jin tulis. Seketika mulutnya ternganga lebar.

"Nomor delapan, J-jinendra Leander pe-pemilik saham terbesar di SGM Group?!"

𝐒𝐄𝐗𝐘 𝐆𝐔𝐘 𝐍𝐄𝐗𝐓 𝐃𝐎𝐎𝐑 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang