Buat para reader baru, aunty ucapkan selamat datang pada salah satu karya receh aunty yang banyak typo dan cerita yang kadang gak jelas alurnya.Terimakasih karena kalian akhirnya tidak menjadi sider lagi,, jadi aunty bisa tahu kalian satu persatu..
WARNING
|Typo bertabaran|
|Publish tanpa revisi|
|Slow update|
Beberapa hari telah berlalu, kecanggungan selalu terasa saat Raska dan Arion berada di tempat yang sama. Seperti saat ini, keluarga mereka sedang menikmati sarapannya dengan suasana suram yang begitu kentara.Canggung, itu yang dirasakan oleh Arion saat berhadapan dengan anak ketiganya, memang salahnya yang sudah mengatakan rahasia yang tidak begitu mengenakan dalam keluarganya. Dan saat itu, teman-temannya Bayu juga mendengar semuanya termasuk anggota geng Rollerking generasi muda yang terdiri dari kakak kelas Araska.
Tidak seperti Arion, Raska justru bersikap biasa saja. Ia menyadari kecanggungan papanya, namun memilih untuk diam. Raska enggan menyapa duluan, bukan karena gengsi tapi ia ingin memberikan sedikit hukuman untuk papanya lebih tepatnya papa tiri.
"Aras selesai." ucap setelah meletakkan gelas berisi susu yang sudah habis di minum.
"Berangkat bareng abang aja dek?" ajak Riel saat melihat Raska bangun dari duduknya.
"Gak usah kak, Aras sudah pesan taksi online kok." jawab Raska, yang di maksud taksi online itu adalah Aska.
Raska berlalu meninggalkan meja makan yang semakin suram, Vira meletakkan sendok garpu dengan kasar. Gadis itu kesal melihat sikap papanya yang tak kunjung meminta maaf, ia tidak peduli tentang etika di mana yang muda yang harus meminta maaf duluan. Papanya sudah menyakiti hati kakak ketiga dengan pernyataannya, baginya Raska adalah kakaknya dan keluarganya disamping ayah mereka yang ternyata berbeda.
"Ini semua salah papa, Vira benci sama papa." Vira merajuk meninggalkan ruang makan sambil menghentakkan kakinya.
Arion menghela nafasnya, lalu melihat kearah istri dan anaknya yang juga sama menatapnya tidak suka. Arion terbawa emosi dan ia juga sudah menyesali perbuatannya, tapi ia masih gengsi untuk meminta maaf dan mengaku salah duluan.
Ia hanya belum tahu saja, Raska itu telah mencacat namanya dalam daftar orang-orang yang harus di jauhi alias blacklist. Arion tidak berguna lagi untuknya, dan Raska sudah memiliki penggantinya yaitu Riki gurunya di sekolah.
😎
Raska turun dari motor Aska, mereka sudah ditunggu oleh anggota DM lainnya. Mereka lihat kearah Raska, lebih tepatnya memperhatikan tubuh Raska yang semakin lemah letih lesu dan letoy itu.
Kulit putih nampak lebih pucat, seperti orang yang kena anemia. Apalagi dagu Raska yang sudah nemplok di bahu Aska semakin membuatnya terlihat seperti orang sekarat.
"Mau kekelas atau ke UKS?" tanya Aska.
"Kelas aja kak, Aras duluan ya?"
Raska mengangkat dagunya lalu berjalan menuju kelasnya, tidak lupa sedikit menunduk saat melewati teman-teman Aska. Mereka sudah terbiasa dengan sikap adik kelasnya yang pasti sedang malas berbicara dan menyapa mereka.
"Aras kenapa? Sakit lagi kok pucet banget mukanya?" tanya Arlan.
"Gw juga gak tahu, dari gw jemput dirumahnya udah kaya gitu. Apa ada hubungannya dengan menghilangnya Aras kemarin?" ucap Aska penasaran.
"Mungkin aja, nanti pas istirahat kita tanya aja. Kekelas yuk taro tas dulu, bentar lagi bel sama upacara." ajak Iwan yang langsung di angguk setuju oleh yang lainnya.
Jam istirahat menyuguhkan pemandangan ramai nan berdesak-desakan di area kantin sekolah mereka, ada yang sedang memesan dan ada juga yang sudah duduk di kursi yang sudah di sediakan.
Tapi kantin bukanlah tempat yang ingin Raska kunjungi saat jam istirahat, selapar apapun perutnya enggan berdesak-desakan dan makan di tempat ramai dan pasti berisik.
Seperti saat ini, ia tenang tertidur dibawah rindangnya pohon di halaman belakang sekolahnya. Tempat favoritnya untuk makan atau tidur dengan tenang, jangan lupa di temani kekasih yang begitu mencintainya.
"Aras makan dulu ya, habis itu baru tidur. Mau Yessa suapin gak?" ucap gadis yang pangkuannya menjadi alas kepala Raska.
"Yessa buatin Aras bekal apa?" Raska bertanya dengan mata yang masih terpejam rapat.
"Yessa bawa nasi lauknya ada perkedel, rendang daging sama sayur lodeh. Aras mau makan sekarang atau nanti." kata Yessa.
Raska mendudukkan dirinya saat mendengar lauk makannya hari ini adalah daging rendang, seketika Perutnya menjadi lapar
Raska tersenyum senang, mendengar salah satu menu favoritnya ada dalam bekal yang di bawa oleh kekasihnya.
"Kalau gitu Yessa siapin dulu ya?" ucap Yessa yang kemudian menyiapkan makan siangnya.
Makan siang kali ini hanya di nikmati mereka berdua, sahabat Yessa yaitu El tidak masuk sekolah karena harus ikut menjadi ayahnya dirumah sakit dan para anggota geng DM juga memutuskan makan di kantin karena Aras memang tidak mengajak mereka makan bersama seperti biasanya.
Raska tidak suka tatapan intimidasi yang selalu Dika layangkan kepadanya, mengganggu dan membuat suasana hati seketika menjadi suram. Padahal menurut Raska calon kakak iparnya itu sangat tampan dan memiliki postur tubuh yang bagus dengan tatapan ramah, tapi kenapa hanya kepadanya Dika terlihat jutek.
Makan siang dilaluinya dengan hening, sampai lagi-lagi penguasa sekolah alias para anggota OSIS mengusiknya.
"Coba kalian lihat, mereka berdua bisa-bisanya melakukan tindakan mesum di sekolah kita." sarkas Richard saat Yessa tengah menyuapi Raska.
Entah ada angin apa para anggota OSIS tersebut melakukan patroli keliling di saat jam istirahat, karena biasanya mereka baru berkeliling saat jam masuk untuk mencari murid yang membolos.
Raska menatap malas, ia menerima suapan tersebut lalu mengunyah dengan hikmat. Sedangkan Yessa terlihat sedikit takut, tapi ia juga bingung apa tindakannya termasuk hal yang mesum, kan cuma nyuapin Aras pikirnya.
"Kalian berdua tahu tindakan kalian sudah mencoreng nama baik sekolah, apalagi kamu Yessa. Kamu itu anak kepala yayasan loh, masa sikapnya seperti itu?" kata Dion menyindir, hatinya sedang cemburu pada kedekatan sepasang kekasih didepannya.
"Tapi kak, Yessa sama Aras gak ngapa-ngapain cuma makan bareng doang." ucap Yessa membela diri.
"Makan berdua di tempat seperti ini, kalian bisa aja kan melakukan hal selain makan." timpal Afra.
Raska mendengus kesal, tiga pemuda di hadapannya membuatnya sangat kesal. Bukan karena perkataan mereka melainkan karena sudah mengganggu acara makannya. Moodnya sedang buruk dan sekarang anggota OSIS tersebut membuat moodnya semakin buruk.
"Tapi kak...." lirih Yessa.
"Haaaaahh,, apa sekarang anggota OSIS juga ngurusin urusan pribadi orang lain. Padahal kalian bisa lihat sendiri bukan cuma kita berdua yang ada disini, tapi kenapa ya kalian suka banget gangguan hidup Aras. Ngefans atau sebenci itukah kalian sama Aras?" ucap Raska sambil memangku dagunya dengan telapak tangannya.
Raska menatap datar pada mereka, ia marah tapi mengamuk hanya akan membuang tenaganya.
Mungkin cuma dikit,, aunty sempet ngetik pagi buat kalian,,
Sampai ketemu malam nanti,, see you next chapter 🤗
Bye-bye 👋👋
![](https://img.wattpad.com/cover/316636809-288-k26661.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARASKA (Give Me Your Life) ✓
Novela JuvenilBUKAN BXB, BL, BROMANCE ATAU SEMACAMNYA, OK Genre: transmigrasi, family, slice of life, brothership, fiksi remaja, romance. Raska telah kehilangan rasa sakitnya. Sebanyak apapun orang lain melukainya, ia tidak pernah meringis kesakitan. Wajahnya sel...