WARNING
|Typo bertabaran|
|Cerita iseng|
|Slow update|
Bel istirahat berbunyi, semua siswa siswi berbondong-bondong keluar dari kelasnya menuju tempat dimana mereka bisa mengisi perut dan energinya.Dua gadis berjalan menyusuri koridor salah satunya menenteng kotak makan, tujuannya satu yaitu kelas dimana kekasih salah satu dari mereka berada. Namun saat sampai di kelas yang dimaksud, Yessa gadis yang berstatus kekasih Raska tidak menemukan keberadaan pacarnya itu. Ia melihat bingung kearah El yang berdiri disampingnya, seakan bertanya dimana keberadaan Araska lewat tatapan mata yang hanya di jawab angkatan bahu oleh sahabatnya itu.
"Permisi, boleh nanya gak. Aras kemana ya kok gak ada dikelas, apa udah keluar untuk istirahat?" tanya Yessa pada seorang siswi yang hendak keluar dari kelas.
"Aras ya, pas upacara tadi dia hampir pingsan jadi dibawa ke klinik sekolah dan sampai sekarang belum balik kekelas, mungkin masih disana." ucap gadis bername tag Devi Pratiwi.
"Hampir pingsan, apa Aras masih sakit ya?" Kalau gitu terimakasih ya untuk infonya." ucap Yessa.
Devi pergi meninggalkan Yessa dan sahabatnya, sedangkan El menatap penuh tanya pada sahabatnya yang terlihat sangat khawatir.
"Si Aras emangnya lagi sakit ya Yes, khawatir banget sih keliatannya?" kata El menggoda temannya.
"Iya, kemarin aku kerumahnya karena dia bilang sakit kepala. Aras bilang udah gak papa, kok hari ini hampir pingsan ya? Kita ke klinik aja yuk El, aku khawatir banget sama Aras ?" ajak Yessa.
"Kamu kerumahnya, berarti ketemu sama orangtuanya si Aras dong. Ciie yang habis ketemu sama calon mertua." goda El yang membuat wajah Yessa memerah karena malu.
"Ih, jangan godain aku terus dong. Aku cuma anterin makanan doang buat Aras biar sakitnya cepet sembuh." kata Yessa yang berjalan meninggalkan El.
"Dasar bucin." gumam El sambil tersenyum.
Tidak dipungkiri ia juga merasa senang saat melihat sahabatnya bahagia dengan hubungan percintaannya, apalagi El sangat mengetahui perjuangan Yessa untuk mendapatkan cinta seorang Araska. Pemuda dingin yang selalu menghina dan bersikap kasar pada sahabatnya, El masih ingat bagaimana Araska mempermalukan Yessa saat gadis itu menyatakan cintanya.
El mengikuti Yessa menuju klinik sekolahnya, namun saat berada di lantai 1 mereka bertemu dengan Arlan beserta teman-temannya. Yessa langsung menundukkan kepalanya saat tatapannya bertemu dengan Dika Prasetya yang ternyata adalah kakaknya.
"Kalian berdua mau kemana, bawa bekal juga mau makan bareng sama Aras ya?" tanya Askara.
"Iya kak, kita mau ke klinik soalnya teman sekelasnya bilang si Aras di bawa ke klinik pas upacara tadi pagi." jelas El yang mendapatkan tatapan terkejut dari kakak kelasnya itu.
"Adek kesayangan gw sakit, kok gw gak tahu ya?" pekik Askara.
"Cuih, jijik gw tiap denger Lo manggil si Aras adik kesayangan lo." Falih menampilkan ekspresi jijik yang dihadiahi geplakkan di kepala oleh Askara.
"Diem Lo jabingan." umpat Askara.
"Sejak kapan kamu dekat dengan Araska?" tanya Dika dingin pada adiknya.
"Se,,sejak Aras balik kesekolah kak." jawab Yessa gugup.
Ia tahu, kakaknya sangat membenci Araska semenjak pemuda itu mempermalukan adiknya saat menyatakan cinta kepadanya. Dika juga tidak menyukai sifat Yessa yang terus berusaha mendapatkan cinta Araska, apalagi sifat obsesif sang adik yang berlebihan. Padahal masih banyak pemuda lain di sekolah, Dika tak habis pikir kenapa Yessa sangat tergila-gila pada Araska pemuda kasar dan pembuat onar disekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARASKA (Give Me Your Life) ✓
أدب المراهقينBUKAN BXB, BL, BROMANCE ATAU SEMACAMNYA, OK Genre: transmigrasi, family, slice of life, brothership, fiksi remaja, romance. Raska telah kehilangan rasa sakitnya. Sebanyak apapun orang lain melukainya, ia tidak pernah meringis kesakitan. Wajahnya sel...