BAB 20

5 4 0
                                    

Kelas dilakukan selama dua jam setengah. Khusus untuk matematika, rasanya tidak cukup. Mungkin sudah hukum alam seperti itu. Jika pelajaran lain atau mata kuliah lain rasanya lama sekali. Kalau pelajaran / mata kuliah hitungan sudah pasti waktunya tidak akan cukup. Karena waktunya tinggal lima menit lagi, dan secara otomatis virtual room akan mengeluarkan seluruh anggota.

Pak dosen pun mengakhiri mata kuliah hari ini.

"Sebelum saya tutup perkuliahan hari ini, kita absen terlebih dahulu". Ucap pak dosen kemudian.

Pak dosen pun melakukan absensi dengan memanggil satu persatu mahasiswa. Ternyata banyak yang tidak ada ditempat. Hingga pak dosen pun akan mengabsen kembali untuk kedua kalinya.

Saat giliran Rani, tidak ada sahutan. Sekar pun bingung. Rani tidak biasanya seperti itu.

Sekar pun menghubungi Rani melalui chat, namun tidak ada balasan. Mungkin ada dikamar mandi, pikir Sekar lagi. Ia pun menghubungi Rani dengan menelponnya. Untuk panggilan pertama tidak ada jawaban. Untuk kedua kali, akhirnya tersambung. Sekar pun mengatakan kepada Rani jika sudah ada absensi.

Rani pun berseru heboh, dan ia pun langsung melakukan absen di dalam chat room.

Setelah dilakukan absensi, seluruh mahasiswa pun meninggalkan meet now tersebut.

Sekar pun merenggangkan otot-ototnya itu. Kemudian, Sekar melihat jam di dinding kamarnya ternyata sudah pukul 13:00 WIB. Pantas saja Sekar sudah merasakan lapar pada perutnya itu.

Sekar merapikan terlebih dahulu peralatan kuliahnya itu. Setelah rapi dan sudah menaruh laptopnya di tempat yang aman, Sekar berlalu dari kamar dan segera menuju meja makan.

Baru menuju meja makan, sudah tercium harum masakan dari mamanya itu. Sayup-sayup terdengar mama Sekar melarang Andy untuk mendekat kearah kompor yang menyala itu.

Sekar langsung menghampiri keduanya dengan terburu-buru. Dilihat Andy yang sedang memainkan kompor itu. Mama Sekar yang sedang memasak pun menjadi tidak tenang. Sekar pun memegang tangan kecil Andy itu. Kemudian Sekar pun berkata kepada Andy.

"Andy, kita main bola lagi yuk". Ucap Sekar yang menarik perlahan tangan Andy itu.

Andy merenggut tak suka, ia melepaskan genggamannya dengan Sekar itu. Kemudian Andy berlari ke dapur dan menabrakkan kepalanya di punggung mama Sekar itu.

Mama Sekar pun terkaget, untung saja bukan memasak ikan. Sekar mengejar kembali Andy yang mulai rusuh itu.

"Andyy, ayukk ke ruang tv aja". Ucap Sekar lagi. Andy yang mendengar suara Sekar pun semakin menyembunyikan tubuhnya di dekat mama Sekar itu.

Mama Sekar hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan dari Sekar dan Andy itu.

"Udah selesai nih, Andy ikut kakak Sekar dulu ya". Ucap mama Sekar yang menaruh hasil masakannya ke piring yang sudah disiapkan itu. Kemudian, mama Sekar menuju meja makan untuk menaruh seluruh hasil masakannya itu. Sekar sudah menggendong Andy yang mulai tenang dengan biskuit di tangannya. Setelah hampir 10 menit, semuanya telah beres. Mama Sekar pun mengambil alih gendongan Andy yang berada di gendongan Sekar itu.

Sekar langsung menyambar piring yang ada di dapur tersebut. Setelahnya Sekar pun mengambil lauk dan juga nasi dengan porsi yang sangat banyak.

Rasanya lapar sekali seperti tidak makan tiga hari. Sampai pipinya mengembung.

"Sekar, nggak usah buru-buru makannya ". Ucap mama Sekar yang mengambil nasi dan lauk untuk Andy juga. Namun, nasinya masihlah bubur. Sebab, pencernaan untuk usia Andy belum mampu untuk mengolah nasi.

Akhirnya Sekar sudah selesai dengan makan siangnya. Setelah itu, Sekar mencuci piringnya itu. Kemudian, Sekar pun kembali ke kamar untuk mengambil handphonenya itu. Ia pun melihat jika banyak chat yang masuk. Ternyata sudah ada grup untuk mata kuliah matematika bisnis.

Arbani juga mengirim pesan kepada Sekar.

"Sekar, kamu udah pesen buku paket akuntansi dasar?". Ucap Arbani di dalam pesan tersebut.

Sekar pun melihat pesanan buku paketnya di aplikasi online . Belum ada tanda-tanda dikirimkan. Sekar pun menjawab pesan dari Arbani tersebut.

"Udah pesan sih, tinggal tunggu pengirimannya". Balas Sekar kemudian.

Arbani pun membaca pesan dari Sekar itu. Mungkin ini adalah kesempatan baginya untuk bisa bertemu dengan Sekar. Arbani sedang memikirkan cara yang tepat untuk bisa memesan buku bareng dengan Sekar.

"Sekar, aku boleh pesen bareng buku di kamu?".

"Aku nggak bisa pesen nya". Ucap Arbani lagi.

Sekar pun bingung untuk menjawab pesan dari Arbani itu.

Kemudian, Sekar pun menghampiri mama Sekar yang sedang berada di teras dengan Andy yang sudah di jemput dengan ibunya itu.

Sekar sudah berada di samping mamanya itu.

Mama Sekar melihat anaknya yang sudah ada disampingnya itu.

Sekar pun langsung mengutarakan maksudnya itu.

"Ma, Arbani mau mesen buku di aku juga lagi". "Gimana dong ma?". Ucap Sekar kemudian.

Mama Sekar pun memandangi anaknya itu.

"Dipesenin aja dulu, mungkin dia memang nggak ngerti cara pesennya". Ucap mama Sekar kemudian.

"Berarti aku pesenin juga buat Arbani ma?". Ucap Sekar memastikan. Tapi Sekar juga tidak mau jika Arbani datang ke rumahnya.

"Nanti Arbani dateng ke rumah dong ma?". Ucap Sekar lagi.

"Terus udah kamu pesen bukunya?". ucap mama Sekar yang sudah duduk di bangku yang ada di teras rumah itu.

Sekar pun mengangguk, dan menunjukkan pesanan buku Sekar yang sudah bertambah satu lagi.

"Yaudah, nggak papa kalau sudah terlanjur". Ucap mama Sekar tenang.

"Nanti ada mama yang hadapi dia". Ucap mama Sekar lagi.

Sekar pun sedikit tenang, setidaknya ada mamanya yang akan menghadapi Arbani yang aneh itu.

Sekar pun melakukan tangkapan layar pada gambar pesanan bukunya. Kemudian Sekar mengirim gambar tersebut kepada Arbani.

"Udah dipesanin ya, tinggal tunggu aja". Ucap Sekar mengirim pesan.

Arbani pun tiba-tiba mendapat pesan dari Sekar . Ia yang sedang tidur-tiduran di kasur itu pun langsung bangun dengan rambut yang acak-acakan.

Seketika Arbani pun tersenyum dengan jingkrak-jingkrak. Ibu Arbani yang melihat kelakuan anaknya sungguh aneh. Ada apa dengan anaknya itu?, seperti sedang menang lotre saja.

Arbani pun membalas pesan dari Sekar itu.

"Makasih banyak Sekarr, nanti kasih alamat rumah kamu ya kalau bukunya udah nyampe". Ucap Arbani kemudian.

Sekar pun membalas singkat pesan Arbani. Untung saja dia itu satu sekolah dengannya, jika tidak, mungkin ia juga tidak mau. Terpaksa lebih tepatnya.

Setelah itu, Sekar pun mulai mengambil buku tulis untuk mengerjakan tugas yang dikirimkan.

Sekar mengerjakan tugas dengan serius, satu matkul ia kerjakan dengan waktu 30 menit. Setelah selesai, Sekar pun mengirim tugasnya itu ke email yang diberikan oleh bu dosen.

Menunggu sekitar 10 menit, barulah tugas Sekar selesai. Baru satu tugas yang selesai. Mungkin tugas berikutnya ia kerjakan besok harinya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 21:00, sudah saatnya ia tidur ke alam mimpi.

My Kutu Kupret Arbani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang