BAB 36

2 2 0
                                    

Jam kuliah Sekar sudah berakhir. Sekar pun tidak langsung menutup laptopnya, ia akan mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen. Sekar mengambil buku tugasnya yang berada di rak bukunya itu, Setelahnya Sekar mengambil pulpen yang sudah berserakan dimana-mana. Memang Sekar sudah tidak beraturan jika mata kuliah pak dosen ini. Karena setiap perhitungan dan teori Sekar sudah pasti beraksi. Dan yang terpenting berantakan sekali meja dari Sekar. Setelah mengambil peralatannya itu, Sekar mulai fokus dengan mengerjakan tugasnya. Sekar juga menyalakan musik agar tidak mengantuk saat mengerjakan tugas.

Arbani hari ini bermuka masam dan selalu menggerutu di sela mengerjakan tugasnya. Ia memang tidak mengerti dengan materi mata kuliah yang menjadi tugasnya itu. Meskipun ia belajar hingga pagi juga tidak akan masuk ke otaknya juga. Ia ingin bertanya dengan Sekar, namun pesannya tidak dijawab hingga sekarang. Bagaimana ia akan menanyakan tugas yang sulit ini. Terkadang, ia merasa tidak pantas jika bersanding dengan Sekar. Dan ia mengakui jika Anthoni pantas jika Bersama dengan Sekar. Dari segi fisik mereka cocok, dan juga Sekar pasti menyukai tipe laki-laki seperti Anthoni yang tidak banyak bicara dan juga bisa dalam pelajaran. Sekar menyukai laki-laki yang tinggi dan juga putih seperti idola koreanya yang bernama Sehun itu. Bagaimana Arbani mengetahui semua itu?, ia selalu melihat sosial media Sekar yang selalu mengaupload idola koreanya. Dan juga, Sekar pun pernah berkata kepada Arbani saat ia ditanya oleh Arbani tipe ideal dari pasangannya nanti jika ia menyukai laki-laki yang tidak berisik dan yang memiliki tinggi Lebih tinggi dari dirinya dan mungkin ia ingin yang mirip seperti idolanya. Meskipun itu mustahil menurutnya. Arbani yang mengingat hal itu menjadi kesal sekali. Ia jadi tidak fokus dalam mengerjakan tugasnya. Ia tahu jika Anthoni adalah orang yang nekat. Dan itulah yang membuat Arbani memilih jalan untuk mengatakan jika Sekar adalah pacarnya. Meskipun itu bukanlah yang sebenarnya. Semuanya dapat mengerti dari setiap tingkah laku dari Anthoni. Setiap mereka mulai membahas tentang perempuan lain, ia tidak akan banyak bereaksi. Hanya mendengarkan tanpa menimpali lebih jauh. Namun, jika mereka sudah membahas mengenai Sekar, ia langsung banyak pergerakan. Dari matanya yang berbinar dan juga terkadang tersenyum jika sudah membahas mengenai Sekar. Setelah Arbani membahas Sekar, Anthoni pun juga langsung bereaksi banyak pula. Dari mengerutkan kening dan tatapan tidak suka ia layangkan. Arbani melihat semua itu. Dan semua itu sudah menjelaskan bagaimana perasaan seorang Anthoni terhadap Sekar. Arbani pun sangat kesal, dan cemburu tentu saja. Ia tidak akan diam saja jika ada laki-laki lain yang mendekati Sekar meskipun itu adalah temannya sendiri. Arbani melihat kertas di mejanya yang masih kosong dan Belum ada coretan jawaban sama sekali menjadi menambah frustasi seorang Arbani. Ia pun merapikan alat tulisnya, seketika mood nya menjadi buruk dan ia tidak akan bisa mengerjakan tugasnya. Lebih baik ia membuat mie pedas kesukaannya untuk menambah moodnya itu.

Anthoni masih tertidur di kamarnya itu. Efek dari obat yang diberikan ibunya manjur sekali. Hingga ia pun membuka matanya. Dan ia tidak langsung beranjak dari kasurnya itu. Penglihatannya sedikit buram, ia pun meraba-raba meja di samping kasurnya itu. Dan akhirnya menemukan kaca matanya. Setelah ia memakai kaca matanya, pandangannya pun menjadi jelas. Ia menghela nafas sejenak, setelah itu ia pun mulai beranjak dari kasurnya dan ia berpikir untuk mandi karena badannya rasanya lengket sekali. Ia pun mengambil handuknya yang berada di dalam lemari dan masuk ke dalam untuk ritual mandinya itu.

Sekar sudah selesai dengan tugasnya, ia pun langsung mengirim tugasnya di teams. Ia lebih baik mengumpulkan jauh-jauh hari daripada terlambat ataupun harus mengejar deadline. Sekar pun merapikan peralatan dan juga laptopnya itu. Ia juga merapikan kertas-kertas yang ia lipat-lipat di selipan bukunya. Ia akan menggabungkan seluruh kertas itu di satu tempat supaya tidak hilang. Sekar yang merasa sudah rapi, akhirnya keluar dari kamarnya. Ia ingin menonton acara kesukaannya di jam sekarang ini. Saat ia sedang berjalan kearah ruang tv, ia mendengar suara notifikasi dari handphonenya itu. Semenjak ia kuliah, handphone Sekar berisik sekali. Terkadang ia membuka handphone takut jika ada informasi penting. Terkadang hanya teman-temannya yang rebut di dalam grup membahas hal yang tidak penting. Karena sebentar lagi mereka akan dihadapkan dengan ujian tengah semester. Mereka pun banyak yang mengadakan belajar bersama. Dan di kampus Tri Darma ini selalu diadakan mentoring untuk mata kuliah yang sulit. Banyak dari mahasiswa yang mengikuti mentoring ini. Namun, ada pula yang tidak mengikuti dan lebih baik untuk belajar sendiri dari materi yang dikirim oleh masing-masing dosen. Termasuk Sekar yang sudah terbiasa untuk belajar sendiri disetiap ujian. Ia terkadang melihat dari soal-soal tahun terdahulu sebagai latihannya. Sekar mulai menyicil dari sekarang untuk belajar, karena materi yang diajarkan lumayan banyak. Seluruh materi akan keluar dalam ujian. Meskipun ujian dilaksanakan di rumah masing-masing, Sekar tidak akan menggunakan cara curang. Banyak teman-temannya yang menggunakan cara itu untuk mendapatkan hasil bagus. Sekar sudah memiliki prinsip jika ia tidak mengerjakan lebih baik ia menulis kembali soalnya atau menjawab dengan kemampuan yang ia bisa. Sekar sudah duduk manis di depan tv, ia langsung saja menyalakan tv tersebut dan mencari saluran tv kesukaannya. Saat Sekar sedang asyik dengan acaranya itu, mama Sekar datang dengan membawa buah-buahan. Ternyata mama Sekar membeli buah itu di perumahan lain. Pantas saja Sekar sedari tadi tidak melihat mamanya itu. Mama Sekar juga menaruh beberapa buah tersebut di meja. Sekar yang melihat buah tersebut langsung mengambil pisau di dalam dapur. Mama Sekar masih merapikan kantung belanjaannya. Dan mama Sekar bukan hanya membeli buah saja, namun ada sayur dan juga ikan untuk masakan besok. Mama Sekar yang melihat Sekar heboh pun mulai menoleh, kemudian mama Sekar pun menghampiri anaknya itu.

"Sekar cari apa sih?, heboh banget daritadi diliatnya". Ucap mama Sekar kemudian. Sekar pun nyengir, kemudian ia berkata kepada mamanya itu.

"Lagi cari pisau ma buat motong buah yang dibeli tadi". Ucapnya yang masih mencari pisaunya itu. Mama Sekar pun mulai mengambil pisau yang ternyata berada di atas kepala Sekar.

Kemudian, mama Sekar memberikan pisau tersebut kepada Sekar.

Sekar yang melihat itu menjadi bingung sendiri. Ia sudah mencari ke tempat dimana mamanya mengambil pisau tersebut. Kemudian Sekar kembali ke meja ruang tv dengan membawa pisau tersebut dan mulai menikmati buahnya. Saat ia sedang asyik dengan memakan buahnya, ia melihat kearah handphonenya Sebab ada suara notifikasi dari aplikasi line. Jarang sekali ia mendengar notifikasi itu. Ini pastilah penting menurut Sekar. Ia pun membuka handphone dan terheran denga siapa pengirim pesan di line ini. Dan ternyata adalah...

My Kutu Kupret Arbani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang