36

4.5K 368 6
                                    

Elina menatap Kiel yang tersenyum ke arahnya, ia bergidik ngeri melihat senyum tersebut.

"Lihat wajah kaget mu itu" Kiel kembali menusukkan belatinya.

"Akh! " Elina berteriak kesakitan, tenggorokan nya kering karena terus berteriak.

"Kau tau, bodyguard mu itu sudah ku bunuh" Kiel menatap Elina yang sudah tak berdaya.

"Hei, kau ingin tidur? Baiklah aku akan membuat mu tidur dengan nyenyak" Kiel mengeluarkan Revolver nya, lalu dengan senyum yang lebar ia menarik pelatuk revolver nya.

Dor!

Peluru meleset mengenai kepala Elina, darah mengalir dengan deras mengotori lantai.

"Cih" Kiel menulusuri ruang yang ia tempati sekarang, membiarkan mayat Elina di lantai yang dingin.

Di sisi lain lebih tepatnya Karl dan kedua sahabatnya mereka sedang membajak CCTV kota, dengan Carel yang duduk di depan komputer.

"Tunggu" Karl menghentikan Video CCTV, Carel dan Lio menatap Karl dengan bingung.

Karl memperbesar salah satu CCTV yang menghadap ke arah halte bis di sana terlihat kerumunan orang yang menunggu bis untuk mereka pulang ke rumah.

Karl memperbesar hingga terlihat lah seorang menggunakan hoodie hitam dengan tudung kepala yang sedikit terbuka memperlihatkan sebagian wajahnya yang tertutup anak rambut.

"Itu! " Seru Lio menatap komputer dengan wajah shock.

"Apa dugaan ku benar" Gumam Karl.

"Ayo" Karl bangkit, dan menuju ke kamarnya.

'Ini tidak mungkin kan, seharusnya masih lama lagi! ' batin Karl, ia mengambil kunci motornya dan menuju garasi.

Carel dan Lio menyusul Karl yang sudah sampai di bawah, mereka mengambil motor masing masing dan mengikuti Karl.

Di sisi Kiel ia saat ini sedang membersihkan sarung tangannya di dalam kamar mandi, setelah tadi ia hampir terkunci di ruang bawah tanah tadi.

Untungnya ia ingat jika pintu itu hanya bisa di buka dengan sidik jari Elina, mau tidak mau ia harus mengotori tangan nya.

"Huh" Kiel keluar ia menatap tangan yang tergeletak di lantai, tepat di bawah lukisan tempat awal ia masuk.

Kiel melangkah ke arah balkon kamar, begitu ia sampai di pembatas balkon tiba tiba pintu di dobrak dengan keras.

Kiel segera melompat ke arah pohon terdekat, ia duduk di dahan pohon dan memperhatikan beberapa bodyguard dan seorang pria yang ia lihat sebelum memasuki kamar Elina.

"E-elina" Ucapnya dengan suara bergetar, melihat tangan sang istri yang terpotong.

"Perketat penjagaan, aku tidak akan membiarkannya lolos begitu saja" Pria itu mendekati potongan tangan tersebut.

Tinggal beberapa langkah lagi, namun dirinya di buat mematung melihat tulisan yang ada di sebelah potongan tangan istrinya itu.

'C' huruf yang di tulis dengan darah dan tetesan darah yang berasal dari meja kerja sang istri.

"Wah, tak ku sangka ini sangat menarik! " Seru Kiel menatap wajah Pria itu yang terkejut.

"Hei, Tsukasa bisa kah kau diam. Aku tidak bisa fokus karena mu"

"Ou, maaf kan aku, kau sepertinya sangat menikmatinya" Ujar Tsukasa yang mengambil alih tubuh Kiel.

"Kapan lagi aku bisa melihat ini secara langsung. Ternyata melihat secara langsung itu lebih seru dari pada aku menonton di laptop" Ujar Kiel (Alan).

"Yah sepertinya kau tidak akan melihatnya lebih lama"

"Kita akan pergi sekarang, sebelum mereka menemukan kita" Kiel melompat dari satu pohon ke pohon lainnya, hingga ia keluar dari kawasan rumah besar itu.

Pria yang di ketahui bernama Kiandra itu melangkah mendekati meja kerja Elina, apakah mayat istrinya ada di sana?

Ia mencari mayat Elina ke setiap sudut kamar namun nihil ia tak menemukannya, hingga ia teringat jika masih ada ruangan lain di kamar ini.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

"Karl kita akan ke mana? " Tanya Lio.

Karl tidak menjawab ia terus mengendarai motornya hingga mereka sampai di jalan yang hanya terdapat hutan dan jurang di sebelah kirinya jalan.

Mereka berhenti ketika melihat jalan yang di tutup karena kecelakaan, mereka dapat melihat di depan ada polisi dan dua orang detektif.

"Wah, kenapa nih? " Tanya Lio, membuka helm nya.

"Lo gak liat berita? " Tanya Carel berjalan mendekati Karl yang masih duduk di atas motornya.

"Kenapa kita ke sini? " Tanya Carel menatap beberapa polisi yang sibuk dengan urusan mereka masing masing.

"Rel, emang ada berita apa? "

"Ada orang kecelakaan kemaren malam, tapi masih belum tau karena apa. Coba lu liat pembatas jalan itu"

"Kecelakaan pada umumnya gak bakal masuk jurang paling mobil mereka ke bakar doang. Kalau pendapat gue, mobilnya datang dari atas dengan kecepatan penuh, karena rem nya blong di terobos aja tu pembatas jalan"

"Gak, itu pembunuhan" Sela Karl.

"Kenapa lo bisa seyakin itu? " Tanya Lio menatap Karl bingung.

"Lihat itu" Karl menunjuk aspal yang terdapat bekas panjang, seperti goresan ban mobil dengan aspal yang datang dari arah mereka.

"Lah, plot twins yang sangat membagong kan. Eh tapi gue tiba tiba ingat film yang kita tonton bareng Kiel" Celetuk Lio membuat Karl membelalak kan matanya.

Karl memasang helm nya lalu melajukan motornya menjauh dari sana, semoga saja tebakan nya salah ia tidak mau hal itu kembali terjadi.

Tidak jangan, ia tidak mau. Jika benar itu terjadi, ia akan menyesal seumur hidupnya. Ini adalah kesempatannya yang terakhir.

'Aku mohon, semoga aku masih sempat' batin Karl, menambah kecepatan motornya.

Carel dan Lio berusaha untuk mengejar Karl yang berada jauh di depan mereka, mereka tidak mempedulikan umpatan dari beberapa pengendara.

Di sisi Kiel ia sekarang sedang bersembunyi dari mata mata, ia kira mata mata itu sudah tidak mengikuti ternyata tidak seperti yang di bayangkannya.

Tau begitu lebih baik ia tidak mengambil alih dan membiarkan Tsukasa mengendalikan tubuhnya, Kiel mendengus melihat mata mata itu masih stay di tempatnya.

Ia akan diam dan menunggu agar mata mata itu keluar, ah bagaimana jika ia memancing agar mata mata itu keluar.

Ia mengambil batu yang cukup besar dan melemparnya dengan kekuatan penuh, ia kemudian menunggu reaksi dari mata mata tersebut.

Seperti yang di harapkannya mata-mata itu memperlihatkan dirinya, hingga...

»»————><————««»»————><————««

Yahho~

Typo! Jangan lupa vote dan komen!!

See you(*´︶'*)♡Thanks!

The Twins Figuran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang