CHAPTER :49

9.8K 944 8
                                    

Chapter ini di buat dalan kondisi mental aunty yang tengah drop,, jadi mohon maaf kalau banyak kekurangan dan terimakasih karena kalian selalu mendukung aunty..



WARNING

|Typo bertabaran|
|Slow update|
|Publish tanpa revisi|

Dean menatap kosong pintu apartemen ayah angkatnya, ia berdiri tepat di balik pintu yang sama dengan Raska. Pemuda itu terus menggedor pintu sambil memanggil namanya.

Hatinya sakit tatkala mendengar suara Raska yang begitu lirih, memohon untuk di bukakan pintu olehnya.

"Mending kita pulang ya dek, kamu bisa lihat kan kalau selama ini Dean gak bener-bener sayang sama kamu." ajak Bayu, sepertinya Raska tidak datang sendirian untuk menemuinya.

"Bang Dean ayo kita ketempat bang Rezka dan bang Reyhan, ayo kita kumpul bareng. Kita berdoa sama-sama untuk papa, ayo bang. Aras mohon buka pintunya, Aras mohon bang." kata Raska kembali memukul-mukul pintu depan kedua tangannya.

"Bang Dean Aras mohon buka pintunya, Aras mohon. Aras minta maaf, bang Dean lupain aja kata-kata Aras waktu itu." ucap Raska lagi.

Air mata Dean mengalir dengan deras, pemuda itu ingin membuka pintu dan memeluk tubuh yang selama ini bisa membuatnya bahagia. Tapi egonya membuat ragu, Dean takut kembali menyakiti tubuh seseorang yang sudah dianggap adik olehnya.

"ARAS..."

Tubuh Dean menegang, matanya hampir keluar saat mendengar pekikan kakak dari Araska.

Tanpa pikir panjang lagi, Dean membuka pintu tersebut. Sosok yang tengah terduduk itu langsung menerjang tubuhnya hingga terjengkang kebelakang.


Dean yang tidak siap hanya bisa membalas pelukan tersebut, dadanya terasa basah mungkin karena air matanya adiknya. Tidak jauh berbeda dengannya, Dean melihat Bayu yang nampak terkejut.

"Jangan seperti ini bang, Aras cuma punya bang Dean. Kenapa abang hukum Aras seperti ini, sakit bang sakit." lirih Raska yang membenamkan wajahnya pada dada Dean.

Hati Bayu terasa seperti di hujami ribuan jarum saat mendengar adiknya sendiri bisa bersikap seperti itu pada orang lain. Bayu iri, rasa penyesalan juga menguasai hatinya.

"Maaf,, maafin abang dek. Maaf hiks, abang udah jahat sama adek maafin abang,, hiks." kata Dean yang juga ikut menangis sambil memegang tubuh Raska.

Ini mulai menyesakkan untuk Bayu, ia menjauh dari pintu. Bersandar pada tembok depan apartemen Riki, Bayu tidak sanggup jika harus menyaksikan adiknya yang lebih butuh orang lain di bandingkan dirinya atau keluarganya.

Memang salahnya, salah keluarganya juga. Bayu tidak bisa menyalahkan sikap adiknya sekarang, tapi ia juga ingin egois dan di perlakukan layaknya seorang kakak.

"Jadi gini ya rasanya sakit tidak di pedulikan keluarga sendiri, adek emang hebat bisa bertahan sampai saat ini." gumam Bayu sambil menatap langit-langit koridor depan apartemen Riki.

Bayu tersenyum miris saat air matanya mengalir begitu saja, sejak kapan seorang Bayu menangis untuk orang lain apalagi seseorang yang tidak pernah ia pedulikan sebelumnya.


~~~

Dean mengelus rambut adiknya saat pemuda itu tertidur dengan lelap diatas kasurnya, ia juga menyelimuti tubuh Raska lalu duduk disampingnya sampai menatap lekat wajah pucat yang beberapa hari ini sangat ia rindukan.

ARASKA (Give Me Your Life) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang