CHAPTER: 2

35K 3.2K 133
                                    


Warning

|Typo bertabaran|
|Hasil iseng|
|Slow update|


Beberapa hari berlalu, Raska mulai terbiasa dengan tubuh baru. Ia juga terbiasa dengan sikap orang tua dan kedua kakaknya, walaupun Raska belum pernah sekalipun bertemu dengan adik perempuannya.

Raska menghela nafas, ia menatap kearah jendela kamar rawatnya. Bosan, itu lah yang tengah di rasakannya. Tapi Raska juga malas bergerak dari atas brangkarnya, jadilah ia hanya berbaring sambil memainkan ponselnya.

Raska memilih untuk menonton anime dari ponsel keluaran terbaru yang ia minta kemarin pada mamanya, ponsel dengan berbagai fitur canggih dan harganya pasti mahal.

Raska menguap walaupun sebenarnya ia tidak mengantuk, begitu menghayati adegan salah satu MC dari anime Tanaka Kun itsumo kedaruge (Tanaka yang selalu lesu) yang sedang di tontonnya. Ia membayangkan menjadi Tanaka yang sedang tertidur lelap di bawah pohon didekat sekolah, dengan wajah damai karena menikmati keheningan disekitarnya.

Tanaka memiliki seorang sahabat bernama Ohta yang selalu ada untuknya, bahkan saat Tanaka malas untuk berjalan kekelas Ohta akan menggendongnya walaupun dengan gaya memanggul karung beras. Ohta juga akan membelikannya makan siang, dan mengantar nya pulang kerumah dengan cara menggendongnya.

Raska berandai-andai memiliki sahabat setia dan pengertian seperti Ohta, walaupun dalam ingatan yang dimiliki Araska tidak memiliki seorang temanpun. Araska selalu dianggap hama pengganggu oleh orang di sekitarnya, hal tersebut terjadi karena Araska menginginkan perhatian dan kasih sayang dari keluarganya yang selalu mereka curahkan pada anak perempuan satu-satunya.

Araska menjadi pribadi yang kasar dan licik, ia melakukan apapun untuk mendapatkan atensi dari keluarganya. Meskipun dengan cara membuat onar di sekolah, berkelahi, dan membully murid di sekolahnya dan salah satu korbannya adalah Vira adiknya sendiri saat mereka satu sekolah dulu. Itulah kenapa sekarang Vira berbeda sekolah dengan Araska demi menghindari perlakuan buruk darinya.

Raska menghela nafasnya, ia meletakkan ponselnya yang diatas nakas.

"Bisa-bisa gw mati karena bosan, kenapa mereka suka banget ninggalin gw sendirian sih. Walaupun gw tahu si Aras tuh bocah bandel tapi kan gak sampai segitunya juga mereka ninggalin anaknya yang lagi sakit sendirian di rumah sakit. Apalagi nih tubuh koma gegara nyoba bundir, apa mereka gak takut kalau gw bundir lagi." ucap Raska merentangkan tangannya diatas brangkar.

Raska menatap plafon kamar rawatnya, hanya di cat putih sama dengan temboknya. Raska memejamkan matanya, memilih untuk tidur kembali. Toh ia merasa sangat bosan namun malas bergerak, jadi lebih baik dia bermain di alam mimpinya.

Tidak lama kemudian dengkuran halus terdengar mengisi kamar rawat yang hanya di diami seorang pemuda itu, Raska bisa dengan mudah tertidur karena itu adalah sesuatu yang selalu ia impikan di kehidupan lamanya. Makan, dan tidur dengan kebutuhan yang akan terpenuhi oleh orang tuanya yang kaya raya itu.

Hingga akhirnya ia diijinkan pulang dari rumah sakit, dan kali inipun Aras hanya di temani Bianca dan supirnya.

Raska tidak sama sekali tidak menanyakan dimana papa dan para saudaranya, karena Raska tahu mereka tidak pernah peduli padanya. Paling tidak sekarang mamanya sudah sedikit peduli padanya, buktinya selama dirumah sakit hanya Biancalah yang selalu merawat dan menjaganya.

Mobil mewah yang ditumpangi oleh Raska memasuki halaman mansion, Bianca menepuk pipi anaknya yang tertidur hampir setengah perjalanan pulang mereka. Raska membuka matanya, mengucek pelan lalu melihat kearah luar pintu mobil.

ARASKA (Give Me Your Life) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang