Begitu perban di buka dapat di lihat luka di pelipis Kiel yang sudah di jahit dan mata kanannya yang terpejam.
Mereka meringis melihat Luna Kiel yang masih basah, Oliver meneteskan obat merah di jahitan yang terdapat di luka Kiel setelahnya ia memberi kapas dan membalut luka Kiel di bantu seorang perawat.
"Kiel coba tutup matamu dan buka matamu secara perlahan" Ucap Oliver di angguki oleh Kiel.
Kiel mencoba membuka mata kirinya dengan perlahan lahan, matanya mulai terbuka sedikit demi sedikit.
"Hanya bisa di buka setengah ya, baiklah tahan sebentar" Oliver mengambil obat cair dan memindahkannya ke botol lain.
"Mendongak ke atas lalu buka sedikit mulut mu" Ciel mengikuti kata kata Oliver dengan baik.
Oliver meneteskan obat tadi, Kiel mengedipkan matanya beberapa kali lalu kembali melihat ke depan.
"Oke matamu tak perlu di perban lagi" Kiel mengangguk mengerti.
"Obat ini di teteskan setiap akan tidur kamu bisa minta bantuan Karl atau yang lain untuk meneteskannya" Oliver meletakkan obat tadi di laci nakas.
"Nanti malam juga? " Tanya Kiel.
"Tidak karena ini di gunakan tadi malam nanti tidak perlu di gunakan, pemakaiannya hanya satu kali sehari"
"Kalau begitu kami permisi" Setelah Oliver keluar mereka mendekati Kiel.
Kiel tersenyum kecil melihat wajah khawatir dari keluarga barunya.
"Kiel Daddy sudah memutuskan kamu akan homeschooling lagi seperti yang kamu inginkan" Mereka terkejut mendengar ucapan Alex terutama Karl.
"Tapi Dad-" Ucapan Karl terpotong oleh Kiel.
"Terimakasih Daddy" Kiel tersenyum tipis mendengar ucapan Alex.
'Baguslah, entah kenapa firasatku mengatakan jika aku masih bersekolah umum akan ada kejadian yang lebih buruk dari ini' Karl menatap Kiel yang tersenyum ke arah Alex.
Haa, jika Kiel sudah begitu lebih baik dia tidak protes lagi pula daddy nya tadi bilang itu kemauan Kiel sendiri.
"Nah kamu makan dulu ya" Sendy sudah siap dengan sesendok bubur di tangannya.
"No" Dia hanya terluka bukan sakit parah loh ya, eh tunggu.. Bukannya Karl bilang jika ia mempunyai penyakit? Lalu penyakit apa itu?
"Ayolah sayang, mommy sudah membuatkannya untuk mu loh. Di makan ya ya ya! " Ucap Karla namun itu tidak berfungsi pada Kiel yang tengah melamun.
Karla menyuapkan bubur tersebut Kiel yang masih asik melamun tanpa sadar membuka mulutnya dan menerima suapan karla, Karl di buat terkejut oleh sikap Kiel ia menatap mata Kiel yang memandang nya dengan tatapan kosong.
'Dia melamun? Hehe' dapat di lihat tanduk dan ekor imajer pada Karl yang sepertinya mempunyai niat jahat atau jahil?
"Bwah! " Karl menepuk bahu Kiel membuat anak itu terkejut sehingga mengeluarkan bubur yang berada di dalam mulutnya.
"Ugh uhuk uhuk" Karl memberikan air yang di terima dengan baik oleh Kiel.
"Kiel kamu baik baik saja? Karl lain kali tidak boleh begitu" Karla bertanya dengan nada lembut ke arahnya, lalu menatap Karl dengan sengit.
"Maaf" Ucap kan dengan nada bersalah tapi wajahnya tak menunjukkan kesalahan sama sekali.
"Huftt"
"Xander Xavier tolong ganti selimut Kiel dan kamu Karl bantu Kiel untuk mengganti bajunya"
"Baik" Jawab si kembar X.
"Oke, ayo Kiel kamu bisa berdiri kan? " Kiel turun dari ranjang di bantu oleh Karl, mereka menuju kamar mandi.
"Kiel masih lemas lebih baik Kiel di gendong" Ucap Xavier di angguki oleh Xander.
"Hm, ayo sini" Kiel menyamankan posisinya di gendongan Karl.
Karl menahan berat badan Kiel dengan sebelah tangan, tangan lainnya mendorong tiang infus. Karla mengambil baju ganti Kiel di lemari yang berada di kamar rawat Kiel.
"Mom baju Kiel tolong! " Seru Karl di dalam kamar mandi.
"Nih baju nya" Karl membuka sedikit pintu dan menerima baju yang di berikan Karla.
"Arl, Iel mau mandi" Kiel serasa ingin mandi melihat air, badannya juga terasa sangat lengket.
"Kamu di lap aja ya? Mandinya kalau udah sembuh aja ya" Karl berucap setelah melepaskan baju Kiel.
Jangan khawatir baju yang di gunakan Kiel tidak akan mengganggu infusnya kok, di lengannya ada tali jadi tinggal di buka aja ikatan nya, di belakangnya menggunakan kancing kalau di buka bajunya udah melorot ke bawah.
"Kamu pakai celana pendek kan? " Tanya Karl sebelum membuka celana yang di gunakan Kiel.
"Iya"
"Aku ambil air dulu kamu duduk di sini dulu" Karl mendudukkan Kiel pada bangku kecil yang biasanya di gunakan untuk anak kecil menggosok gigi di wastafel.
"Mom ada ember gak buat Kiel, dia mau mandi" Ucap Karl keluar dari kamar mandi.
"Kiel belum boleh mandi" Ucap Alex di angguki oleh mereka.
"Iya tau, Kiel mau di lap sama air aja tadi udah aku bilang gitu" Jawab Karl dengan kesal.
"Nih, jangan lama lama entar Kiel kedinginan" Karla mendorong punggung anaknya untuk kembali ke kamar mandi.
"Iya" Karl kembali masuk ke dalam dengan ember di tangannya.
"Sebentar aku ambil airnya dulu" Kiel mengangguk mengerti.
Karl mengelap tubuh Kiel dengan hati hati, Kiel sendiri ia hampir saja tertidur jika tidak di tahan oleh Karl.
15 menit kemudian mereka sudah selesai wajah Kiel terlihat lebih berseri, Karl sendiri terlihat sedikit lelah bagaimana tidak ia harus mengenakan baju Kiel sambil menahan tubuh kembarannya yang tertidur.
Lihatlah wajah damai Kiel yang tertidur ia bahkan tidak terganggu ketika Karl memasangkan baju untuknya.
"Tidurlah" Alex yang melihat wajah mengantuk Karl membawa anak itu ke dalam gendongannya.
"Daddy pulang dulu, kalian juga harus beristirahat" Mereka mengangguk, setelahnya Alex keluar dengan Karl yang sudah tertidur di gendongannya.
»»————><————««»»————><————««
Yahho~Segini dulu ya part ini aku buat sedikit santai sebelum memasuki konflik.
Typo!!
See you(*´︶'*)♡Thanks!
![](https://img.wattpad.com/cover/324480753-288-k753548.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins Figuran [END]
Teen Fiction[ BROTHERSHIP ] ❗ Remaja bernama Alan berumur 14 tahun ia adalah anak rumahan yang akan keluar jika ada kepentingan saja bahkan bisa di hitung dengan jari dalam setahun ia keluar rumah. Ketika sedang menonton film pada laptop di balkon kamar di tem...