Hari begitu cepat berlalu sekarang ia sudah bekerja di sebuah kantor, meski hanya sebagai pegawai biasa setidaknya gajinya lumayan.
Hari ini aku pulang lembur karena ada beberapa berkas yg harus ku selesaikan, melirik jam yg ada di tangan ku aku akhirnya selesai mengerjakan semua berkas tadi.
Menatap sekeliling ternyata sudah sepi, aku mengemasi barang milikku dan keluar dari sana setelah mematikan komputer.
Jam 01.25 ia menunggu lampu di sebarang menjadi hijau masih ada beberapa kendaraan berlalu lalang meski sudah larut malam, akhirnya lampu berubah menjadi hijau ia berjalan melintasi jalan.
Di sepanjang jalan ia melamun entah apa yg di pikirannya hingga sebuah cahaya menyilaukan mata membuatnya tersadar dan segera menghindar.
Brak!
Suara tabrakan sebuah mobil dengan pembatas jalan pemuda tadi menatap mobil yg hampir saja menabraknya dengan nanar, tak lama setelahnya ia segera menghubungi ambulans.
'Nyawaku hampir saja melayang jika tak menghindar' batinnya.
Ia menjauh dari tempatnya berdiri menuju pinggir jalan ia takut jika ada lagi mobil yg tak terkendali seperti tadi.
Ambulans datang dengan polisi, ia segera menjauh dari sana menuju rumahnya, perjalan menuju rumahnya di temani dengan cahaya lampu jalanan yg redup dan sinar rembulan.
Tes tes
Pemuda tersebut berlari menghindar dari hujan apa hari ini hari sialnya tadi siang ia mendapat pekerjaan tambahan hingga harus lembur, lalu tadi ia hampir mati karena sebuah mobil, dan sekarang ia harus basah kuyup karena hujan.
Rumahnya masih jauh jika melewati jalan raya, dengan terpaksa pemuda tersebut harus melewati jalan pintas.
Jalan ini benar benar minim cahaya di tambah dengan suasana hujan dan gang yg lembab terkesan horor, jika di film film mungkin sudah ada mahkluk yg muncul di depan mereka.
Pemuda tersebut tak sengaja mendengar suara dari depan ia berjalan perlahan agar tak menimbulkan suara, di depannya ia melihat seorang yg membelakanginya dengan pisau berlumuran darah.
'Benar benar sial, sudahlah lewati saja mereka lagi pula mereka tak ada sangkut pautnya dengan ku' pemuda tersebut berjalan dengan santai menghiraukan keberadaan orang tadi.
Pembunuh tadi melirik sekilas ia tersenyum, ia mengenakan maskernya kembali dan berbalik untuk melihat siapa yg datang mendekat, senyumnya seketika luntur karena tidak melihat siapapun di sana.
'Heng! Benar benar sial beruntung aku tak menjadi targetnya' batin pemuda tadi dan berbalik.
Jeder!
Petir menyambar pemuda tadi mematung di tempat, ia tak salah lihat kan apa itu tadi?!
Saat berbalik ia melihat sesuatu berwarna putih di ujung gang sedang menunduk dengan sebuah kapak yg berlumuran darah di tangannya.
'Apa itu?! Apa itu hantu yg sering di bicarakan orang²?' batinnya bingung.
"Abaikan saja" Gumamnya lalu pergi meninggalkan gang tersebut.
Di perjalanan ia merasa kedinginan karena hujan yg begitu deras dan angin yg berhembus dengan kencang membuat tubuhnya menggigil kedinginan.
Ia terus berlari hingga ia tak menyadari bahwa ada seorang yg mengikutinya. Dengan seringai lebar orang yg mengikutinya melepas pelatuk pistol yg sedari tadi ia genggam.
Dor..
Syut..
Bruk!Peluru tadi tepat mengenai kepala pemuda tersebut ia terjatuh dengan darah yg terus mengalir bercampur dengan air hujan yg menggenang.
'Haaah, aku lengah karena terlalu fokus untuk melindungi laptop ku, sakit... ' batinnya merasakan sakit karena air hujan yg menembus luka tembakan tadi.
"Hem, sepertinya aku beruntung dengan cuaca yg mendukung" Ucap seseorang memutar pistol di tangannya.
"Maaf ya, tapi ini perintah dari atasanku. Devan Vernando " Ucapnya tersenyum.
Pemuda yg di ketahui bernama Devan itu hanya diam tak berkutik, tak lama setelahnya ia tersenyum tipis lalu mengeluarkan sesuatu di dalam sakunya.
Dor
"Aku tau kau mengikuti ku dari tadi, selamat tinggal yuu semoga kita tidak bertemu lagi" Ucap Devan setelah itu menutup matanya.
Seorang yg di panggil 'yuu' tersebut memegang perutnya lalu beralih menatap ke bawah, ia berlalu meninggalkan pemuda tadi menuju rumah sakit untuk mengobati luka yg ia dapatkan.
Iklan
Seorang remaja menatap iklan yg di tampilkan pada layar tersebut dengan datar, seperti biasanya.
Remaja tersebut adalah Alan Alexander, remaja berumur 14 tahun yg memiliki kulit yg sangat putih dan mata abu abu miliknya terlihat sangat indah. Bulu mata yg panjang dan lentik hidung mancung bibir tipis dan alis tebal.
Alan meminum jus jeruk nya sembari menonton film dengan genre aksi tersebut ia sangat menyukai karakter Devan yg berpura pura lemah di hadapan lawan, tapi sebenarnya ia kuat, meski dia hanya karakter sampingan.
Syut..
Tuk!
BrukSebuah peluru meleset dan mengenai jidat nya Alan hanya memasang ekspresi datar tak lama setelahnya terdengar suara benda pecah.
Prang!
Bodyguard yg berjaga di depan pintu kamarnya dengan segera menyusul ke dalam dan betapa terkejutnya dia melihat tuan mudanya yg tergelatak dengan darah yg mengalir.
Mereka segera membawa Alan ke rumah sakit namun karena kekurangan banyak darah ia dinyatakan meninggal, setelah koma selama seminggu.
»»————><————««»»————><————««
Yahho~
See you next chapter
(*´︶'*)♡Thanks!
![](https://img.wattpad.com/cover/324480753-288-k753548.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins Figuran [END]
Teen Fiction[ BROTHERSHIP ] ❗ Remaja bernama Alan berumur 14 tahun ia adalah anak rumahan yang akan keluar jika ada kepentingan saja bahkan bisa di hitung dengan jari dalam setahun ia keluar rumah. Ketika sedang menonton film pada laptop di balkon kamar di tem...