CHAPTER: 27

17.8K 1.8K 32
                                    

Asyik, makin rame aja nih yang read dan vote cerita aunty. Seneng dan buat semangat juga, apalagi aunty author baru yang mulai nulis beberapa bulan yang lalu.

Terimakasih untuk dukungannya ya,, lanjut lagi chapter untuk malam ini....

WARNING
|Typo bertabaran|
|Publish tanpa revisi|
|Slow update|

Malam tiba, menampilkan pemandangan bintang dan bulan yang salah berdampingan. Tidak seperti matahari yang selalu berjuang sendirian, bulan selalu ditemani ribuan bintang yang terlihat begitu indah.

Namun nyatanya, sang matahari juga ditemani bulan dan bintang. Tidak terlihat karena cahaya yang di keluarkan oleh sang raja siang terlalu pekat hingga menutupi kebenaran mereka.

Berharap dapat terlihat, Raska hanyalah sebuah bintang kecil dengan cahaya yang semakin meredup. Semakin menjauh dari sang mentari dan bintang lainnya, memutuskan untuk sendiri dan mungkin menjadi gugusan meteorite yang baru.

Di kediaman keluarga Wardhana, anggota dari geng yang pernah di ciptakan oleh Bayu berkunjung. Mereka langsung dipersilahkan masuk karena keberadaan mereka memang hal biasa di mansion tersebut.

Samuel dan yang lainnya menghampiri Bayu yang sedang duduk di ruang keluarga bersama dengan dua bestinya, Alif dan Noval. Mereka bertiga sedang mengerjakan tugas kuliah mereka, dan langsung menoleh saat juniornya datang.

"Tumben kalian kesini gak bilang dulu?" ucap Alif.

Samuel dan teman-temannya langsung duduk di sofa, berasa seperti dirumah sendiri. Bayu menatap penerus gengnya heran, karena tidak biasanya mereka tampak serius.

"Aras ada kak?" tanya Samuel membuka pembicaraan.

"Gak ada kayaknya, soalnya gw belum liat dia dari sore." ujar Bayu.

"Emang ada apaan, tumben nanyain si Aras?" timpal Noval.

Richard terlihat paling gugup diantara yang lainnya, mungkin karena merasa paling salah dan takut membuat seniornya tersebut marah.

"Mereka bertiga mau minta maaf sama Aras soal kejadian tadi siang, makanya kita gak bilang dulu soalnya buru-buru dari sekolah tadi." lagi-lagi Samuel yang menjelaskan, ia jengah sendiri melihat ketiga sahabatnya terus diam.

"To the point aja deh, gak usah bertele-tele. Ada masalah apa kalian sama adek gw?" Bayu menaikkan nada bicara.

"Sebelumnya kita mau minta maaf bang, soalnya tadi siang kita mengatakan kalau Aras itu anak haram di sekolah dan sepertinya langsung menjadi topik pembicaraan semua murid." ucap Afra dengan gugup.

Wajah Bayu seketika memerah akibat menahan marah, tidak habis pikir dengan tindakan juniornya. Selama ini ia memang diam setiap mereka membuat masalah dengan Araska, tapi itu saat Bayu memang tidak peduli pada adiknya. Beda dengan sekarang, ia merasa berhutang budi pada Raska karena sudah menolongnya kemarin.

"Kalian ngomong seperti itu didepan banyak orang, kalian sudah keterlaluan." bentak Bayu.

"Kita menyesal bang, makanya kita mau minta maaf sama Aras ?" suara Dion terdengar bergetar, mungkin karena takut kena amuk seniornya.

"Pantas saja jam segini Aras belum pulang, itu pasti karena kalian. Dan kalian tahu seperti apa sebuah rumor jika sudah menyebar, kenapa kalian gak mikir dulu sebelum berbicara. Dan ini adalah masalah keluarga gw, kalian seharusnya gak ikut campur." lanjut Bayu yang sudah kepalang kesal.

ARASKA (Give Me Your Life) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang