Tak apa Mengadu lelahmu

6.3K 798 35
                                    

"Semua orang hidup dalam masalah mereka masing-masing. Tapi tidak semua dari mereka memberitahu kepada dunia."

Now Playing ; Paper Heart by Tory Kelly

Benar kalau Helena kelelahan. Sepanjang jalan menuju rumah sakit-- perempuan itu tertidur pulas disebelah Mahesa. Mahesa juga tidak berani menganggu karena dia sendiri yang menyuruh Helena untuk istirahat. Menyusuri kota yang begitu asing berdua, ditempat yang jauh dari rumah dan hanya bersama Helena, Mahesa merasa dunia ini milik mereka saja. Senang, sudah jelas. Sepanjang jalan ia hanya tersenyum tanpa alasan.

Jauh didalam hatinya, Mahesa menginginkan Helen. Bahkan mungkin lebih dari Helena menginginkannya. Tapi saat ia semakin merasakan betapa pentingnya Helena untuk hidupnya-- ia takut. Takut jika Helen tidak bahagia bersamanya. Takut jika Helen merasa cemburu jika Mahesa juga memperhatikan Kara, kekhawatiran berlanjut ketika ia punya banyak waktu ditempat kerja ketimbang pergi bersama Helen.

Meski sejauh ini, Mahesa sangat ingin menjaganya juga. Ia ingin Helen merasakan dicintai seperti apa yang pernah ia bilang suatu hari, diperjalanan pulang dari Bandung dipagi hari setelah menginap dirumah Kara.

"Aku nggak mau kamu jadi pacarku, Len." Lirihnya kepada seseorang yang lelap disebelah. "Pacaran cuma buang-buang waktu. Aku bahkan menghabiskan 5 tahun berhargaku untuk satu hati yang mati-matian kucintai. I'm doing my best. Tapi tetep aja dia lepas dari pelukan dan hidupku. Mati-matian kukejar lagi, sampai aku benci pada diri sendiri." Yang pada akhirnya, semua sia-sia.

Mobil yang ia kendarai memasuki halaman bangunan bertingkat 12 dengan pencahayaan lampu paling terang disepanjang bangunan yang ia lewati. Mobil itu melewati halaman, masuk ke basemant sampai akhirnya berhenti disalah satu parkiran kosong nomor 5. Mobil berhenti dan dimatikan. Setelah itu, Mahesa menyandarkan tubuhnya dengan kepala miring kesebelah kanan, menghadap Helena.

"Aku bakal jaga hubungan kita sampai aku siap melamar kamu. Jadi selama itu kamu jangan perpikir yang engga-engga ya." Sambil merapikan rambut Helen, Mahesa berjanji kepada seseorang yang bahkan tidak bisa mendengar suaranya sekalipun tempat ini begitu sunyi untuk mereka berdua.

Dini hari yang sunyi tidak serta membawa mereka menyibukkan diri untuk buru-buru masuk ke rumah sakit. Mahesa membiarkan Helena istirahat sampai puas didalam mobil karena mereka akan sibuk menjaga Tante Lily setelah masuk kerumah sakit nanti. Jangankan istirahat, tidur pun akan sulit sekali.

Tanpa ingin bergabung didalam mimpi perempuan disebelahnya, Mahesa memutuskan untuk sekali lagi mengecup bibirnya, singkat dan terlampau hati-hati. Sampai akhirnya ia kembali menyandarkan kepala pada jok mobil yang ia duduki dan hanya memandangi perempuan itu untuk waktu yang lama.

•••

"Istirahat gih, tidur dimobil." Jonathan menoleh cepat ketika seseorang memegang bahunya dan bicara kepadanya. Setelah ia mendongak, ia menemukan Mahesa dan Helen berdiri menatapnya.

Laki-laki itu langsung bangkit dari kursi. "Nggak usah, Bang." Jonathan menolak kunci mobil yang Mahesa sodorkan. "Capek, Len?"

"Aku udah istirahat kok, Jo."

"Oke-oke." Jonathan kembali duduk. "Gue nggak bisa tidur abis dibilangin kalau tekanan darah Tante Lily turun drastis."

"Kapan?"

"Tadi jam 11." Jonathan meraup wajahnya. Kelihatan sekali kalau ia begitu risau. "Tapi sekarang Tante udah bisa tidur. Oh ya, Len--

2. Antariksa Berkelana [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang