CHAPTER: 12

23.7K 2.2K 142
                                    

|Typo bertebaran|
|Cerita iseng|
|Slow update|

Raska membenarkan duduknya, menyingkirkan selimut yang tadi menggulung tubuhnya. Sedangkan Yessa meletakkan kotak makan bawaannya dan mulai menyiapkan makanan untuk kekasihnya yang sedang sakit atau setengah pura-pura sakit itu.

"Aras mau langsung makan atau mau Yessa obatin lukanya dulu?" tanya Yessa yang sedari tadi memperhatikan memar di sudut bibir Raska.

"Mau langsung makan aja Ssa, luka dikit doang gak papa kok." kata Raska yang sekuat tenaga menahan air liurnya saat mencium aroma sedap makanan yang di bawa oleh Yessa.

"Serius, emangnya gak sakit?" tangan Yessa menyentuh sudut bibir Raska yang membuat pemuda tersebut menatapnya dengan lekat.

"Eh, maaf ya Aras." panik Yessa.

Gadis itu tersadar dengan kelancangannya yang sudah menyentuh bibir Araska, Yessa langsung mengalihkan pandangannya saat mata Raska menatapnya dengan begitu dalam.

Jantungnya terasa berdebar, tangannya sampai gemetaran saat meletakkan kotak berisi makanan dihadapan Raska. Raska menyadari gadis didepannya tengah menahan gugup, memang salahnya yang sengaja memperhatikan wajah natural Yessa yang membuat gadis tersebut sangat cantik menawan.

"Cantik..." gumam Raska yang ternyata masih bisa di dengar oleh Yessa.

Gadis itu menoleh pada Raska, memastikan tidak ada yang salah dengan pendengarannya. Namun Raska malah tersenyum kepadanya, membuat wajah Yessa memerah karena malu dan sekuat tenaga gadis itu mencoba terlihat biasa saja walaupun detak jantungnya semakin tidak karuan.

"Ternyata kamu lebih cantik tanpa riasan make-up ya Yessa?" ucap Raska.

"Ah masa sih Ras?" ucap Yessa yang mendapat anggukan oleh Raska.

Tubuh Yessa menegang, ia mencoba menatap Raska lalu tersenyum kikuk. Gadis itu sudah tidak kuat menahan debaran di dalam dadanya. Tersipu malu, ia tidak menyangka Araska akan membuatnya merasakan perasaan seperti ini.

"Kamar mandinya di sana ya Ras, Yessa kebelet pipis nih, Yessa permisi dulu ya.?" tanya Yessa yang ingin segera menjauh dari Raska.

Raska terkekeh saat pacarnya masuk kedalam kamar mandi dikamarnya, ia memang sengaja membuat Yessa malu dengan rayuan gombalnya. Entah kenapa ia merasa puas saat  berhasil membuat Yessa tersipu malu, walaupun semua yang dikatakan Raska memang jujur apa adanya. Yessa memang terlihat lebih cantik di mata Raska saat tidak menggunakan make up tebal seperti saat di sekolah.

Sementara dikamar mandi, Yessa meloncat-loncat tidak karuan karena merasa senang sekaligus malu dengan pujian yang di berikan oleh pacarnya itu.

Ia tidak menyangka, pemuda yang selama satu tahun lebih selalu bersikap dingin kepadanya akhirnya memuji dirinya dengan kata-kata yang membuat pikirannya melayang.

"Sadar Yessa, Lo gak boleh sampai kegirangan kaya gini. Lo harus tetep kalem dan jadi cewe yang sempurna buat Aras."

Yessa menepuk kedua pipinya, menyadarkan diri dari buai asmara yang baru saja dialaminya. Gadis itu beberapa menarik nafas dalam-dalam guna memenangkan perasaannya, lalu ia menatap pantulan wajahnya pada cermin dihadapannya dengan yakin.

"Oke Yessa, sekarang Lo harus jadi cewek Aras yang super perhatian. Jangan sampai Aras nyesel menerima cinta Lo, dan buat Aras bener-bener jatuh cinta sama Lo." ucap Yessa pada dirinya sendiri.

ARASKA (Give Me Your Life) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang