Now Playing ; Cinta ini membunuhku By D' Masiv
"Kau hancurkan aku dengan sikapmu, tak sadarkan kau mulai menyakitiku. Lelah hati ini meyakinkanmu, cinta ini membunuhku."
Mahesa melangkah meninggalkan kamar Miko setelah ia mematikan lampu kamar si kecil. Sambil mengacak rambutnya, ia berjalan gontai mendekat keruang tengah dimana Kara bersama tiga orang laki-laki tengah duduk disana.
"Udah tidur, Kak?" Kara bertanya. Tumben sekali Miko minta ditemani Mahesa. Bahkan ketika sedang diobati, ia terus memeluk Mahesa dengan kuat sampai kaos laki-laki itu basah karena air mata Miko.
Kala itu, Kara seolah dejavu. Seperti ketika Miko lebih memilih digendong Haikala daripada dirinya, peristiwa itu terjadi lagi malam ini.
Sambil menjatuhkan bokongnya pada sofa panjang yang kosong, Mahesa mengangguk pelan.
"Udah lama nggak liat Miko rewel kaya gini." Disebelah, Rendra menceletuk. Ia datang bersama Cakra beberapa menit yang lalu.
"Dia emang nggak pernah rewel lagi setelah kepergian suamiku, Ren. Palingan pas awal-awal pulang ke Tangerang, sambil kujelasin pelan-pelan, terus akhirnya dia ngerti. Nggak tau juga kenapa malam ini rewel banget, Kak Mahesa dipegangin terus nggak boleh pergi."
"Mungkin dia lagi kangen, Ra." kata Cakra kemudian. Seolah-olah kejadian ini begitu langka, risau menjebak mereka semua.
Setelah beberapa saat mereka isi dengan membicarakan beberapa hal. Seperti ada yang datang, suara mesin mobil dimatikan terdengar jelas disusul derap langkah yang begitu tegas. Dalam hitungan detik setelah semuanya memilih menatap ke arah pintu utama, sosok Narda menyembul dari luar.
"Bang Mahe." Dia memanggil, langkahnya kian cepat.
"Kenapa, Na?" Mahesa jelas bingung melihat Narda seolah gelisah, langkahnya terlalu buru-buru untuk ukuran Narda yang santai, wajahnya tegang, padahal biasanya menjadi object yang sulit dibaca. "Ada apasih?"
"Lo kenapa masih disini sih, anjir?!"
"Loh? Emangnya aneh kalo gue disini?"
"Gue ditelpon orang suruh nyusulin Helena! Bukannya lo ada janji sama dia? Kenapa malah gue yang disuruh nyusul?"
Kaget, yang lain langsung duduk tegap.
"Ini maksudnya gimana ya? Kak Mahesa ada janji sama Helen tapi nggak dateng?" Kini, Kara yang bertanya pada Mahesa.
"Tadi aku udah kirim pesan kedia kalau nggak bisa dateng, aku bilang Miko rewel, nggak bisa kutinggal."
Detik itu, yang bisa Mahesa lihat adalah Narda yang bahunya merosot, tatapan tajamnya berubah sayu, ia menghela napas lalu menarik mundur dirinya untuk menjauh dari jangkauan Mahesa.
"Emangnya siapa yang nelpon lo, Na?"
"Nggak tau, yang jelas make nomornya Helen. Dia bilang Helen harus dijemput, dia mabok soalnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Antariksa Berkelana [Completed]
Fanfic[SUDAH TERBIT] BAGIAN KEDUA 'Semesta dan rumahnya' Setelah kepergiannya, semua orang melangkah dengan kaki mereka yang patah. Terseok-seok melewati waktu yang panjang, berhenti untuk menangis, berjalan kembali dengan luka yang masih sama. Maka disin...