vierzehn

124 10 0
                                    

Nyx kini sedang berjalan jalan ditengah ramainya kota, walaupun Nyx tidak terlalu menyukai keramaian, ia tetap jalan jalan(anjayy)

Ia baru saja kembali dari tempat Erwin, dan seperti biasa pria itu masih saja disibukkan dengan berkas berkasnya itu.

Nyx menawarkan diri untuk membantunya, tapi pria itu menolak untuk dibantu. Dan malah berkata...

"Daripada kau membantuku mengerjakan berkas berkas membosankan ini, sebaiknya kau pergi kencan saja, Nyx."

Kencan?

"Wohooo, bagaimana dengan zona cintamu? Berjalan dengan lancar? Kulihat lihat, akhir akhir ini wajahmu cerah begitu. Apa pria itu membuatmu menjadi seperti ini?"

Itulah kata kata Mike, yang membuatnya segera pergi dari ruangan itu.

Entah apa artinya dengan zona cinta itu!

Ia sama sekali tidak masuk ke dalam zona cinta yang dimaksudkan Erwin dan Mike.

"Wajar saja kau tidak mengerti tentang yang seperti itu. Umurmu yang sudah dua puluh tahun itu, hanya memikirkan misi misi! Tugas tugas! Dan pekerjaan lainnya yang membahayakan nyawamu. Bagaimana jika sekali kali, membuka diri kepada seseorang, dan mungkin libatkan sedikit perasaan cinta yang sedang tertahankan didalam hatimu, kepada pria itu! Kau sama saja sebenarnya dengan Erwin, lebih mementingkan pekerjaan dan sudah tidak punya waktu lagi untuk ber asmara. Tapi, beruntung kau masih muda! Tidak seperti Erwin, sudah tua!"

Seperti itulah kata kata kurang ajar Mike, terhadap dirinya dan Erwin.

"Mike, kau seharusnya tidak usah membawa bawa aku...."

"Cih, masa bodo!" Nyx berdecih, kesal sendiri karena mengingat ngingat kata kata mereka tentang dirinya.

Tiba tiba, tanpa disadari oleh Nyx yang daritadi berjalan. Ia menabrak seorang bocah.

"Aduh" Ucap bocah itu meringis.

Nyx menatap ke bawah, menatap bocah itu datar.

"Uh maaf. Kau tidak apa apa?" Tanya Nyx berdiri di hadapan bocah lela itu.

"Es krim ku..." Lirih bocah itu sedih.

Bocah itu menatao Nyx dengan takut, dan sepertinya ia akan segera menangis.

Nyx yang melihat es krim bocah yang ditabrak nya tadi, sudah jatuh ke tanah, jadi merasa bersalah.

Nyx menghela nafas berat, dan segera membungkuk membantu bocah yang ditabraknya tadi.

Ia mengulurkan tangannya ke arah bocah itu. Bocah itu ragu dan takut untuk menerima uluran tangan Nyx.

"Tak perlu takut, aku bukan orang jahat." Ucap Nyx melembutkan nada suaranya ke arah bocah itu.

Dan dengan segera, bocah itu menerima uluran tangannya.

"Bisa kau tunggu sebentar disini?" Tanya Nyx, dan bocah itu mengangguk pelan.

Nyx dengan segera, pergi ke salah satu kedai es krim yang ada disana, dan membeli es krim untuk mengganti punya bocah yang ia sambar tadi.

"Ini ambilah." Ucap Nyx berjongkok menyamakan tingginya dengan bocah itu.

"Eh? Benarkah ini untukku?" Tanya Bocah itu berbinar dan mengambil es krim dari tangan Nyx.

"Ya untukmu, karena aku sudah menyambarmu tadi dan menjatuhkan es krim mu. Maaf ya." Ucap Nyx merasa bersalah.

"Wuahh Terima kasih nee-san! Kau sangat baik dan juga cantik!" Ucap girang bocah itu dan segera memeluk Nyx tanpa aba aba.

Nyx yang tiba tiba dipeluk seperti itu, tersentak kaget. Tidak biasanya ia dipeluk seperti itu...

𝐃𝐄𝐈𝐍𝐄 𝐀𝐍𝐖𝐄𝐒𝐄𝐍𝐇𝐄𝐈𝐓 | 𝐑𝐄𝐈𝐍𝐄𝐑 𝐁𝐑𝐀𝐔𝐍✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang