BAB 85

13 1 0
                                    

Sekar dan juga mamanya sekarang sedang berada di ruang tamunya. Sembari menonton televisi, mereka berdua membahas bagaimana Sekar nanti di semester selanjutnya. Dan juga, Sekar bisa mengambil mata kuliahnya yang sempat tertinggal dan juga satu mata kuliah di semester lima. Mungkin Sekar akan mengisi kartu rencana studi bersama Rani dan juga Lina nantinya. Setelahnya, Sekar pun berpamitan kepada mamanya itu untuk kembali ke kamarnya. Dan mama Sekar pun melanjutkan acara menonton televisi.

Anthoni baru terbangun dari tidurnya. Mungkin kata yang pas adalah terbangun dari pingsannya. Anthoni yang masih merasakan pusing itu menoleh kearah nakas. Ia pun mengerutkan dahinya sejenak karena melihat ada baskom yang berisi air hangat dan juga kain kecil yang berada di atas jidatnya itu. Ia pun mulai beranjak dari kasurnya dengan hati-hati. Setelahnya, ia mengingat jika ia baru saja membuka laptopnya dan melihat nilainya itu. Teringat lagi dengan nilainya Membuat ia menjadi galau. Ia juga baru menyadari jika ada yang merapikan laptopnya. Dan melihat ia yang berada di kasur pun menjadi pertanyaan. Apakah kakaknya itu sudah pulang? , ia juga langsung menuju meja belajarnya dan melihat jika laptopnya sudah rapi di tempat. Ia pun akhirnya keluar dari kamarnya untuk bertemu dengan kedua orang tuanya dan juga kakaknya itu. Mungkin dengan begitu, ia bisa lebih tenang.

Arbani sudah berada di teras rumahnya. Ini adalah hari terburuknya. Untung saja Ibunya sedang tidak ada dirumah. Jika ada, pasti Ibunya sudah bertanya tentang hasil dari nilainya itu. Ia pun mengambil gelas berisi kopi yang berada diatas meja kecil disampingnya. Setelah ia meminumnya, rasanya perasaannya tenang. Meskipun kenyataannya tidak. Sampai Arbani tidak menyadari jika Ibunya sudah berada di depannya dengan membawa belanjaan. Ibu Arbani yang melihat jika anaknya banyak pikiran pun akhirnya menghampiri Arbani. Arbani pun melihat jika Ibunya membawa banyak belanjaan pun beranjak dari kursinya dan mengambil seluruh kantung belanjaan itu. Kemudian, Arbani pun langsung melangkah ke dalam rumahnya itu. Ibu Arbani betul merasakan ada keanehan yang terjadi dengan anaknya yang selalu saja berisik itu. Ibu Arbani akan bertanya kepada anaknya itu ketika sudah berada di dalam nantinya. Ibu Arbani pun ikut masuk ke dalam rumah.

Sekar sudah berada di dalam kamarnya. Setelah pengumuman yang diterima oleh seluruh mahasiswa, ada banyak perasaan yang muncul diantara mereka semua. Seperti perasaan bahagia karena mendapatkan hasil yang diinginkan. Namun, ada juga perasaan kecewa dan sedih ketika nilai yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan. Membuat mereka harus memutuskan apakah mereka akan melanjutkan kuliah mereka dengan mengulang mata kuliah atau keluar dari kampus dan memulai hidup yang baru?. Dan masih banyak lagi kemungkinan yang akan dipilih. Sekar pun tidak berpuas diri. Meskipun sekarang ini ia bisa mengamankan IPK nya, Sekar harus lebih giat lagi dalam belajar dan juga mempertahankan IPK nya. Setelahnya, Sekar pun melihat kearah handphonenya itu dan melihat jika teman-temannya sedang menikmati liburan bersama teman maupun keluarga. Sekar pun melihat juga jika Anthoni mengirim pesan kepadanya. Sekar terkadang sedih melihat Anthoni yang seperti patah harapan. Ia pun ingin menyemangati Anthoni karena dia adalah seseorang yang sudah berjasa membantu selama ini. Dan untuk itu, ia sudah menganggap jika Anthoni adalah teman karibnya. Ia pun membalas pesan dari Anthoni yang mengatakan bagaimana dengan nilainya. Barulah Sekar mulai menaruh handphonenya kembali diatas meja belajarnya. Dan ini adalah saat yang tepat untuk tidur. Sekar pun akhirnya menutup matanya dan menuju alam mimpinya.

Anthoni sudah bersama dengan kedua orang tuanya dan juga kakaknya yang membuat teh hijau untuk mereka berempat. Setelah semuanya sudah berkumpul, barulah sang ibu memulai percakapan. Dan sang ibu pun bertanya Mengapa bisa Anthoni sampai setengah sadar seperti itu?. Anthoni yang mendengar pun tidak bisa menjawab. Ia takut jika mengatakan nilainya kurang baik, maka membuat keluarganya sedih. Meskipun, ia nyaris saja mengulang mata kuliah. Ibu Anthoni menunggu jawaban dari anak lelakinya. Sampai, Anthoni menjawab pertanyaan dari Ibunya dengan menghela napas sejenak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Kutu Kupret Arbani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang