WARNING
|Typo bertabaran|
|Publish tanpa revisi|
|Slow update|Yessa ingin berteriak nama mulutnya langsung di bekap yang Dean yang kemudian mengunci pintu apartemen tersebut, pemuda itu juga nampak panik karena ekspresi ketakutan gadis tersebut.
"Stt,,, Al mohon jangan teriak." ucap Dean yang meletakkan jari telunjuknya didepan bibir.
Yessa masih nampak ketakutan, Dean sendiri benar-benar panik sampai tidak sadar sudah membekap mulut Yessa.
"Maafin Al bukan orang jahat kok, tadi aku yang telpon kamu." ucap Dean yang sudah melepaskan tangannya.
Yessa sedikit lebih tenang, ia memperhatikan kembali penampilan pemuda yang terlihat jauh lebih tua darinya.
"A,, Aras mana?" suara Yessa nampak bergetar.
"Aras disini sa." ucap Raska yang mendudukkan dirinya hingga Yessa bisa melihatnya.
Gadis itu langsung berlari kearah Raska setelah memberikan kotak makan yang di bawanya pada dean, sedangkan Dean langsung tersenyum lega melihat bagaimana perhatian gadis menjadi pacar Raska.
"Aras baik-baik aja kan, kok mukanya pucet begini terus badan kamu juga kurusan. Kamu makan dengan baik kan, tidurnya teratur dan gak mikirin hal yang macam-macam. Yessa tahu kamu pasti tertekan akibat ulah anak-anak di sekolah, tapi kamu gak mikir yang gak-gak kan?" cerosos Yessa.
"Aras harus jawab pertanyaan kamu yang mana dulu, sa?" kata Raska.
Yessa nampak kikuk, sepertinya ia sudah menanyakan banyak pertanyaan sekaligus.
"Kemaren adek demam dan demamnya baru turun tadi pagi, terus Aras bilang masih lemes makanya cuma rebahan aja di sofa." Dean seperti mewakili Raska menjawab pertanyaan dari Yessa.
Gadis itu kembali merasa khawatir, ia menyentuh dahi Raska dengan punggung tangannya.
"Aras udah gak papa kok, kamu jangan terlalu khawatir gitu?" ucap Raska yang tengah di periksa oleh Yessa.
"Kalau gitu Aras langsung makan aja ya, Yessa udah buatin rendang daging sapi kesukaan kamu." ujar Yessa.
Raska mengangguk membuat Yessa langsung tersenyum lega, dean juga langsung menyiapkan tempat makan untuk Raska menikmati masakan kekasihnya.
Dean mengambilkan nasi dan lauk yang Yessa bawa, ia melirik kearah gadis tersebut yang seperti sedang mengirimkan pesan.
"Kamu kirim pesan sama siapa?" tanya Dean curiga.
"Kirim pesan buat abang Dika, kebetulan dia sama bang Arlan nungguin di parkiran." ucap Yessa.
Raska memasukkan sendok yang penuh nasi dengan lauk rendang daging sapi kesukaannya. Tidak banyak bicara saat makan memang sudah menjadi kebiasaannya, karena Raska perlu menikmati setiap makanan yang masuk kedalam mulutnya.
"Ma,,af kamu gak ikut makan?" tanya Yessa pada Dean dengan suara bergetar, sepertinya gadis itu masih merasa takut.
"Gak usah, Al gak laper kok. Adek yang perlu makan, dan Aras cuma mau makan masakan kamu." ucap Dean, ia menampilkan senyumannya.
Yessa kembali merasa kikuk, sepertinya ia salah mengira. Pemuda yang bersama dengan Araska bukanlah orang yang jahat seperti tampilannya, senyumannya saja terlihat hangat.
"Abang juga harus makan, kan bang Dean juga belum makan?" kata Raska.
"Iya, tapi abang beneran belum laper kok soalnya tadi pagi udah sarapan. Adek aja yang makan ya, yang banyak biar cepet pulih." Dean mengusap rambut Raska.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARASKA (Give Me Your Life) ✓
Fiksi RemajaBUKAN BXB, BL, BROMANCE ATAU SEMACAMNYA, OK Genre: transmigrasi, family, slice of life, brothership, fiksi remaja, romance. Raska telah kehilangan rasa sakitnya. Sebanyak apapun orang lain melukainya, ia tidak pernah meringis kesakitan. Wajahnya sel...