zwölf

321 37 12
                                    

Malam yang tenang, hanya terdengar deru angin yang meniup, membuat wanita itu merasakan sensasi dingin yang menusuk di seluruh kulitnya.

Sudah terbiasa dengan suasana itu.

Sejuk, pikirnya, itu sejuk.

Sambil menggenggam liontin merahnya, ia menatap ke langit, melihat bulan yang menyinarinya dari atas sana.

Mata gelapnya seketika bersinar, memantulkan cahaya bulan disana.

Akhir akhir ini, cahaya bulan selalu terang dan sangat bercahaya, sampai-sampai, aku mengira kau adalah matahari.

Dirinya berada sendirian di atas sana, menikmati keindahan bulan di atas sana. Menikmati suasana malam yang tenang.

Sebelum matahari terbit kembali, ia harus menghabiskan waktunya untuk menatap sang bulan. Tidak ingin tidur. Ia tak mau mimpi itu lagi, tapi berkata mimpi itu, dia tak pernah lupa wajah sang pelindung kecilnya.

Mimpi yang mengingatkannya kepada seseorang yang sangat disayanginya, juga adalah mimpi yang membuatnya tersiksa.

Wanita itu kemudian mengalihkan pandangannya dari sang bulan, mengarah kepada bintang bintang yang bertaburan di atas sana.

Tidak ada yang jatuh malam ini, tapi, kumohon.. aku hanya ingin hidup dengan damai.

Dia hanya ingin sendiri seperti ini, menikmati kesunyian dan kedamaian malam.

Sekali lagi, dia hanya ingin sendiri seperti ini, menenangkan pikirannya, menikmati hembusan angin yang menerpa nerpa rambut dan wajahnya, cahaya bulan yang menyinari wajahnya. Sampai...

Krettt

Terdengar suara pintu terbuka dari belakang sana, dan suara jejak kaki yang menuju ke arahnya.

Jujur saja, jika membunuh tanpa alasan dilegalkan disini, Nyx pasti sudah membunuh orang yang mengganggunya saat ini.

Walaupun sebenarnya dia punya alasan, kenapa membunuh orang itu? Dia mengganggu waktu ku melihat bulan.

Konyol sekali.

"Oh? Apa aku harus melakukan hormat terlebih dahulu?" Tanya suara dari belakang.

Sialan. Nyx mengenal suara itu, suara seorang pria yang juga pernah mengganggunya beberapa hari lalu.

"Jika membunuh dengan alasan mengganggu seseorang saat ingin mendapatkan waktunya sendiri dilegalkan. Sudah kubunuh bajingan yang akan datang menggangguku saat ini. Siapapun kau," ucap Nyx dingin tanpa berbalik.

Entah kenapa, ia menjadi sangat kesal malam ini, dan ingin segera memenggal kepala orang yang kini berada di belakangnya tidak jauh berdiri.

Terdengar kekehan pelan dari pria itu.

"Mengganggumu? Kau yakin, heichou? Lagipula ini tempat umum, siapa saja boleh datang kemari," ucap pria itu dengan santainya, yang membuat Nyx semakin tidak tahan dengan sikapnya.

Nyx menghela nafas sabar, dan memilih untuk pergi, tanpa mempedulikan pria itu lagi.

Tapi sebelum ia pergi, tangannya dicekat oleh Reiner.

Nyx ingin segera menghajar pria itu, tapi langsung mengurungkan niatnya, kala mendengar pria itu langsung membuka suara lagi.

"Bukankah pertemuan kita kali ini, mirip dengan suasana saat senja itu?" Ucap Reiner senang dengan senyuman tersinggung dimulutnya.

"Saat aku menahanmu seperti ini, waktu itu. Kau memakiku saat itu! Kali ini, apa kau akan melakukan hal yang sama lagi?" Ucapan Reiner membuat Nyx terdiam seribu bahasa.

𝐃𝐄𝐈𝐍𝐄 𝐀𝐍𝐖𝐄𝐒𝐄𝐍𝐇𝐄𝐈𝐓 | 𝐑𝐄𝐈𝐍𝐄𝐑 𝐁𝐑𝐀𝐔𝐍✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang