BAB 59

3 1 0
                                    

Malam harinya, Sekar yang sudah selesai makan malam itu langsung menuju meja belajarnya dan mengambil buku tulis khusus catatan dan juga kertas satu lembar untuk lembar jawabannya itu. Kemudian, ia juga membuka laptopnya untuk melihat soal yang berada di teams. Setelah menemukan soal yang di kerjakan, ia pun langsung membaca dengan seksama seluruh soal itu. Kemudian, ia juga membuka seluruh buku catatan dan juga buku paket nya untuk melihat seluruh rumus dan nama akun dari masing-masing. Sekar langsung mengerjakan seluruh soal tersebut. Dan ia melihat jam dinding kamarnya, jika sudah jam 19:00 WIB. Masih banyak waktu yang dimiliki oleh Sekar. Setelahnya, Sekar langsung fokus dengan tugasnya.

Anthoni sedang duduk di sofa ruang tamu itu. Sembari memainkan handphonenya yang berisi game itu. Kemudian, setelah hampir satu jam ia bermain game, Anthoni pun langsung beranjak dari sofa dan ia juga ingin melanjutkan mengerjakan tugas yang belum selesai itu. Dan ia pun langsung menuju kamarnya untuk langsung menyelesaikan tugasnya itu. Setelah sampai, ia tidak langsung menuju meja belajarnya, tetapi ia merebahkan dirinya itu di kasur empuknya. Anthoni pun langsung memejamkan matanya sejenak untuk menyegarkan pikiran dan tubuhnya. Karena jujur saja, ia baru saja selesai membantu Ibunya menyiram tanaman dan juga menyapu dedaunan yang bertebrangan di halaman rumahnya. Setelah selesai, ia pun berpamitan kepada Ibunya untuk bermain game di sofa ruang tamu.

Dan sekarang, Anthoni tertidur di kasurnya dengan masih memegang handphonenya.

Sekar sudah setengah perjalanan untuk menyelesaikan seluruh soal. Kemudian, ia pun mengambil botol minumnya yang sebelumnya ia bawa dari dapur. Setelah menyegarkan tenggorokannya, Sekar pun langsung melanjutkan kembali menyelesaikan tugas. Sampai, ia tidak menyadari jika sedari tadi ada yang mengiriminya pesan. Sekar yang memang selalu fokus dengan apa yang dikerjakannya tidak akan berpengaruh jika ada suara ataupun sesuatu yang mengusiknya.

Arbani yang sekarang sudah tidak bisa menghubungi Sekar pun bingung untuk melakukan cara apa lagi sekarang. Dan bodohnya Arbani, ia meminta nomor Rani kepada Sekar. Sekar memang sudah membuka seluruh akses media sosialnya dari Arbani. Dan Arbani bisa untuk menghubungi Sekar kembali. Namun, dengan perlakuan yang berbeda pastinya. Jika dahulu Sekar akan menjawab Arbani dengan cepat dan baik, sekarang , jangankan menjawab dengan cepat dan baik, dibaca pesan dari Arbani saja sekarang tidak lagi. Dan Arbani benar merasakan besar perbedaan itu. Meskipun sudah meminta maaf sampai berkali-kali pun tidak dapat merubah apapun. Nasi sudah menjadi bubur. Apa yang ditanam, itulah yang dituai. Arbani pun harus berpikir dua kali untuk mengirim pesan kepada Sekar. Namun, dengan segala tekad yang kuat, Arbani pun mengirim pesan kepada Sekar. Dan, belum ada jawaban dari Sekar. Hingga ia pun menunggu sampai Sekar membalas pesannya itu.

Sekar sudah selesai dengan seluruh tugasnya. Kemudian, ia pun melihat kearah handphonenya yang sedang menyala-nyala itu. Ternyata, banyak sekali pesan yang masuk di handphone Sekar. Setelah ia melihat berbagai pesan yang masuk, ia pun membalas pesan dari teman-temannya yang juga sedang mengerjakan tugas itu. Setelah semua beres, ia juga melihat pesan dari Arbani. Ia pun dengan terpaksa dan juga sebenarnya ragu dengan memberikan kontak Rani kepada Arbani. Namun, jika Sekar tidak memberikan kontak Rani, akan ada saja kata-kata yang tidak enak dari Arbani. Akhirnya, Sekar pun memberikan kontak Rani kepada Arbani. Setelah Arbani mengucapkan terima kasih, Sekar hanya merenspon seadanya. Dan ia pun langsung tidak aktif kembali. Arbani hanya pasrah dengan sikap Sekar yang sekarang. Ia tahu jika ini memang salahnya telah melakukan hal itu. Arbani pun menyimpan kontak dari Rani tersebut. Setelahnya, Arbani pun mulai melakukan percakapan dengan Rani. Meskipun belum mendapat balasan dari Rani.

Sekar pun menyimpan kembali handphonenya diatas meja belajarnya itu. Dan ia pun merapikan peralatannya yang belum seluruhnya rapi. Dan setelah menghabiskan waktu 15 menit, Sekar pun langsung terjun menuju kasurnya. Rasanya sangat nikmat sekali. Dan Sekar pun langsung menuju alam mimpi.

Anthoni masih menutup matanya. Padahal, langit sudah berubah menjadi gelap. Tiba-tiba, ada yang masuk ke dalam kamarnya. Anthoni yang masih berada di alam mimpi pun tidak menyadari jika ada yang sudah masuk ke dalam kamarnya dengan mengendap-endap. Seseorang itu melihat Anthoni yang tertidur pun hanya melihat tanpa ada niat untuk mengganggu. Setelah itu, seseorang itu pun kembali keluar dari kamar Anthoni dan menutup kembali pintu kamar tersebut.

Beberapa menit kemudian, Anthoni terbangun dari tidurnya. Dengan menggosokkan kedua matanya sejenak dan memandang lurus ke depan. Setelah penglihatannya sudah mulai kembali, Anthoni pun mengambil kaca matanya yang berada diatas meja nakas. Dan ia pun langsung memakai kaca matanya tersebut. Ia juga melihat meja belajarnya yang belum ia sentuh itu. Kemudian, ia pun langsung duduk diatas kursinya dan mengambil buku serta buku paketnya. Ia juga mengeluarkan kalkulator yang dibeli oleh kak Meyra dua hari yang lalu. Kemudian, ia pun mulai membuka laptopnya dan mulai untuk mencari soal.

Hampir beberapa menit, ia pun menemukan soal yang dijadikan tugas oleh pak dosen. Ia pun mencoba untuk mengerjakan satu soal terlebih dahulu. Jujur saja, ia tidak menguasai mata kuliah ini . Karena semasa SMA, ia berada di jurusan yang berbeda dengan kuliahnya. Ia harus pelan-pelan sekali untuk memahami soal tersebut. Dan ia pun mulai untuk menulis angka dan nama akun yang menurutnya benar. Sampai tiga puluh menit berlalu, Anthoni masih berada di soal yang sama. Setelah selesai dengan satu soal tersebut, Anthoni pun langsung berpindah ke soal yang lain. Butuh berapa jam lagi untuk menyelesaikan seluruh tugas?, masih ada waktu 2 hari lagi waktu pengumpulan terakhir. Dari 5 soal, Anthoni sudah menyelesaikan 2 soal dari satu jam yang lalu. Ia juga melihat jam sudah menunjukkan pukul 23:00 WIB. Satu jam lagi kakaknya akan datang ke kamarnya. Ia pun menaruh pulpen dan juga penggarisnya itu Ia juga langsung mematikan laptopnya dan menaruh buku tugasnya di dekat laptopnya itu. Setelah dirasa rapi, ia tidak bisa tidur. Karena ia sudah kenyang dengan tidurnya dari sore hari tadi. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk bermain gitar di balkon kamarnya. Dengan membuka pintu balkon dan juga mengambil kursi belajarnya itu ke depan. Setelahnya, Anthoni membawa gitar kesayangannya itu dan mulai memetik nada yang mulai bersenandung. Dari pendengaran orang awam, nada yang dimainkan oleh Anthoni memiliki perasaan sedih. Ia hanya memainkan nadanya tanpa menyanyikan liriknya. Ia ingin menikmati setiap alunan yang tercipta.

My Kutu Kupret Arbani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang