BAB 40

2 1 0
                                    

Kuliah pun sudah selesai. Rasanya Sekar ingin cepat-cepat tidur saja. Ia juga sudah terbebas dari Andy yang baru saja berlari mencari mama Sekar. Ia pun akhirnya bisa merapikan meja belajarnya yang berantakan dengan banyaknya spidol dan juga alat tulis Sekar yang juga berjatuhan di sekitar kursi belajarnya itu. Setelah ia merapikan seluruh kekacauan yang dibuat oleh Andy, Sekar pun langsung merebahkan dirinya di kasur dengan mengambil gulingnya. Dengan perlahan, Sekar pun menutup matanya yang mulai memberat itu.

Mama Sekar sedang berada di teras bersama dengan Andy. Andy yang sibuk dengan mengambil bunga yang berjatuhan itu senang sekali. Setelah mendapatkan bunga tersebut, Andy menyerahkan bunga hasil tangkapannya itu kepada mama Sekar. Mama Sekar pun menerima bunga tersebut. Dan mama Sekar melakukan kejahilan kepada Andy yang mulai sibuk sendiri itu. Mama Sekar pun menyelipkan bunga hasil tangkapan Andy itu ke telinga Andy. Dan Andy yang mengetahui jika ia dijahili pun merenggut. Dan ia melepaskan bunga tersebut. Dan Andy pun berlari ke dalam rumah untuk menunjukkan bunganya itu.

Arbani pun menaruh laptopnya di meja belajarnya itu. Ia juga menaruh buku tulis yang tidak ada catatan sama sekali. Ia juga bingung dengan apa yang akan dicatat jika kuliah berlangsung. Arbani pun mengambil handphonenya itu. Ia mengecek sosial medianya yang tidak menarik. Setelah bosan dengan handphonenya, Arbani menuju dapur untuk makan siang. Di meja makan, sudah ada makanan kesukaannya itu. Arbani langsung mengambil piring dan juga mulai untuk mengambil satu persatu nasi dan lauknya itu. Dan ia pun mulai memakan dengan lahap.

Anthoni sudah selesai dengan merapikan peralatannya. Sekarang ia mengeluarkan buku tugasnya yang ia letakkan di kasur. Kemudian, ia pun mulai membuka buku tugasnya dan membuka laptopnya kembali. Dan ia pun dengan serius mulai mengerjakan soal-soal tersebut. Untuk pengumpulan tugasnya masih ada waktu hingga dua hari lagi. Ia juga menyalakan musik meskipun cuaca masih terang. Karena biasanya, ia akan menyalakan lagu jika malam hari untuk menemaninya mengerjakan tugas. Mungkin ia sedang ingin.

Sekar terbangun dari tidurnya Sebab ada sesuatu yang menggelitik wajahnya. Dan ia merasa akan bersin saja sekarang. Dan ia pun mengetahui jika ini adalah kelakuan dari Andy. Sekar langsung membuka matanya. Meskipun masih terasa berat. Dan ia langsung melihat wajah Andy dengan mulutnya yang penuh dengan air liur itu. Sesekali, air liur tersebut menetes kearah Sekar. Sekar pun menegakkan tubuhnya. Dan masih terduduk diatas kasurnya. Ia melihat jika bunga yang dibawa oleh Andy tersisa batangnya saja. Sekar tertawa sendiri melihat perbuatan Andy tersebut. Sekar pun mengangkat tubuh kecil Andy. Ia menurunkan Andy dari kasur karena ia juga ingin ke kamar mandi terlebih dahulu. Andy yang melihat Sekar berlalu ke kamar mandi Pastinya akan mengekor dari belakang. Namun, Sekar yang menyadari hal itu langsung menyuruh Andy untuk menunggu saja di depan pintu kamar mandi. Dan ajaibnya, Andy pun menurut saja. Ia melihat Sekar yang sedang mencuci muka. Hingga tidak menyadari jika mama Sekar sudah berada di belakang Andy. Andy yang masih berseru heboh dengan melihat air yang mengucur deras itu. Ia sangat senang untuk bermain air. Jika ia bertemu dengan selang, pasti langsung basah kuyup. Mama Sekar pun membawa Andy untuk menjauh dari kamar mandi tersebut. Dan Sekar pun keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah. Mama Sekar pun melihat jika anaknya sudah selesai dengan kuliahnya. Dan mama Sekar pun menyuruh Sekar untuk makan siang terlebih dahulu . Sekar pun mengangguk, dan mengikuti mama Sekar dan juga Andy keluar dari kamarnya itu. Mereka pun mulai menikmati makan siang dengan Andy yang tidak mau kalah dalam berebut makanan bersama Sekar. Suara di ruang makan pun menjadi ramai dengan celotehan Sekar dan juga Andy. Setelah hampir 20 menit, mereka pun sudah selesai dengan makan siang. Dan Sekar pun duduk di ruang tamu untuk memainkan handphonenya itu. Ia pun melihat jika sudah ada tugas yang dikirim oleh dosen. Dan ia pun mulai mengerjakan tugas tersebut. Membuka laptopnya dan ia juga langsung mengambil buku tugasnya. Ia melihat kearah jam dinding, masih belum sore dan Sekar mulai mengerjakan tugasnya.

Anthoni sudah selesai dengan tugas yang diberikan. Ia pun mengambil handphonenya yang ia taruh di atas meja belajarnya itu. Dan ia pun menuju aplikasi line. Dan ia langsung mencari satu nama di sana. Namun, ia ragu untuk mengirim pesan kepada orang itu. Ia pun menaruh kembali handphonenya. Memikirkan kalimat yang pas untuk memulai. Dan ia pun mendapat ide jika ia mungkin bisa bertanya tentang tugas. Ia pun mengambil kembali handphonenya. Dan mulai mengetik pesan. Semoga saja ia bisa mendapat balasan. Sebab dia sangat jarang aktif di line. Kata sahabatnya, Ia selalu aktif di sosial media lainnya. Ia ragu, apakah nomornya disimpan olehnya atau tidak?. Mungkin akan ada kesempatan di lain waktu. Masih bersyukur Ia masih mau untuk membalas pesan dari Anthoni tersebut meskipun dengan gugup sekali. Anthoni mulai merangkai kata-kata, dan keringat sudah membanjiri dahinya itu. Benar-benar payah sekali ia ini. Ia sudah selesai dengan menulis pesan tersebut. Untuk mengirim pesan saja ia harus memikirkan kemungkinan yang terjadi. jika ia mengirim pesan sekarang, apakah dibalas olehnya?, atau membutuhkan waktu yang lama untuk membalas pesannya?, masih banyak kemungkinan yang dipikirkan oleh Anthoni. Ia pun langsung mengirim pesan tersebut. Semoga saja hari ini menjadi hari keberuntungannya . Setelah mengirim pesan tersebut, Anthoni pun merebahkan diri di kasurnya dengan melihat kearah langit-langit kamarnya. Apakah yang ia lakukan ini sudah benar?, apakah justru menjadi buruk untuknya?. Anthoni tidak mau ambil pusing. Ia pun terbangun kembali dan mengambil air putih di dapur. Dilihat , jika ibunya sedang memasak. Anthoni pun duduk di kursi ruang makan dengan mengambil gelas serta air yang berada di teko itu. Setelah ia membasahi tenggorokannya dengan air, Anthoni pun menghampiri ibunya yang sudah menaruh masakannya di piring. Anthoni pun membantu ibunya untuk menyiapkan piring dan lauk yang akan ditaruh diatas meja itu. Setelah selesai, Anthoni pun kembali duduk di ruang tamu. Dan ia juga memainkan handphonenya sebentar. Ibu Anthoni pun melihat jika anaknya seperti berbeda tidak seperti biasanya. Lebih suka tersenyum dibandingkan dahulu. Apa anakanya ini sudah mendapatkan kebahagiannya?, semoga saja seperti itu. Ibu Anthoni hanya mendoakan yang terbaik untuk kedua anaknya itu. Dan juga karir dari anak-anaknya kelak.

My Kutu Kupret Arbani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang