BAB 83

4 1 0
                                    

Sekar dan juga teman-teman yang lainnya pun sudah berhadapan dengan beberapa ujian. Sampai dimana Sekar sudah menghadapi ujian terakhirnya. Untuk sekarang, Sekar ujian dari jam 08:00 WIB sampai 19:00 WIB. Sekar masih bersiap-siap untuk belajar kembali materi ujian dari soal-soal. Sekar pun juga sudah sampai di kampus pagi sekali. Sekar juga sudah mengambil alat tulisnya dan juga handphonenya . Tidak lupa juga Sekar menyalakan musik dengan volume sedang. Karena kampus masih sepi. Setelahnya, Sekar langsung membuka halaman dari soal yang sudah ia pelajari. Sekar yang asyik dengan mengerjakan soal itu tidak menyadari jika Lala mengiriminya pesan. Sekar yang mendengar suara notifikasi dari handphonenya itu langsung saja membuka handphonenya. Barulah Sekar membalas pesan dari Lala dan mengatakan jika ia sudah berada di kampus. Lala pun langsung saja berangkat menuju kampus untuk belajar bersama Sekar.

Sekar juga langsung melanjutkan kembali mengerjakan soal latihan tersebut. Beberapa menit kemudian, Lala sudah datang dan juga menghampiri Sekar. Kemudian, mereka pun mulai untuk belajar bersama. Sesekali Lala juga menanyakan soal latihan yang membuatnya bingung. Sekar juga menjelaskan jawaban yang ada pada soal latihan tersebut. Lala yang mendengarkan pun akhirnya paham. Mereka juga mulai mengerjakan kembali soal latihan. Sampai tidak terasa jika teman-temannya yang lain sudah berdatangan. Mereka juga mengobrol dengan teman yang lainnya. Barulah, Sekar melihat jika Anthoni sudah datang. Dengan menggendong tasnya itu, Anthoni melihat jika Sekar sudah duduk dengan teman yang lainnya. Dan juga, Sekar melihat Gavin Lee yang juga sudah datang dengan sifat cueknya. Sekar yang melihat pun membuatnya semakin terpana saja. Sekar tidak menyadari jika ada yang memperhatikan setiap gerak-gerik dari Sekar. Dan yang memperhatikan sedari tadi adalah Anthoni bumi putra. Ia sudah berdiri di dekat balkon kelas. Dan sebenarnya, ia satu ruangan ujian dengan Sekar. Namun, ia tidak bisa untuk langsung menghampiri Sekar. Karena Sekar sedang mengobrol dengan teman yang tidak ia sukai itu. Terlihat sekali jika teman yang satu ini mempunyai ketertarikan dengan Sekar. Sekar yang memang tidak peduli dengan sekitar hanya menganggap jika temannya ini hanya ingin berteman saja.

Sekar pun melihat kearah jam tangannya. Dan lima belas menit lagi ujian akan dimulai. Sekar pun menyiapkan alat tulis dan juga kartu mahasiswa. Barulah terdengar pengumuman jika mahasiswa diharapkan untuk masuk ke dalam ruang ujian. Seluruh mahasiswa yang Awalnya duduk di depan kelas pun langsung berdiri dan menunggu di depan kelas. Anthoni juga langsung menghampiri ruang ujian itu. Ia pun berdiri di belakang Sekar, takut jika Sekar akan terkena pintu ruangan yang selalu membahayakan mahasiswa itu. Setelah pengawas mempersilahkan mahasiswa masuk, mereka pun mulai memilih meja yang sudah ada kertas ujian. Sekar pun memilih meja yang tidak terlalu depan. Setelah Sekar menaruh tasnya itu di depan kelas, Sekar pun mempersiapkan diri di mejanya. Seluruh mahasiswa belum diperbolehkan untuk membuka kertas ujian.

Anthoni sudah masuk ke dalam kelas, ia melihat tas Sekar yang sudah ditaruh. Ia pun langsung menaruh tasnya di sebelah Sekar. Untuk ujian terakhir, ia sangat gugup sekali. Ia takut jika tidak bisa menjawab soal ujian dengan baik. Barulah ia melihat bangku mana yang nyaman untuknya nanti. Ia melihat kembali jika Sekar berada di urutan ketiga bagian tengah. Ia pun memilih duduk di bagian depan saja. Setelah melihat seluruh mahasiswa duduk di tempat masing-masing, pengawas pun mempersilahkan mahasiswa untuk mengerjakan soal ujian dengan tenang dan juga tidak boleh untuk menyontek. Sekar pun langsung mengerjakan soal tersebut. Jika ia tahu dengan jawabannya, Sekar langsung saja mengisinya di lembar jawaban. Setiap mahasiswa diberikan kertas jawaban minimal sepuluh kertas untuk hitungan. Maka dari itu, mahasiswa tidak perlu khawatir jika kekurangan kertas jawaban. Anthoni sudah melihat soal ujian tersebut. Dan ia merasa jika ia tidak bisa untuk mengerjakan soal teori ini. Ia pun beralih untuk mengerjakan soal hitungan terlebih dahulu. Ia juga sesekali melihat waktu di jam tangannya. Semoga saja ia bisa menyelesaikan satu soal terlebih dahulu dari empat soal yang tersedia. Sekar masih dengan tenang mengerjakan soal ujian. Meskipun terkadang ia akan merasa takut saat melihat waktu. AC yang berada di ruangan tidak mempengaruhi sama sekali. Rasanya, baju Sekar sudah basah kuyup saja. Sekar pun mulai mengerjakan soal kedua. Sepertinya, ia bisa menyelesaikan tiga dari empat soal tersebut. Setidaknya, ia masih memiliki poin tambahan dari menulis jawaban di soal keempat nantinya. Pengawas juga mulai berkeliling. Melihat satu persatu dari mahasiswa yang berada di ruangan tersebut. Sampai di lima belas menit awal, pengawas mulai mengambil absensi dari peserta ruangan ujian. Sampai, ada mahasiswa yang ternyata salah ruangan. Akhirnya, mahasiswa tersebut masih diperbolehkan mengerjakan terlebih dahulu soal ujian sebelum dijemput oleh pengawas dari ruangan yang sebenarnya. Sekar pun melanjutkan mengerjakan soal ketiga. Setelah merasa yakin dengan jawaban soal pertama dan juga kedua, ia sudah mulai mengerjakan soal ujian ketiga yang sudah dikerjakan setengah. Semoga saja ia bisa mengerjakan seluruh soal sampai waktu yang habis.

Anthoni sekarang mengerjakan soal kedua ujian. Sebenarnya ia tidak yakin dengan jawaban di soal pertama, namun ia harus berpindah ke soal lainnya untuk menghemat waktu. Ia pun mulai melihat dan mengerjakan soal tersebut. Anthoni merasa jika semester tiga ini akan lebih parah dari semester sebelumnya. Bagaimana ia akan mengamankan nilai IPK nya di semester berikutnya?. Membayangkannya saja sudah membuat kepalanya pusing. Ditambah dengan melihat soal-soal yang banyak sekali hitungan. Anthoni pun mulai fokus untuk mengerjakan soal ujian kembali.

Sekarang, Sekar sudah sampai di soal terakhir. Ia pun mulai bingung dengan soal terakhir ini. Ia pun dengan pikirannya yang sudah mulai aneh pun memiliki sebuah cara. Ia pun menulis cara yang menurutnya masih masuk akal itu. Yang terpenting, seluruh soal dapat terisi semua. Untuk salah ataupun benar adalah urusan belakang. Sampai pengawas pun memberitahu jika waktu ujian tersisa sepuluh menit lagi. Seluruh mahasiswa pun mulai tergesa-gesa dengan jawaban masing-masing. Sampai pengawas pun mengatakan jika seluruh mahasiswa untuk mengumpulkan kertas jawaban. Sekar pun mulai mengumpulkan kertas jawaban tersebut ke depan kelas. Benar-benar melelahkan menurut Sekar. Sampai ia pun mengambil tasnya dan mulai untuk keluar dari ruangan dan mencari kelas ujian selanjutnya. Ia berharap semoga saja ia bisa mengerjakan soal ujian di mata kuliah berikutnya. Sekar sudah berada di ruangan berikutnya untuk ujian. Dan Sekar pun juga sudah mulai untuk mengerjakan soal kedua. Sampai, dua jam berlalu, Sekar sudah selesai dengan ujian keduanya itu. Dan Sekar juga langsung menuju ruangan ujian terakhir. Disana sudah ada Anthoni dan juga Arbani yang menunggu di depan kelas. Seluruh mahasiswa pun mulai masuk ke dalam ruangan ujian. Sekar dan juga yang lainnya pun langsung duduk di tempat masing-masing dan mengerjakan soal ujian.

Ujian pun sudah selesai. Seluruh mahasiswa bernapas lega. Anthoni juga langsung menghampiri Sekar dan menanyakan apakah ia bisa untuk mengerjakan soal ujian tersebut. Sekar pun menjawab dengan sibuk membalas pesan dari orang tuanya itu. Barulah, mereka pulang menuju rumah masing-masing.

My Kutu Kupret Arbani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang