11

19.5K 1.7K 29
                                    

Kiel terbangun ia menatap sekelilingnya yg terlihat sepi, tatapannya tertuju pada tangannya yg diinfus.

'Ugh'

Kiel memegang kepalanya yg terasa pusing, tak berapa lama pusing tersebut hilang membuatnya menghela nafas lega.

Kiel menatap jam yg menunjukkan pukul 10.05, Kiel melamun pikirannya melayang entah kemana hingga ia tersadar oleh suara perutnya yg minta jatah.

'Oh, aku belum makan tadi' Kiel turun dari ranjang, ia mendorong tiang infus yg berada di sampingnya.

Baru saja ia membuka pintu kamar sudah ada tiga bodyguard yg menghadangnya.

"Maaf tuan muda, anda harus beristirahat" Ucap salah seorang dari mereka.

"Ee.. Aku lapar" Ucap Kiel membuat ketiga bodyguard tadi tersentak, mereka lupa meminta pelayan untuk membuatkan makanan.

"Anda bisa kembali, saya akan mengambilkan makanan dan obat anda" Ucap bodyguard yg bernama Tian.

Kiel mengangguk, ia kembali masuk ke dalam kamar menunggu bodyguard tadi, tubuhnya terasa lemas padahal hanya berjalan menuju pintu kamar.

Kiel duduk di ranjang ia menatap dinding kamarnya dengan pandangan kosong,ia sudah hampir dua bulan berada di dunia ini namun tidak ada yg menarik.

Kiel menguap sudut matanya berair karena menguap, ia merasa tubuhnya seperti jeli alis tak bertenaga untuk melakukan apapun.

"Haa" Ia menghela nafas sejenak merilekskan tubuhnya.

Tok! Tok!

Suara ketukan pintu tersebut membuatnya menoleh tak lama terdengar suara Tian di baliknya.

"Tuan muda, saya membawakan makanan anda"

"Masuklah" Jawab Kiel, setelah uty pintu terbuka memperlihatkan Tian yg membawa nampan yg terdapat bubur dan buah segar serta segelas air dan obat.

"Suapi aku" Pinta Kiel, Tian mengangguk mengerti dan mulai menyupkan bubur tadi yg di Terima dengan baik oleh Kiel.

Kiel menelan bubur tersebut, rasanya sedikit pahit? Tapi ia tetap menerima suapan yg di berikan Tian karena perutnya yg lapar.

Setelah kenyang Kiel meminum obat yg di berikan Tian, ia mengambil buah apel untuk meredakan rasa pahit di lidahnya. Tian tersenyum tipis ia membereskan peralatan yg di gunakan Kiel tadi.

"Saya keluar dulu, tuan muda" Kiel mengangguk, setelahnya Tian keluar dari kamarnya.

Kiel memilih untuk tidur setelah merasa bosan hanya menatap jam dinding yg tak ada artinya itu. Di dalam tidurnya Kiel hanya melihat semua berwarna hitam hingga tiba tiba sebuah cahaya menyilaukan mata membuatnya memejamkan mata.

Ketika ia membuka mata ia di suguhi pemandangan sebuah restauran yg terbakar dan suara orang orang yg memekakkan telinga, pandangannya tertuju pada seorang anak kecil yg duduk di meja kafe dengan syok hingga datanglah anak kecil lain yg menggendongnya.

'Siapa mereka? ' batinnya bertanya tanya, ia kemudian menatap seorang wanita paruh baya yg berlari menghampiri mereka.

"Karl? " Gumamnya begitu melihat wajah anak kecil yg familiar olehnya.

"Hey kalian, sebelah sini" Suara wanita itu membuyarkan lamunannya.

Mereka berbalik dan mengikuti wanita yg tidak ia ketahui itu, "itu aku dan Karl? " Ucapnya terkejut melihat hal tersebut.

Tiba tiba saja pemandangan tadi berubah dengan ruangan gelap yg penuh dengan darah, di sana terlihat dirinya seorang diri. Dimana Karl? Pikirnya.

"Hah, lihatlah putra bungsu mereka ini" Ucap wanita yg ia lihat di kafe tadi.

Di belakangnya ada seorang pria membawa cambuk, mata Kiel melebar melihat hal tersebut kepalanya terasa pusing tak lama memori memori tak mengenakkan memasuki kepalanya.

"..Iel"

"Kiel"

"KIEL!! " Seruan itu membangunkannya, ia melihat Karl menatapnya dengan wajah khawatir dan mata yg memerah.

Kiel terdiam Karl yg melihat itu duduk di samping Kiel di sana ada  Xavier dan Xander yg hanya melihat mereka.

Kiel duduk di bantu oleh Karl, Kiel menatap ke arah mereka tak lama setelahnya matanya melebar bayangan mimpi tadi membuatnya tanpa sadar menepis tangan Xavier.

Prang!!

Kiel menjauhkan tubuhnya dari Karl yg terlihat bingung, Xander yg menyadari hal itu segera menelpon Oliver dan kedua orang tua nya.

"Kiel" Karl mencoba mendekat namun Kiel kembali menjauh, membuat infus di tangannya terlepas kepalanya menggeleng mencoba mengusir memori tadi.

"Tidak, jangan.. " Kiel bergumam wajahnya yg pucat terlihat semakin pucat.

Karl yg melihat darah di tangan Kiel menjadi panik ia menatap Xavier yg mencoba menenangkan Kiel namun Kiel terlihat berontak, penampilan Kiel sudah kacau matanya yg sembab karena menangis rambutnya yg lepek karena keringat.

"Tenanglah Kiel"

"Tidak... Jangan pukul Iel"

"Hiks.. Maaf " Kiel terus memukul punggung Xavier hingga seragam yg di gunakan Xavier kotor terkena darah yg terus keluar dari punggung tangannya.

"Bang Kiel kenapa? " Karl menatap Xander meminta penjelasan. Ia bingung apa yg terjadi dengan Kiel setelah ia bangun dari koma dulu.

Brak

Pintu terbuka terlihat Oliver datang, ia berlari mendekati Xavier yg mencoba menenangkan Kiel. Oliver mengambil suntik dan menyuntikkannya ke lengan Kiel.

"Hiks.., jangan p-pukul" Setelahnya Kiel kembali tenang meski masih terisak pelan.

Xavier menidurkan Kiel, Oliver mengobati luka Kiel dengan taletan setelahnya ia menghampiri Xander dan Karl yg berada dalam pelukan Xander.

"Taruma lamanya muncul, apa kau tau apa pemicunya? " Tanya Oliver, Karl yg mendengar hal tersebut sontak menatap Xander meminta penjelasan.

"Tidak, setelah bangun dari tidurnya ia sudah seperti tadi" Jawab Xander, Oliver mengangguk mengerti ia melirik Karl yg berada dalam pelukan Xander sekilas.

Ia merasa iba dengan Karl, karena mereka harus merahasiakan ini. kalau tidak mungkin Karl akan menyalahkan dirinya setelah bangun dari koma nya dulu.

"Kiel" Gumam Karl yg masih di dengar oleh mereka.

Brak!

Pintu kembali terbuka dengan kasar di sana terlihat Alex dan Karla yg panik, mereka mendekati Oliver dengan langkah cepat terlihat wajah khawatir di sana.

"Apa yg terjadi" Karla menarik kerah baju Oliver dan menguncang tubuhnya meminta penjelasan.

"T-tunggu" Oliver berbicara terbata bata.

"Karla biarkan dia menjelaskan" Ucap Alex menjauhkan Karla dari Oliver yg mengatur nafas.

Alex menghela nafas kasar, ujung matanya tak sengaja menatap Karl yg berada dalam pelukan Xander. Ia kemudian melepaskan Karla yg mulai tenang dan mendekati Xander ia menggendong tubuh Karl yg terlihat bergetar.

"Shut.." Alex mengelus punggung Karl dengan lembut, ia menyembunyikan kepala Karl di ceruk lehernya membiarkan Karl menumpahkan semuanya.

"Traumanya muncul kembali, tidak ada pemicu mungkin itu terjadi karena mimpi atau semacamnya yg membuat traumanya muncul kembali" Jelas Oliver.

Alex menatap Kiel yg tertidur di sana ada Xavier yg membersihkan wajah Kiel dengan tisu, ia melirik Karl yg masih menangis sesegukan. Alex memberikan kode agar Oliver keluar Oliver yg melihat hal tersebut langsung keluar meninggalkan keluar tersebut.

»»————><————««»»————><————««
Yahho~

Typo!
See you (*´︶'*)♡Thanks!

The Twins Figuran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang