neunzehn

90 12 0
                                    

"Jadi, apa yang membuatmu kembali kemari?"

"Hanya ingin saja." Jawab seorang wanita pada pria tua yang duduk disampingnya.

"Besok adalah hari ekspedisi, dan kau malah kemari. Memangnya kau diijinkan Komandanmu?" Tegur pria itu.

"Siapa bilang aku ijin?" Jawab wanita itu.

Sang pria tua mengerutkan dahinya bingung. "Jangan bilang, kau pergi diam diam-

"Dan tak ada yang tahu. Aku sama sekali tak punya ijin." Ucap wanita itu yang sudah setengah mabuk.

"Penyusupan dan penyamaranmu cukup hebat." Ucap pria itu.

"Tak ada penghianatan kan?" Pria itu melihat sang wanita terus terusan meneguk alkoholnya.

"Tid-uhukkk!"

"Hentikan itu. Kau sudah mabuk bocah!" Cegat pria itu menahan botol yang berisi alkohol.

"Aku tak pernah mabuk, Kenny." Sambung wanita itu, menepis tangan pria itu.

"Kau melakukannya sekarang." Pria itu menggeleng gelengkan kepalanya.

"Kau minum sebanyak itu, bagaikan seseorang yang baru saja putus cinta."

Dua mahkluk yang sedang terlibat didalam pembicaraan diatas adalah, Nyx dan Kenny Ackerman.

Nyx bertemu Kenny saat beberapa tahun lalu, ia tak sengaja melawan pria itu di dunia bawah. Dan tak ada yang menang.

Mereka kemudian menyudahi pertarungan tak berguna itu, dan Kenny mengajak Nyx ke bar untuk dibayarkannya minum.

Tapi Nyx menolak, karena saat itu ia masih dibawah umur. Dan ia mengetahui fakta, bahwa Kenny adalah paman dari partnernya. Levi Ackerman.

"Bagaimana kabar Levi?" Tanya Kenny.

"Kenapa tak kau tanyakan saja pada orangnya langsung?" Desis Nyx pada pria itu.

Kenny hanya berdecak. "Sebelum aku menanyakannya. Aku sudah ditebas lebih dulu olehnya."

Pandangannya kemudian teralih pada kalung liontin, yang dikenakan Nyx. "Kau terus memakainya"

"Tentu saja. Ini peninggalan ibuku." Ucap Nyx menggenggam liontin berwarna merah darahnya.

"Ada sesuatu dibalik liontin ini, dan aku belum mengetahuinya. Yang pasti, ini berhubungan dengan keluarga dari ibuku." Kata Nyx menggosok gosok liontin nya.

"Keluarga Xaford? Salah satu keluarga murni keturunan Marley. Tapi ibumu-

"Diamlah. Aku tak ingin mendengarnya."

...

"Bagaimana? Kalian sudah menemukan keberadaannya?" Tanya Komandan Erwin kepada para bawahannya mengenai keberadaan Nyx yang hilang sedari 3 hari lalu tanpa kabar.

Ia menghela nafas berat. "Dimana wanita itu!"

"Sepertinya aku harus memeriksa ke bawah tanah, Erwin." Kini giliran sang Ackerman berkata.

"Tak perlu. Aku tahu dia akan segera kembali, dan mengikuti ekspedisi. Lagipula bukankah rekannya sudah memeriksa dibawah sana?" Ucap Erwin berusaha tenang. Ia yakin Nyx akan segera kembali walaupun ia tak memiliki persiapan untuk besok.

"Aku tahu kau sangat mempercayai gadis itu. Tapi, ini sudah hampir malam dan bocah itu tak menampakan dirinya juga." Balas Levi.

"Dan kau tahu, bocah itu bisa melakukan apa saja. Mereka tidak teliti dalam mencarinya di bawah sana." Sambung Levi lagi.

"Jika sampai malam Nyx belum kembali juga. Maka akan aku ijinkan kau kesana" Pintah Erwin, dan dibalas decakan oleh sang Ackerman.

"Terserah kau saja."

Kini keadaan sedikit kacau dan heboh, dengan menghilangnya Nyx. Bahkan regunya tidak ada yang mengetahui keberadaan wanita itu.

Beberapa bawahan Erwin sudah mencarinya, bahkan ketiga rekan Nyx. Tapi tidak mendapati keberadaan wanita itu.

Reiner?

Jangan ditanya lagi. Pria itu tidak henti hentinya memikirkan Nyx, dan mengawatirkannya.

"Tak perlu sampai terus memikirkannya Reiner. Bukankah wanita itu sudah menolakmu?" Berthold berujar, menatap Reiner yang terlihat melamun menatap keluar jendela.

"Walaupun ia menolakku, tidak merubah perasaanku padanya. Malahan perasaan cintaku semakin bertambah padanya." Reiner berkata tanpa mengalihkan pandangannya.

Berthold menatap horor temannya itu. "Alay"

Tiba tiba pintu terbuka, menunjukan sosok pria berkepala botak. "Reiner! Berthold! Kita dipanggil komandan untuk ke ruangannya."

"Oh, Connie! Memangnya ada apa?" Tanya Berthold ke arah Connie.

Reiner yang tadinya sedang melamun, kini beralih menatap botak.

"Entahlah, aku kurang tau. Mungkin untuk persiapan besok" Ucap Connie mengangkat kedua bahunya.

"Apakah semua prajurit?" Tanya Reiner.

"Tidak. Hanya seangkatan kita saja."

Mereka tiba diruangan milik Erwin, dan disana sudah ada teman teman seangkatan mereka. Plus regu Nyx, Mike, dan Levi.

Hanji? Dia tak ikut, karena you know lah!

"Baik karena semuanya sudah terkumpul, mari kita mulai!" Ucap sang komandan.

Erwin membicarakan tentang formasi, dan hal hal lain untuk ekspedisi besok kepada para prajurit 104, mengingat ini kali pertama mereka akan ekspedisi keluar dinding.

Mental dan keberanian!

"Komandan, tapi bagaimana dengan Nyx? Dia belum saja muncul!" Kata Rolan, membuat semua orang beralih ke arahnya.

Erwin menatapnya sebentar, dan kemudian menatap Levi. "Kupikir kau memang harus mencarinya disana"

Levi menatap datar Erwin. "Sudah kubilang daritadi." Decih Levi.

Mike tiba tiba menajamkan penciumannya tanpa sadar. "Hmm kupikir tak perlu, Levi."

Semua kemudian beralih ke arah Mike. "Ada apa?" Tanya Erwin.

Tiba tiba pintu terbuka agak kencang, membuat semua orang yang ada didalam sana tersentak kaget, dan segera beralih ke arah pintu.

Dan lihat siapa yang datang? Mereka terkejut setengah mati dengan kemunculannya tiba tiba.

"Oh, jadi ada rapat?" Ucap sosok yang baru saja tiba mengagetkan mereka.

"Kalau begitu aku akan-

"NYX!!!???"

𝐃𝐄𝐈𝐍𝐄 𝐀𝐍𝐖𝐄𝐒𝐄𝐍𝐇𝐄𝐈𝐓 | 𝐑𝐄𝐈𝐍𝐄𝐑 𝐁𝐑𝐀𝐔𝐍✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang