Perjalanan panjang, aku pulang.

11K 930 208
                                    

Now Playing : Like my father by Jax

"Saya, Mahesa Antariksa mengambil engkau Helena Niki Emery menjadi istriku, untuk saling memiliki dan juga menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya, Mahesa Antariksa mengambil engkau Helena Niki Emery menjadi istriku, untuk saling memiliki dan juga menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, dan pada waktu sehat maupun sakit. Untuk selalu saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang sangat tulus. Saya berjanji, untuk menjadi ayah yang baik untuk anak-anak kita, yang akan di anugerahkan Allah kepada kita."

Suara Mahesa bergetar, kalimat sakral baru saja ia sampaikan dengan teratur setelah beberapa lama berusaha menghafalnya. Penuh perjuangan, bahkan Mahesa sampai lupa makan dan tidur. Sambil rebahan mulutnya akan komat-kamit menghafal ijab kabul, sedang makan pun sambil hafalan, sedang mandi juga. Pokoknya dimana saja, dia selalu sibuk menghafalkan janji suci.

Sampai-sampai Narda pernah melempar segulung tisu kewajah Mahesa saat Narda sedang sibuk merapal alfatihah dalam solat, sedangkan Mahesa malah hafalan diatas kasur sambil memejamkan mata. Bukan apa, Narda jadi tidak fokus menunaikan ibadah.

"Cie.... Udah siap naik altar." Dari arah pintu utama, Kara muncul sambil membawa senampan piring kosong yang ia bawa dari luar.

Oke, yang tadi cuma hafalan. Hari H masih bulan depan.

Mahesa hanya terkekeh malu-malu, ia tatap Kara yang melangkah menghampirinya. "Kok kamu yang beresin meja?"

"Nggak papa, masih sepi soalnya jadi aku nggak banyak kerjaan dibelakang."

Kara melempar senyum terbaiknya, kemudian ia duduk, membiarkan nampan berisikan piring kotor itu berada ditengah-tengah mereka.

"Tadi aku udah liat gaunnya loh, Helen yang nunjukin. Warnanya bagus banget, rose gold dan penuh payet. Itu beneran Kak Mahesa yang milihin desainnya?"

"Iya, rame banget ya?"

Tersenyum, Kara menggeleng. "Enggak kok, cocok kalau yang pake Helen."

Mahesa juga tersenyum. Bisa ia bayangkan bagaimana cantiknya Helen dengan gaun itu. Acaranya masih bulan depan, deg-degannya sudah dari sekarang.

"Selepas Miko les piano nanti kita langsung otw aja ke Makam ya. Takutnya kesorean." Dari arah belakang, Helen langsung bicara. Dia baru saja dari toilet, sibuk merapikan blazer yang ia kenakan. "Ra, ikut jemput bocil dong."

"Boleh." Kara melempar senyum kepada Helen yang kala itu berjalan mendekat dan duduk disebelah Mahesa. "Aku baru tau didalem toilet banyak lukisan. Masuk toilet berasa masuk galery seni, kamu pesen dimana?"

2. Antariksa Berkelana [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang