CHAPTER:19

19.5K 1.9K 66
                                    


Pada nungguin ya?😁
Maaf ya karena aunty cuma bisa update 1 chapter dan selalu hampir tengah malam, soalnya bulan ini mungkin kerjaan aunty lagi banyak banget dan selalu pulang diatas jam 9 malam.

Doakan aunty selalu sehat ya biar bisa update terus, lanjut yuk...






WARNING
|Typo bertabaran|
|Publish tanpa revisi|
|Slow update|

Bayu duduk di kursi roda yang didorong oleh Arion, bersamanya juga ada Bianca, Gavriel dan Vira. Beramai-ramai hendak menuju kamar tempat korban tabrak lari Bayu dirawat, mereka tentu saja menjadi perhatian orang-orang disepanjang lorong. Mungkin karena penampilan Arion dan Bianca yang terlihat glamor dan menawan.

Bayu dan Vira sendiri sudah terbiasa dengan sorot mata orang-orang yang mengagumi mereka, tapi tidak dengan Riel. Ia merasa risih saat berjalan dengan kedua orangtuanya, terlalu pamer kekayaan itulah yang membuat Riel merasa malu.

Hingga mereka sampai disebuah kamar rawat VIV khusus anak-anak, Arion mengetuk pintu dan tidak lama kemudian Bima yang sudah ada dikamar Gea membukakan pintu untuk Bayu dan keluarganya.

Kedatangan mereka tidak disambut dengan hangat melainkan dengan tatapan tajam penuh kebencian.

"Ternyata Lo punya nyali juga untuk datang kemari, dasar pecundang." sarkas Jerry yang mendapat tatapan tidak suka dari Arion.

Didalam kamar tersebut bukan hanya ada Jerry dan keluarganya, ada juga Bima dan satu teman Jerry lainnya yang bernama Raden.

"Tenangkan diri kamu nak, tidak baik ribut-ribut apalagi adik kamu sedang tidur." ucap Tifania, bundanya Jerry.

"Benar kata bunda kamu nak, dan juga ada keperluan apa kalian kemari?" tanya Subhan.

Bayu seketika menunduk saat mendapat perkataan kasar dari Jerry, keberaniannya mendadak hilang. Tidak lagi nampak wibawa seorang mantan ketua geng besar seperti Rollerking, yang ada hanya seorang pemuda yang lari dari kesalahannya.

"Maaf, maksud kedatangan kami adalah untuk bertanggung jawab atas perbuatan anak saya yang telah menabrak putri anda. Katakan saja nominalnya, saya akan langsung mengirimnya ke rekening anda." ujar Arion.

"Seperti inikah cara orang kaya bertanggung jawab, dengan uang. Apa kami terlihat seperti orang miskin dimata kalian, sampai meminta maaf saja di tukar dengan uang." emosi Jerry kembali tersulut setelah mendengar perkataan dari Arion.

Pemuda itu menatap penuh permusuhan, mungkin akan menghajar ayah dari Bayu jika tidak ditenangkan oleh bundanya.

"Sudah nak, jangan emosi seperti itu." kata Tifania sambil merangkul bahu anaknya.

"Maaf saja tuan, tapi saya tidak membutuhkan uang anda SEPESERPUN. Kami masih sanggup membayar biaya perawatan putri kami, dan lagi kedatangan kalian kesini tidak akan mengubah apapun." ucap Subhan.

"Maksud tuan sebenarnya apa, kami sungguh tidak mengerti,?" Riel yang awalnya bermaksud diam akhirnya ikut berbicara.

"Kami sudah tidak butuh pertanggungjawaban kalian, kami sungguh berterima kasih pada nak Aras yang sudah mengembalikan senyum diwajah putri kami. Dan itu sudah cukup untuk kami."lanjut Subhan.

"Kami makin tidak mengerti tuan Subhan, dan Aras apa hubungannya anak ketiga kami dengan masalah ini?" timpal Bianca mendengar nama Aras dibawa-bawa.

ARASKA (Give Me Your Life) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang