34 | Jadi, Apa Jawabannya?

438 43 9
                                    

Beri aku jawaban. Beri aku kepastian. Agar setidaknya aku tahu, haruskah aku menunggumu atau berhenti mengharapkanmu.

🐳🐳🐳


"Aku ikut anterin kamu, ya, atau aku susul nanti!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku ikut anterin kamu, ya, atau aku susul nanti!"

"Jin. Kamu lupa sekarang posisi kamu apa di perusahaan? Kamu punya tanggung jawab besar yang nggak bisa kamu tinggalin begitu aja. Jadi, aku minta kamu bertanggungjawab dengan apa yang udah kamu jalani, bukan tanggung jawab ke perusahaan dan keluarga kamu aja, tapi tanggung jawab ke diri sendiri."

"Tapi, Laura. Kamu nggak bisa tinggalin aku begitu aja!"

"Jin, nggak ada yang tinggalin kamu! Aku nggak pergi untuk selamanya, aku pergi cuma sebentar, aku cuma berobat. Aku janji, aku pasti balik lagi buat kamu."

"Kamu janji?"

Laura mengacungkan jari kelingkingnya.
"Janji!" seru Laura.

Kemudian Jin mengaitkan jari kelingkingnya dengan kelingking Laura.

"Lagi pula, aku nggak mungkin pergi begitu aja. Masih ada pertanyaan dari kamu yang belum aku jawab," ucap Laura dengan senyum simpul. Laura menundukkan kepalanya.

"Jadi ... jawaban kamu apa?" tanya Jin dengan hati-hati.

"Jawabannya aku simpan buat nanti kalau aku kembali. Supaya kamu tau, aku pasti kembali untuk menjawab pertanyaan kamu," ujar Laura.

Jin mengubah air mukanya dari yang semula sendu menjadi senang. Senyumnya perlahan mengembang mengikuti garis lengkung senyum di bibir Laura.

"Boleh peluk kamu?" tanya Jin sambil merentangkan tangannya.

Laura langsung menjatuhkan tubuhnya di pelukan Jin. Ia hirup aroma khas dari tubuh lelaki yang selama ini menjadi tetangga apartemen sebelahnya. Sebentar lagi, Laura tidak akan bisa menghirup aroma ini untuk sementara waktu. Laura hanya bisa berharap dirinya pulih dengan cepat dan bisa kembali secepat mungkin. Namun sebelum itu, Laura harus membereskan persoalan dengan ayahnya yang sudah pasti tidak akan mengizinkannya kembali tinggal sendirian di Jakarta.

Suara panggilan terakhir keberangkatan menuju Singapura sudah terdengar. Ibu dan adiknya Laura sudah memanggil Laura untuk segera berangkat.

"Aku pamit, ya," ucap Laura setelah melepas pelukan Jin. Laura juga sudah berpamitan dengan Sean dan Hozi yang turut mengantarnya ke bandara.

Jin mengangguk.
"Hati-hati di jalan, Laura. Jangan hilang kontak. Jangan nggak bisa dihubungi. Kabari aku kalau udah sampai, dan kasih aku update-an setiap pengobatan kamu!" ujar Jin sambil mengguncang ponsel yang ia keluarkan dari sakunya.

Laura mengacungkan ibu jarinya sembari tersenyum. Kemudian melangkahkan kakinya menjauh dari Jin, Sean, juga Hozi yang matanya sudah berkaca-kaca. Laura melambaikan tangan pada mereka.

𝐒𝐄𝐗𝐘 𝐆𝐔𝐘 𝐍𝐄𝐗𝐓 𝐃𝐎𝐎𝐑 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang