CHAPTER: 15

21.9K 2K 82
                                    

Ngeliat apresiasi kalian pada cerita ini, aunty jadi semangat nih untuk double up...

Seneng, gak?
Pasti seneng lah🤣🤣🤣🤣
Auntynya heuleng karena gak bisa healing hari ini 😅





WARNING
|Typo bertabaran|
|Cerita iseng|
|Slow update|

Mobil biru milik Riel tiba di depan gerbang sekolah adiknya, Raska turun begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Sepertinya tembok pembatas yang diciptakan Raska semakin terlihat jelas, pemuda itu enggan untuk membuka dirinya lagi pada orang yang tidak pernah menganggapnya bagian dari keluarga walaupun statusnya adalah kakak sulungnya.

Raska tidak butuh orang yang perhatian dan menyayanginya, ia hanya butuh seseorang yang bisa ia perlakuan semaunya. Contohnya seperti Askara, kakak kelas yang bisa ia kendalikan walaupun harus mengeluarkan uang untuk membuatnya tunduk.

Berbeda dengan Raska yang menganggap Aska sebagai babunya, nyatanya Aska sudah mulai menyayangi dan menganggap Raska seperti adiknya sendiri. Mungkin karena ia adalah anak pemilik panti asuhan, jadi Aska bisa dengan mudah menerima orang lain yang membutuhkan tempat untuk berlindung.

Riel menatap punggung adiknya yang berjalan perlahan memasuki area sekolahnya, ia menghela nafasnya. Tidak menyangka dengan sikap adiknya yang sudah banyak berubah.

Tidak ada lagi sifat liar yang suka membuat masalah untuk menarik perhatian keluarganya, sifat manja dan iri harinya juga lenyap entah kemana. Yang ada hanya Raska yang pendiam, Raska yang cuek pada keluarganya dan tidak menginginkan perhatian dari mereka lagi.

Tubuh Raska dirangkul oleh Aska membuat Riel merasa sedikit sesak, bagaimana bisa adiknya kini lebih dekat dengan orang lain dan bukan dirinya. Riel menyesal, ia tidak tahu jika sikap diam dan acuh kepada adiknya bisa membawa perubahan sebesar ini pada adiknya.

"Maafin abang ya dek?" lirihnya sebelum melajukan mobilnya menembus jalan menuju kantornya.

"Pagi dek?" sapa Aska sambil merangkul tubuh ringkih Araska.

"Pagi kak." jawabnya pelan.

"Adek udah masuk sekolah, emangnya udah sehat?" tanya Aska yang berjalan bersama dengan Raska dalam rangkulannya.

"Udah kok kak, kalau belum ngapain sekolah mending tidur dirumah." ucap Raska ketus.

"Iya,iya. Jangan jutek gitu dong, kan jadi gak imut kesannya."

Aska melepaskan rangkulannya, berjalan mundur kebelakang sambil tersenyum meledek Araska. Ia sebenarnya takut adik kelasnya itu marah karena ucapannya namun reaksi Raska hanya biasa saja, membuat Aska cengengesan tidak jelas karena dulu Aska sering kena jotos Aras karena meledek wajah imut yang di sangar-sangarkan oleh Araska.

😪😪

Bel tanda sekolah berakhir berbunyi sekitar 15 menit yang lalu, dirasa sudah mulai sepi akhirnya Raska bangun dari tempat duduknya.

Ia berjalan menuju parkiran sekolahnya, disana Aska sudah menunggunya untuk mengantarkan pulang.

Raska mengerutkan dahinya saat melihat Aska yang menunggunya tidak sendirian melainkan bersama teman-teman gengnya. Namun Raska tetap melanjutkan langkahnya menghampiri Aska, kan cape kalau balik lagi apalagi balik sendiri.

ARASKA (Give Me Your Life) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang