Waktu berjalan bagai berlari

6.1K 812 112
                                    

Now Playing ;Say that's your mine by Valentine

Helena dengan sepasang matanya yang memburam, menatap pantulan dirinya dalam cermin kamar mandi sambil berulang-ulang membasuh permukaan wajahnya dengan air mengalir di hadapan. Puas sudah ia pandangi wajahnya yang miris, luluh lantah semua isi hatinya. Bahkan meski begitu sesak yang ia rasakan kini, air matanya seolah kering dan membeku didalam sana.

"Mereka cuma dua manusia yang pernah saling berkomitmen untuk sama-sama jatuh cinta. Mungkin ada satu hal yang nggak kamu tau kalau Kara menikah dengan Haikala adalah karena perjodohan, dan perempuan itu adalah orang yang lagi dijaga hatinya, sama Bang Mahesa."

Harusnya Helen tidak sesedih ini. Seharusnya ia tidak kecewa pada Mahesa. Toh, dialah yang mengatakan untuk tidak ingin tahu, ia yang menahan Mahesa untuk tidak mengungkitnya.

Tapi entah mengapa, keberadaan Kara semakin hari semakin mengusiknya. Semakin ia tahu bahwa Kara begitu penting, semakin Helen ingin tahu seberharga apa perempuan itu bagi Mahesa. Dan kini semuanya kelihatan jelas. Dari bagaimana Mahesa menghukum dirinya sendiri untuk tidak dicintai siapapun, alasan mengapa seorang Mahesa begitu perlu mengambil tanggung jawab untuk menjaga Kara dan Miko terlepas siapa dia untuk mereka berdua, atau mungkin inilah alasan mengapa ia tidak menginginkan Helena dihidupnya.

"Tapi andai pernah terlintas dikepalamu untuk jadi seperti Karamel agar bisa dicintai sebesar itu sama dia. Mending kamu pikir-pikir ulang karena kamu memang perlu dikasih tau biar buka mata, nggak ada yang namanya jatuh cinta tanpa resiko. Dan semua masa lalu manusia adalah baik dan buruk. Jadi setelah kamu denger ini dari aku-- karena aku yakin nggak akan ada siapapun yang mau ungkit ini kecuali aku sendiri, dihadapan kamu--Helen. Aku yakin kamu bakal berpikir kalau Mahesa brengsek."

Dan memang kenyataannya. Dia pernah sangat mengecewakan semua orang, ambisinya terlalu besar bahkan sampai tak bisa ditakar.

Tapi bukankah setiap manusia pernah berada di level itu? Level dimana dia harus menjadi orang jahat atau bahkan level itu adalah bagian dimana dia tidak sadar kalau dia telah menjadi jahat.

Meninggalkan toilet setelah membasuh wajahnya sekali lagi, Helen melangkah keluar dengan bibir tersungging susah payah, berusaha untuk tidak menunjukkan ketidak senangannya hari ini. Karena sudah terlalu lama ia pergi, Mahesa juga pasti sudah bangun.

Dan tepat ketika pintu dibuka, yang Helen temukan adalah dia yang ia pikirkan, berdiri bersandar pada dinding didepan toilet sambil memainkan ponselnya. Melihat seseorang yang ditunggu pada akhirnya muncul, laki-laki itu bergerak.

"Kata Jonathan tadi kamu masuk angin lagi." Mahesa melangkah mendekat, ia pegang lengan perempuan itu dengan tatapan nelangsa. "muntah lagi?"

Dalam diam, melihat Mahesa memperhatikannya saja membuat setengah hatinya mencair seperti es batu ditengah gurun pasir. Seolah begitu saja ia longsor dan jatuh, mengalir begitu jauh. Dalam kebisuan dan tatapannya yang mengarah ke wajah Mahesa yang khawatir, kini ia menemukan redup yang entah apa artinya. Seolah kini semuanya mulai jelas, kalau kekhawatirannya terhadap mereka berdua lebih dari sekadar cinta bertepuk sebelah tangan. Bahwa kenyataannya-- perempuan itu dulu juga mencintainya dengan penuh. Sepenuh yang dirasakan Helen hari ini. Terhadap Mahesa.

"Len, masih sakit banget? Mana yang sakit, bilang ke aku." Lagi, Mahesa bertanya. Ia memangkas jaraknya lebih dekat untuk melihat keadaan Helen, sembari tangannya sibuk mengusap bahunya dan memijitinya dengan ringan.

Dalam beberapa hari belakangan, Mahesa tidak hanya siap siaga untuk menjaga Tante Lily karena pada akhirnya Helen juga sempat drop beberapa kali. Ia sering pergi dan muntah karena kurang tidur dan masuk angin, belum lagi harus tinggal dirumah sakit selama 24 jam, tempat yang jauh dari kata nyaman untuk ditinggali. Tapi meskipun begitu, Helena begitu tangguh. Ia sama sekali tak pernah mengeluh, bahkan untuk menunjukkan rasa sakitnya pun, ia harus pergi keluar seorang diri.

2. Antariksa Berkelana [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang