BAB 58

2 1 0
                                    

Sekar kembali ke dalam kamarnya setelah makan siang bersama mamanya itu. Sekar mengambil handphonenya dan melihat jika ada beberapa pesan dari teman-temannya. Dan ia juga melihat jika ada pesan dari aplikasi lainnya. Sekar yang melihat siapa yang mengirim pesan pun Membuat Sekar pusing kepala seketika. Ia pun tidak mau untuk membuka pesan tersebut. Kemudian, Sekar menaruh kembali handphonenya di meja belajarnya. Lebih baik ia tidur siang untuk menyegarkan tubuh dan pikirannya. Hingga Sekar sudah masuk ke dalam alam mimpinya dengan memeluk guling ke sayangannya.

Arbani kesal sekali. Ia juga merasa jika Sekar benar-benar sudah tidak mau berkomunikasi dengannya lagi. Sekar memang selalu menepati janjinya. Dan seharusnya, Arbani melakukan introspeksi diri terlebih dahulu. Namun, apa daya jika ia memang memiliki sifat egois. Meskipun ia sangat mudah untuk mengucapkan kata maaf. Namun, akan banyak kata kasar dan cacian yang keluar walaupun itu dalam bentuk tulisan sekalipun. Sekar yang melihat tulisan Arbani itu kaget sekali. Jujur saja, ia sangat sakit hati dengan seluruh ucapan yang ditulis oleh Arbani saat itu. Sekar hanya terdiam saat membaca seluruh pesan itu. Sampai, mama Sekar yang tiba-tiba menghampiri anaknya yang mematung di ruang tamu itu dengan memegang handphonenya yang masih menampilkan isi percakapan itu. Mama Sekar yang melihat jika ada yang tidak beres dengan anaknya itu pun langsung menghampiri. Dan benar saja dugaannya, ia melihat wajah anaknya yang sudah tidak bersahabat. Kemudian, mama Sekar pun melihat handphone Sekar yang sudah ditaruh diatas meja itu. Setelah mama Sekar membaca seluruh pesan tersebut dengan saksama, mama Sekar pun langsung membalas pesan tersebut. Sekar yang melihat jika mamanya membalas pesan tersebut pun sangat kaget. Mungkin itu yang terbaik jika mamanya ikut andil. Setidaknya, dengan begitu Arbani tidak lagi berani berurusan dengan Sekar. Setelah mama Sekar membalas pesan dari Arbani, mama Sekar pun mengatakan kepada Sekar untuk menangkap layar seluruh percakapan Arbani kepadanya. Sekar pun langsung melakukannya. Setidaknya menjadi bukti jika suatu saat Arbani akan berkilah. Dan lebih baik jika Sekar memblokir kontak dari Arbani. Dan Sekar langsung melakukan blokir seluruh kontak dan juga media sosial dari Arbani. Dan semenjak itu, Sekar bertekad untuk tidak mau lagi mengenal Arbani.

Sampai detik ini, Sekar masihlah tidak membuka blokir dari Arbani. Sampai ujian dan juga semester 2 awal. Hidupnya menjadi tenang. Namun, ia akan menjadi tidak tenang jika ia mendapat satu kelas dengan Arbani. Untung saja, ada Anthoni maupun Gio yang bisa ia minta bantuan. Dan Rani yang juga banyak membantu selama Sekar mengalami masalah. Namun, Sekar sudah mulai mencurigai jika Rani didekati oleh Arbani. Awalnya, Sekar ingin acuh tak acuh dengan pemikirannya itu. Namun, ia tidak bisa untuk tidak peduli. Karena Rani adalah temannya di awal kuliah yang ia percayai dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Sudah beberapa hari ini Sekar memantau seluruh gerak-gerik dari Rani dan juga Arbani saat kelas berlangsung. Dan benar dugaannya. Sekar yang memang selalu menceritakan seluruh kegiatannya dan juga perasaannya itu kepada mamanya itu pun meminta saran terbaik. Dan mama Sekar pun menyarankan untuk membiarkan saja Rani yang saat ini sedang didekati oleh Arbani. Mengapa bisa begitu?, menurut mama Sekar, mungkin saja Rani sudah dipengaruhi oleh kata-kata Arbani. Dan bisa saja, Rani sekarang lebih mempercayai ucapan Arbani sekarang. Sekar pun akhirnya mengerti. Dan ia juga menyetujui ucapan dari mamanya itu. Setelahnya, Sekar pun membiarkan saja. Lambat laun juga, Sekar akan mendapatkan info dengan sendirinya. Sekar lebih baik memakan kue yang berada di depannya. Untuk menambahkan mood yang sempat rusak beberapa jam yang lalu. Sampai tidak menyadari jika isi toples dari kue tersebut sudah habis setengah. Dan mama Sekar juga sudah kembali menuju dapur untuk melanjutkan acara memasaknya yang sempat tertunda. Sekar yang merasa sudah kenyang itu pun menutup kembali toples yang sudah tertinggal setengah itu. Kemudian, Sekar pun mengambil kembali handphonenya dan melihat jika ada update dari artis favoritnya itu.

Arbani mengirim pesan kepada Sekar karena ia tidak terima jika Sekar memblokir seluruh akses media sosialnya itu. Dan ia juga sampai membuat akun lain untuk mengikuti Sekar kembali. Sekar yang sudah tahu dengan semua trik seperti itu pun langsung melakukan blokir kepada akun tersebut. Arbani yang melihat hal itu pun makin kesal dibuatnya. Ia pun akhirnya menyerah meskipun stress sekali.

Mungkin, menurutnya Bahasa yang ia gunakan biasa saja baginya. Tapi, tidak bagi Sekar. Dan Sekar sangat benci dengan hal itu. Daripada semakin membuat Sekar kesal dan sakit hati, Sekar pun benar menutup seluruh aksesnya. Lebih baik seperti itu.

Anthoni sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh pak dosen. Meskipun ia bingung sebenarnya saat melihat soal-soal tersebut. Saat ia mengambil pulpennya diatas meja, tiba-tiba saja seperti ada yang tidak enak dengan perasaannya. Mungkin saja hanya kebetulan semata. Ia pun menggelengkan kepalanya beberapa kali, dan mulai untuk mengerjakan tugas yang sudah di depan mata. Kemudian, ia pun juga mulai menyalakan lagu kesukaannya itu. Kegiatannya itu pun tidak luput dari penglihatan ibu Anthoni. Ternyata, anaknya sedang belajar di kamarnya. Kemudian, ibu Anthoni pun kembali berjalan menuju ruang tamu untuk menonton tv acara kesukaannya.

Sekar sudah selesai dengan menonton tv di ruang tamu itu. Setelahnya, ia melihat jika mamanya itu berada di teras rumahnya dan sedang menyiram bunga. Sekar yang melihat hal itu pun ikut keluar dan menghampiri mamanya. Sesampainya Disana, Sekar pun duduk di bangku yang sudah tersedia. Dan ia melihat jika cuaca sudah berganti dengan warna jingga. Dan ia baru menyadari jika ia ternyata tidur terlalu lama. Mama Sekar melihat jika anaknya berada di bangku itu pun menghentikan acara menyiram bunganya. Dan mama Sekar juga merapikan selang yang menjuntai itu. Setelah seluruhnya rapi, mama Sekar pun langsung menghampiri anaknya itu. Kemudian, mereka pun mulai mengobrol hal random bersama. Dengan begitu, Sekar tidak akan mengingat kejadian yang ia alami itu. Mungkin, baru ini Sekar mengalami hal sulit dalam percintaannya dan juga kuliahnya. Semoga saja Sekar mendapat teman yang baik di kuliahnya yang sekarang. Dan Sekar bisa menikmati masa kuliahnya yang indah itu. Kemudian, mama Sekar pun masuk bersama Sekar ke dalam rumahnya karena langit yang sudah mulai gelap. Sekar pun langsung memutuskan untuk mandi karena badannya sudah lengket sekali. Dan ia akan mengerjakan tugas dari pak dosen agar cepat mengumpulkan dan juga mendapatkan nilai tambahan.

My Kutu Kupret Arbani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang