vier und vierzig

77 12 0
                                    

"Jadi... Apa kalian bisa membunuhnya?"

"Membunuh Eren." Ucap Annie melangkahkan kakinya maju.

"Cara untuk menghentikan Eren, bukan hanya dengan cara membunuhnya." Ucap Mikasa.

"Sudah kuduga kau akan bilang begitu." Balas Annie.

"Lantas bagaimana? Kau mau menbujuknya?"

Nyx mendengarkan semua celotehan celotehan antara kedua gadis itu dengan tidak minatnya. Selain membunuhnya, apa lagi cara untuk menghentikan bocah keras kepala itu? Bukankah sudah terlambat?

Daripada itu, kini Nyx lebih mengkhawatirkan kondisi kakinya yang saat ini sudah sulit digerakkan. Ia bahkan berdiri tanpa bertumpu pada kaki kirinya, dan hanya mengandalkan kaki kanannya saat ini.

Nyx kembali melihat kearah Mikasa dan Annie yang kini semakin memanas, dan keduanya sudah mulai memasang kuda kuda untuk bertarung.

Semuanya juga tampak waswas dengan hal tersebut. "Hey kalian! Jika kalian berkelahi disini, makanannya akan terbuang sia sia loh!"

Kemudian Annie terlihat menurunkan tangannya, dan berpostur tangan berhenti kearah Mikasa. "Aku sangat paham perasaanmu."

"Aku juga punya alasan untuk menghentikan Eren. Karena aku tak ingin ayahku yang berada di Marley terbunuh. Maka dari itu, bantuanmu diperlukan. Asalkan Eren bisa dibujuk dan dihentikan, itu sudah cukup" Ucap Annie.

Mikasa memejamkan matanya sekejap, sebelum ia berbalik badan.

"Wakatta"

Teng teng teng teng

Hange mengetuk ngetuk panci yang berisi sup yang akhirnya sudah matang.

"Kita perlu lima jam untuk sampai ke pelabuhan. Dengan mengandalkan kapal terbang milik Azumabito, kita bisa mendekat ke arah perintis."

"Tapi masalahnya, kita tidak tau tujuan pertama perintis. Kalau asal terbang, kita hanya akan menghabiskan bensin sia sia" Ucap Hange.

"Maka dari itulah, aku menculiknya." Ucap Magath yang tertuju kepada Yelena.

"Kemana tujuan pertama Jaegar?" Magath bertanya kepada Yelena.

"Mana kutahu. Jika aku tahu, untuk apa aku memberitahukannya?" Jawab Yelena.

"Kaulah yang memberikan soal jalur benua benua kepada Jaegar. Dia pasti sudah bisa membayangkannya nanti." Sambung Magath langsung.

"Kurang ajar."

"Kenapa juga aku harus bekerja sama dengan orang marley yang kurang ajar?" Yelena berkata.

"Itu karena nyawamu ada ditangan kami." Annie menjawab menatap tajam wanita tiang itu.

"Percuma saja. Dia memang ingin mati." Ucap Jean dan kembali memakan makanannya.

Kemudian pandangan Magath kembali lagi jatuh, kearah Nyx yang dari tadi duduk dalam diam.

Nyx yang menyadari hal itu, merasa sedikit kesal dan ingin rasanya untuk mencabik cabik pria tua itu.

"Daritadi kau terlihat berniat untuk terus menyudutkanku, Magath. Kau mengira aku mengetahui sebanyak yang diketahui wanita tiang itu?" Nyx berkata dingin dengan melemparkan tatapan membunuh kearah Magath.

"Hoi ossan, bisakah berhenti menyudutkannya!" Desis Rolan yang ikut kesal disamping Nyx.

"Dia benar benar tak tahu apa apa. Jika kalian mencurigainya karena pernah membantu Eren, percuma saja... Nyx tak pernah menerima informasi apapun. Kami pun selalu mewaspadainya." Diakhir kalimat Yelena sedikit menyunggingkan seringaiannya.

𝐃𝐄𝐈𝐍𝐄 𝐀𝐍𝐖𝐄𝐒𝐄𝐍𝐇𝐄𝐈𝐓 | 𝐑𝐄𝐈𝐍𝐄𝐑 𝐁𝐑𝐀𝐔𝐍✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang