sechs und zwanzig

120 13 0
                                    

Tok tok tok

"Nyx! Kau didalam?" Teriak seseorang dari balik pintu kamar Nyx.

Nyx yang sedang berbaring diranjangnya, mengalihkan pandangannya kearah pintu. Itu Hanji.

"Nyx~"

Nyx berdecak kesal dan segera bangkit dari ranjangnya, terganggu akan kedatangan Hanji yang membuatnya jadi pening kembali.

Dengan malas Nyx membuka pintu kamarnya dan menemukan sosok wanita berkacamata yang kini sedang tersenyum kepadanya.

Nyx membalas datar ekspresi yang diberikan Hanji padanya. "Ada apa?"

"Eh? Kau tak lapar? Ayo kita bersama sama segera ke ruang makan!" Hanji sedikit mengibur Nyx, mengingat apa yang telah ditimpa wanita itu pada sore tadi.

"Duluan saja. Aku ingin istirahat sebentar." Ucap Nyx dengan malasnya.

Hanji kemudian menaruh punggung tangannya ke dahi milik Nyx, mengecek apakah wanita itu sakit.

Nyx mengangkat sebelah alisnya mendapati perlakuan Hanji. "Aku baik baik saja, Hanji."

"Tapi kau terlihat tidak baik baik saja." Gumam Hanji mendekatkan wajahnya ke wajah Nyx, meneliti tiap rinci wajah gadis itu.

"Jauhkan wajah sialanmu!" Desis Nyx menjauhkan wajahnya dari wanita kacamata itu.

Hanji menghela nafas panjang menatap khawatir wanita itu, kemudian dengan segera memeluk Nyx dengan erat.

Nyx membelakan matanya saat Hanji dengan berani memeluknya secara tiba tiba. Ia tak menolak pelukan itu sama sekali, dipikir juga dirinya memang membutuhkan hal itu.

Hanji dengan lembut mengelus ngelus punggung milik Nyx. "Sebaiknya segera temui Rolan. Aku sangat kasihan melihatnya seperti orang bodoh Hahaha" Tawa Hanji bergetar saat dirinya masih memeluk Nyx.

Nyx tak membalas pelukan itu tanpa adanya kata kata yang keluar dari mulutnya setelah Hanji melepaskan pelukannya dan segera menangkup kedua pipi wanita itu.

"Ne, kau harus tetap kuat semangat dan tersenyum! Aku tau kau mungkin merasa bersalah akan kejadian ini! Ini memang sudah takdirnya, dan ini sama sekali bukan kesalahanmu, jadi jangan merasa seolah ini adalah kesalahanmu dan menyebabkan mentalmu hancur- sudah hancur dari dulu.

Garghhh itu sangat mengerikan!!" Hanji berkata layaknya sedang ngerap dan dengan ekpresi hebohnya, berharap bisa melihat senyuman dari wajah Nyx walaupun mustahil sebenarnya.

Nyx tersenyum miris dalam hati bukan kesalahanku, ya?

"Terima kasih, Hanji. Tapi aku belum selera makan saat ini, jika aku sudah selera aku akan pergi." Ujar Nyx sama sekali ekspresinya tidak berubah.

Hanji membuang nafas pasrah. "Huuu baiklah. Tapi ingat! Kau harus makan loh ya?! Karena besok kita akan melakukan-

Nyx segera membanting pintu kamarnya membiarkan Hanji yang masih dengan tingkah konyol diluar, kehadiran wanita itu membuat kepalanya akan kembali pening.

"Aku sudah mengetahuinya, Hanji. Pergilah. Terima kasih telah mengunjungiku."

Menghela nafas berat, Nyx segera meluncurkan tubuhnya menyandar pada pintu kamarnya membuat pantatnya menyentuh lantai.

Ini.. Mulai kacau dan kacau..

...

Kini dirinya sudah menggunakan lengkap peralatan manuvernya, entah apa yang ada dipikirannya saat ini, Nyx dengan diam menyelinap tengah malam dan berdiri di atas dinding Sina.

𝐃𝐄𝐈𝐍𝐄 𝐀𝐍𝐖𝐄𝐒𝐄𝐍𝐇𝐄𝐈𝐓 | 𝐑𝐄𝐈𝐍𝐄𝐑 𝐁𝐑𝐀𝐔𝐍✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang