Sampai di UKS Karl menurunkan Kiel lalu mencari kotak p3k untuk mengobati luka di tangan Kiel.
Brak
Pintu UKS di buka dengan kasar di sana Xavier menatap Kiel dengan khawatir di belakangnya Xander nampak menghela nafas ia lalu menutup pintu UKS dan mendekat.
"Ada yg sakit? " Tanya Xander mengelus kepala Kiel, yg di balas gelengan oleh Kiel.
"Sini ku obati" Xander memberi ruang untuk Karl mengobati luka Kiel.
"Huuft" Helaan nafas keluar dari mulut Xander, Kiel menoleh sekilas dan kembali menatap tangannya yg sedang di obati oleh Karl.
"Mereka tadi siapa? " Tanya Kiel membuat Karl yg sedang membalut luka Kiel berhenti sejenak.
"Aku gak tau, abaikan saja mereka" Jawab Karl datar sepertinya ia marah.
"Selesai ayo pergi" Xander dan Xavier mengangguk berbeda dengan Kiel yg menatap kakinya yg tidak menyentuh lantai.
'Aku rasa aku sudah cukup tinggi, huh tinggi badan ju berapa ya' batin Kiel asik melamun membuat ketiganya bingung.
"Kiel" Panggil Xavier namun tidak di jawab.
'Kalau aku lihat di cermin mungkin sekitar 167 cm, oh bertambah 7 cm dong kalau di duniaku dulu' Kiel masih asik dengan pikirannya hingga tiba tiba badannya melayang membuatnya tersadar dari lamunannya.
"Kenapa melamun? " Tanya Xavier.
Kiel mendongak menatap wajah Xavier bulu mata lentik ya terlihat cantik "Kiel" Panggil Karl membuatnya menoleh.
"Hm? " Sahut Kiel turun dari gendongan Xavier.
"Ayo ke kelas" Kiel mengangguk dan mengikuti Karl di belakang.
Sesampai di kelas keduanya langsung menuju tempat duduk mereka bertepatan dengan itu bel masuk berbunyi, dan pelajaran di mulai.
❃.✮:▹ ◃:✮.❃
Bel pulang telah berbunyi Kiel membereskan bukunya, Karl menunggu Kiel membereskan buku setelah mereka segera menuju parkiran.
"Karl" Karl menoleh ke belakang dan menatap Kiel yg merentangkan tangannya untuk di gendong, adik ya dalam mode manja ternyata.
Karl menggendong Kiel ala koala dan menuju parkiran dengan segera, Kiel diam di dalam gendongan Karl apakah ia sependek itu lebih baik ia buktikan sendiri.
"Turun" Kiel berontak ingin di turunkan, Karl menurunkan Kiel setelah turun dari tangga.
Tap
Kiel berdiri di depan Karl, ia kemudian mendongak ternyata ia hanya sedada Karl bagaimana dengan kedua kakak kembarnya? Ia ingin tinggi padahal ia sudah senang tadi karena ia lebih tinggi dari dunianya dulu.
Karl panik melihat mata Kiel yg berkaca kaca sambil menatapnya ia segera menggendong Kiel kembali dan menuju parkiran untuk menemui kakaknya, ia baru kali ini melihat Kiel seperti ini karena biasanya ia hanya menampilkan wajah datar dan bingung saja.
Drap
DrapXander dan Xavier menoleh ke arah suara langkah kaki tersebut, mereka melihat Karl sedang menggendong Kiel namun jika di lihat lebih detail dia terlihat panik.
"Ada apa? " Tanya Xavier mendekat.
"Host.." Deru nafas Karl begitu sampai di depan keduanya.
Hiks
Mendengar suara tersebut mereka menatap Kiel di gendongan Karl, bahunya sedikit bergetar Xander yg peka segera mengambil alih Kiel dari Karl.
"Kenapa bisa nangis? " Xander bertanya kepada Karl, ia mengelus kepala Kiel agar berhenti menangis.
"Aku gak tau" Jawab Karl.
"Nanti aja ceritanya, sekarang ayo pulang Xander kamu pulang bareng Karl" Ucap Xavier tegas, di angguki keduanya.
Karl membukakan pintu mobil untuk Xander, setelah Xander masuk Karl seger masuk ke kursi pengemudi. Xavier menelpon bodyguard untuk menjemput motor Xander di sekolah, lalu segera menyusul mobil adiknya.
"Hiks.. Hiks" Xander terus mengelus kepala Kiel dan menepuk punggung Kiel agar tertidur.
Kiel masih menangis, ia tidak terima ini padahal ia tadi sudah senang tapi itu semua hancur begitu ia membandingkan tinggi badannya dengan Karl, dia tidak terima!!.
Kiel mengeratkan pegangannya pada baju Xander sambil menangis, lelah menangis akhirnya ia tertidur. Xander melirik Kiel yg sudah tertidur ia mengubah posisi kepala Kiel untuk menghadap ke arahnya.
Wajah yg terlihat tenang dengan hidung merah dan mata sembab karena menangis, Xander mengusap wajah adiknya dengan tisu basah membersihkan keringat di wajah Kiel.
"Udah sampai bang" Karl sedikit cemburu dengan Xander tapi tak apa ia rasa kakaknya ini tidak seberuntung dirinya yg setiap pagi bisa melihat wajah tidur damai adiknya.
Xander dengan hati hati menutup pintu mobil lalu menyusul Karl yg sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah lalu di susul oleh Xavier.
"Kiel kenapa? " Tanya Karla ketika melewati ruang tengah.
"Tertidur" Jawab Xander di balas anggukan singkat oleh Karla.
Keduanya naik ke atas Xander meminta Xavier untuk membukakan pintu kamar Kiel setelah terbuka mereka masuk, Xander dengan hati hati meletakkan Kiel di ranjang Xavier langsung menyelimuti Kiel setelah itu mereka keluar setelah memberikan kecupan singkat di pipi Kiel.
Xavier dan Xander menuju kamar masing masing berganti baju dan menuju ke bawah, untuk mendengar penjelasan Karl kenapa Kiel bisa menangis.
Sampai di bawah ternyata sudah ada Karl bersama kedua orang tua mereka, segera keduanya duduk di sofa yg masih kosong.
"Kenapa Kiel bisa nangis tadi? " Xavier membuka suara terlebih dahulu.
"Tadi Kiel minta gendong ketika menuruni tangga, lalu setelah sampai di bawah ia minta di turunkan jadi aku turunkan setelah itu ia menatap ku cukup lama tiba tiba saja matanya berkaca kaca menatapku melihatnya aku langsung menggendong Kiel dan menuju parkiran" Jelas Karl panjang lebar.
"Apa itu benar, kamu tidak menyakitinya kan? " Tanya Karla dengan mata memicing.
"Aku tidak mungkin menyakitinya mom, Kiel saja jarang berbicara dengan kita bagaimana itu bisa terjadi? " Bantah Karl tidak terima.
"Baiklah, mari kita lihat CCTV untuk memastikannya" Putus Alex.
"Apa kalian tidak percaya? " Karl bertanya dengan kesal.
Mereka tidak peduli dan lebih memilih untuk melihat rekaman CCTV di laptop Alex untuk memastikan cerita Karl.
'Cih' Karl berdecak, tentu saja di dalam hatinya.
"Ternyata benar" Gumam mereka.
"Hmp, sudahlah aku akan ke atas saja" Karl pergi meninggalkan mereka.
"Dia masih sama, padahal di sekolah ia sangat datar" Ucap Xavier lelah.
"Biarkan saja" Timpal Xander, ia merasa lucu melihat adiknya yg kesal padahal ia tau kalau adiknya berkata jujur tapi ia ikut ikutan tidak percaya.
»»————><————««»»————><————««
Yahho~
Maaf typo!
See you (*´︶'*)♡Thanks!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins Figuran [END]
Teen Fiction[ BROTHERSHIP ] ❗ Remaja bernama Alan berumur 14 tahun ia adalah anak rumahan yang akan keluar jika ada kepentingan saja bahkan bisa di hitung dengan jari dalam setahun ia keluar rumah. Ketika sedang menonton film pada laptop di balkon kamar di tem...