WARNING
|Typo bertabaran|
|Hasil iseng|
|Slow update|Raska membuka matanya untuk kedua kalinya, ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Berharap yang terjadi padanya adalah mimpi, namun semuanya adalah kenyataan yang harus Raska terima. Bukankah Tuhan memang suka mempermainkan orang yang tidak bersyukur padaNya.
"Aras butuh sesuatu, apa yang sakit?" tanya wanita yang tadi Raska lihat saat baru sadar.
"Ha,,us." lirih Raska dengan susah payah, bahkan untuk mengucapkan satu kata saja membutuhkan banyak tenaga batin Raska.
Wanita tersebut langsung mengambilkan air yang ada diatas nakas, lalu membantu Raska minum dengan bantuan sedotan.
"Aras butuh yang lain, atau mau mommy panggilkan dokter Rudi untuk memeriksa kondisi kamu na." ujar wanita bernama Bianca Erisha Wardhana, mama dari Araska Gavino Wardhana tubuh yang di tempati jiwa Raska Erlangga.
Sementara papanya bernama Arion Bisma Wardhana sedang berada di kantor, Araska adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Dua kakak laki-laki dan satu adik perempuan.
Kakak pertama, Gavriel Desta Wardhana berusia 23 tahun. Seorang pengusaha muda di bidang otomotif, memiliki garis wajah tampan yang menurun dari sang ayah.
Lalu kakak kedua Araska, Bayu Agraha Wardhana berusaha 20 tahun. Seorang mahasiswa tahun ke-tiga di salah satu universitas terkemuka, mengambil jurusan hukum karena bercita-cita menjadi seorang pengacara handal.
Lalu adik perempuannya, Vira Delia Wardhana. Gadis cantik nan lembut berusia 16 tahun, hanya beda satu tahun dari Araska. Menjadi kesayangan keluarga karena menjadi satu-satunya anak perempuan, karena seluruh perhatian mereka tercurah untuk anak perempuan satu-satunya itu hingga mereka mengabaikan Araska yang masih membutuhkan arahan dan kasih sayang dari keluarganya.
Raska menghela nafasnya, ia merasa jiwa asli tubuhnya sekarang sangatlah bodoh. Hanya karena tidak mendapatkan perhatian, dia mencoba bunuh diri dengan meminum satu botol obat penenang. Hingga dia overdosis dan koma selama hampir 2 bulan.
Belum lagi kenakalan yang ia lakukan hanya untuk mendapatkan sedikit perhatian dari mama dan papanya, Araska bahwa sampai mencoba melecehkan adik kelasnya agar kedua orangtuanya di panggil kepala sekolah. Namun bukannya perhatian ataupun omelan yang Araska dapatkan, mama papanya bahkan tidak mliriknya sedikitpun dan hanya memerintahkan bawahannya untuk menyelesaikan masalah yang di buat Araska.
Mereka sengaja menyekolahkan Vira di sekolah lain karena gadis itu pernah di bully kakaknya Araska, mereka dengan sengaja menjauhkan Araska dan Vira agar bisa fokus memperhatikan bungsunya itu.
"Ngapain cape-cape cari perhatian, udah tau juga kalau mama papa Lo cuma merhatiin anak perempuan satu-satunya itu. dasar bego, tolol goblok." Umpat Raska dalam hati pada tubuh yang saat ini ia tempati.
"Padahal Lo anak orang kaya, tinggal makan tidur doang gak usah kerja keras kaya gw. Masa bodoh dengan perhatian, asalkan mereka gak main kasar itu aja udah cukup buat gw." lanjut Raska bermonolog dengan hatinya.
"Mah, Aras pengen pulang." ucap Raska, atau sekarang kita panggil Araska/ Aras/ Aska.
"Nanti ya sayang, tunggu papamu dan kakak-kakakmu datang." ucap Bianca.
Raska hanya mengangguk pelan lalu kembali memejamkan matanya, merasa nyaman karena bisa berbaring dengan puas. Karena Raska itu harus banting tulang setiap hari, jadi ia hanya punya waktu 2-3 jam saja untuk tidur selebihnya ia harus bersekolah dan bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARASKA (Give Me Your Life) ✓
Dla nastolatkówBUKAN BXB, BL, BROMANCE ATAU SEMACAMNYA, OK Genre: transmigrasi, family, slice of life, brothership, fiksi remaja, romance. Raska telah kehilangan rasa sakitnya. Sebanyak apapun orang lain melukainya, ia tidak pernah meringis kesakitan. Wajahnya sel...