acht und vierzig

83 16 1
                                    

Suasana di dalam kapal menjadi tegang, dan beberapa dari mereka menangisi kedua orang yang kini tidak bersama mereka.

"Hange-san!"

"Nyx-san!"

"Kuso! Kuso! Kuso!" Reiner terduduk gelisah sambil meremas rambutnya kuat.

Seharusnya dari awal ia sudah membawa wanita itu bersamanya, dan tak membiarkannya menggunakan kekuatannya.

Tidak... Kemungkinan wanita itu masih hidup! Ia sangat yakin.

Dirinya hanya melihat satu ledakkan, dan itu berasal dari tempat Hange terbang, ia tak melihat Nyx.

Itu berarti.. Wanita itu masih hidup!

Tuk tuk tuk

Perhatian mereka terpaku kepada bunyi ketukan itu. "Nande?"

Tuk tuk tuk

"Pintu! Buka pintunya!" Teriak Sasha dan segera Jean langsung pergi untuk membuka pintu kapal tersebut.

Klekk

Wushhh!!

Dan betapa terkejutnya mereka saat melihat kedua sosok yang baru saja memasuki kapal dengan tergesa-gesa.

"Hahh, brengsek! Kalian lama sekali membukanya!"

"Nyx-san!" Kaget mereka melihat wanita itu, yang di dekapannya membawa seorang wanita yang kini sudah terlihat setengah hangus.

"Tenang saja, ia hanya mengalami luka bakar. Tapi cukup parah." Ucap Nyx dan membaringkan tubuh Hange yang tak sadarkan diri.

Reiner yang melihat sosok wanita itu, merasakan kakinya lemas dan segera setelah itu ia terduduk, dan akhirnya bisa bernafas lega.

Pria itu menyenderkan kepalanya ke belakang, dan menutup matanya menggunakan tangan kanannya.

Aku tau... Kau melakukannya!

Setelah beberapa saat setelah kejadian itu berlalu, dan kini suasana mulai hening namun mencekam.

"Hange-san-!

"Kau lupa dengan posisimu sekarang, Armin?" Hange berkata dengan posisi bersandar, karena kondisi yang masih kurang membaik saat ini.

Armin membelakan matanya.

Ya, benar juga! Sekarang aku adalah komandan.. Walaupun Hange-san masih hidup, tapi dia telah memberikan tanggung jawabnya kepadaku..

"Saatnya kau yang memimpin dan mengarahkan kami disini, Armin Daicho." Ucap Hange memasang seringai.

Armin terlihat ragu, namun akhirnya mengangguk berani. "Baiklah.."

"Kita mulai rencananya!" Armin duduk mengambil tengah dari antara semua orang.

Semua orang nampak fokus dan nyimak kearah Armin, sambil bersama mereka saling menukar pikiran dan saran.

Terkecuali satu sosok yang daritadi hanya terduduk diam sambil menutup kedua matanya dengan satu tangan, tanpa adanya niat ikut campur dan turun tangan untuk rencana mereka selanjutnya.

Reiner menotice hal tersebut, dan menatap heran ke arah wanita itu, yang dari dulu sulit ditebak.

"Kau baik baik saja?" Tanya Reiner dan duduk disampingnya.

"Kau melakukan hal yang gila tadi! Itu membuatku hampir ikut gila melihat tindakanmu. Tapi, syukurlah kau baik baik saja." Reiner membuang nafas berat dan ikut bersandar di samping wanita itu.

𝐃𝐄𝐈𝐍𝐄 𝐀𝐍𝐖𝐄𝐒𝐄𝐍𝐇𝐄𝐈𝐓 | 𝐑𝐄𝐈𝐍𝐄𝐑 𝐁𝐑𝐀𝐔𝐍✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang