Now Playing : Fall In love Alone by Stacey Ryan
Sepanjang jalan yang hiruk pikuk, Jonathan bisa menemukan deretan kendaraan mengantri disebelah motornya yang mogok. Dari itu semua, seseorang diantara antrian itu mendekatinya. Seorang perempuan dengan jas berwarna putih dan menyilaukan menghampiri dengan sekotak perkakas bengkel yang kalau boleh jujur, Jonathan sempat terpaku beberapa detik saat gadis itu menghadap kearahnya.
"Ini beneran lo bisa ngebengkel motor?" Sebenarnya Jonathan tidak meragukan skill siapapun. Membawa perkakas lengkap dalam mobil pribadi bahkan sampai ban segala, bukannya itu sudah menunjukkan kalau dia punya keahlian dibidang permontiran? Meski sungguh, perempuan ini terlalu cantik untuk jadi tukang main oli.
"Gue coba liat dulu. Kalau kerusakan ban lo parah, ya mau nggak mau harus kebengkel yang peralatannya lebih lengkap. Tapi ini kayanya cuma bocor ban luarnya aja, gue bisa gantiin." Melepas jas putih yang ia kenakan, sekarang perempuan itu hanya memakai baju stelan berwarna biru muda yang kalau dilihat-lihat tidak asing dimata Jonathan.
"Lo dokter atau lagi syuting jadi dokter?" Habisnya, ya aneh saja kalau dokter betulan malah jago di perbengkelan.
Mendengar pernyataan Jonathan jelas membuat si perempuan terkikik geli. "Yakali syuting jadi dokter. Muka gue keliatan kaya artis ya?"
"Ya, masuk sih kalau cuma jadi dokter yang perannya cuma ngasih tau pihak keluarga kalau pemeran utamanya mati."
Inilah gambaran orang yang bekerja di perusahaan entertainment. Selain penuh drama, mereka juga penuh khayalan.
Perempuan yang belum Jonathan ketahui siapa namanya tersebut kini sibuk membongkar ban motor Jonathan seorang diri. Kelihatannya saja lemah, ternyata kerjanya sat set sat set juga. Hanya berjongkok sambil menonton, ia perhatikan bagaimana taletennya gadis itu bekerja. "Baru tau ada dokter bisa ngebengkel."
"Bokap punya bengkel, gue dari kecil mainnya di bengkel bokap mulu jadi soal ginian mah ngerti."
"Lo dokter dimana?"
"Aksara Bumi, spesialis dokter anak."
Cantik, muda, bisa bengkel motor, dokter anak. Kesan pertama yang menakjubkan. Tapi dibalik itu semua, Jonathan benar-benar terpukau dengan bagaimana gadis itu membenarkan motornya. Soal cantik sih-- itu relatif. Jonathan sudah banyak menemukan gadis cantik sepanjang hidupnya dan itu bukanlah hal yang menarik lagi.
30 menit gadis itu berkutat dengan motor gede milik Jonathan sedangkan sipemilik memilih untuk hanya menonton saja. Semua beres dengan sempurna. Wajah perempuan itu sedikit belepotan, tapi untungnya jas warna putihnya sudah aman tersampir di bahu Jonathan.
"Jadi gue harus bayar berapa buat ban sama jasanya?" Tanya Jonathan merogoh saku celana dan mengeluarkan dompet dari sana.
"Lo cukup bayar ban gantinya aja."
"Nggak bisa gitu dong. Lo udah ngeluangin waktu sibuk lo gini. Berapa? Biar gue kasih bonus sekalian karena lo muncul tepat waktu."
Perempuan itu menatap Jonathan sekilas, is berpikir lama untuk memutuskan apa yang harus Jonathan berikan sebagai imbalan. Tapi yeah, dibanding uang lelah, ia malah tertarik pada sederetan jajanan gerobak yang mangkal tak jauh dari mereka.
"Traktir gue makan."
"Mak-" Jonathan menggantungkan kalimatnya dengan alis skeptis. Yang benar sajalah!
"Kayanya sate madura disana enak deh. Kalau lo nggak buru-buru sih, gue mau lo traktir makan aja buat uang capek."
"Gas, pesen segerobak juga gue jabanin."
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Antariksa Berkelana [Completed]
Fanfic[SUDAH TERBIT] BAGIAN KEDUA 'Semesta dan rumahnya' Setelah kepergiannya, semua orang melangkah dengan kaki mereka yang patah. Terseok-seok melewati waktu yang panjang, berhenti untuk menangis, berjalan kembali dengan luka yang masih sama. Maka disin...